1.
Masa kecil dan keluarga
Joko Widodo
lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 21 Juni 1961 dari pasangan Noto Mihardjo dan
Sujiatmi Notomiharjo dan merupakan anak sulung dan putra satu-satunya dari
empat bersaudara. Ia memiliki tiga orang adik perempuan bernama Iit Sriyantini,
Ida Yati dan Titik Relawati Sebelum berganti nama, Joko Widodo memiliki nama
kecil Mulyono. Ayahnya berasal dari Karanganyar, sementara kakek dan neneknya
berasal dari sebuh desa di Boyolali. Pendidikannya diawali dengan masuk SD
Negeri 111 Tirtoyoso yang dikenal sebagai sekolah untuk kalangan menengah ke
bawah.
Dengan
kesulitan hidup yang dialami, ia terpaksa berdagang, mengojek payung, dan jadi
kuli panggul untuk mencari sendiri keperluan sekolah dan uang jajan. Saat
anak-anak lain ke sekolah dengan sepeda, ia memilih untuk tetap berjalan kaki.
Mewarisi keahlian bertukang kayu dari ayahnya, ia mulai pekerjaan menggergaji
di umur 12 tahun. Penggusuran yang dialaminya sebanyak tiga kali di masa kecil
memengaruhi cara berpikirnya dan kepemimpinannya kelak setelah menjadi Wali
Kota Surakarta saat harus menertibkan permukiman warga.
Setelah
lulus SD, ia kemudian melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Surakarta. Ketika
ia lulus SMP, ia sempat ingin masuk ke SMA Negeri 1 Surakarta, namun gagal
sehingga pada akhirnya ia masuk ke SMA Negeri 6 Surakarta.
Jokowi
menikah dengan Iriana di Solo, tanggal 24 Desember 1986, dan memiliki 3 orang
anak, yaitu Gibran Rakabuming (1988), Kahiyang Ayu (1991), dan Kaesang Pangarep
(1995).
2.
Masa kuliah dan berwirausaha
Dengan
performa akademis yang dimiliki, ia diterima di Jurusan Kehutanan, Fakultas
Kehutanan Universitas Gajah Mada. Kesempatan ini dimanfaatkannya untuk belajar
struktur kayu, pemanfaatan, dan teknologinya. Ia berhasil menyelesaikan
pendidikannya dengan judul skripsi "Studi tentang Pola Konsumsi Kayu Lapis
pada Pemakaian Akhir di Kodya Surakarta". Setelah lulus pada 1985, ia
bekerja di BUMN PT Kertas Kraft Aceh, dan ditempatkan di area Hutan Pinus
Merkusii di Dataran Tinggi Gayo,Aceh Tengah. Namun ia merasa tidak betah dan
pulang menyusul istrinya yang sedang hamil tujuh bulan. Ia bertekad berbisnis
di bidang kayu dan bekerja di usaha milik Pakdenya, Miyono, di bawah bendera CV
Roda Jati. Pada tahun 1988, ia memberanikan diri membuka usaha sendiri dengan
nama CV Rakabu, yang diambil dari nama anak pertamanya. Usahanya sempat berjaya
dan juga naik turun karena tertipu pesanan yang akhirnya tidak dibayar. Namun
pada tahun 1990 ia bangkit kembali dengan pinjaman modal Rp 30 juta dari
Ibunya.
Usaha ini
membawanya bertemu Micl Romaknan, yang akhirnya memberinya panggilan yang
populer hingga kini, "Jokowi". Dengan kejujuran dan kerja kerasnya,
ia mendapat kepercayaan dan bisa berkeliling Eropa yang membuka matanya.
Pengaturan kota yang baik di Eropa menjadi inspirasinya untuk diterapkan di
Solo dan menginspirasinya untuk memasuki dunia politik. Ia ingin menerapkan
kepemimpinan manusiawi dan mewujudkan kota yang bersahabat untuk penghuninya.
3.
Wali Kota Surakarta
Pada pilkada
kota Solo pada tahun 2005, Jokowi diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan (PDI-P) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk maju sebagai calon
wali kota Surakarta. Ia berhasil memenangkan pemilihan tersebut dengan persentase
suara sebesar 36,62%. Setelah terpilih, dengan berbagai pengalaman di masa
muda, ia mengembangkan Solo yang sebelumnya buruk penataannya dan menghadapi
berbagai penolakan masyarakat untuk ditertibkan. Di bawah kepemimpinannya, Solo
mengalami perubahan dan menjadi kajian di universitas luar negeri.
Di bawah
kepemimpinannya, bus Batik Solo Trans diperkenalkan, berbagai kawasan seperti
Jalan Slamet Riyadi dan Ngarsopuro diremajakan, dan Solo menjadi tuan rumah
berbagai acara internasional. Selain itu,
Jokowi juga dikenal akan pendekatannya dalam merelokasi pedagang kaki lima yang
"memanusiakan manusia". Berkat pencapaiannya ini, pada tahun 2010 ia
terpilih lagi dengan suara melebihi 90%. Kemudian, pada tahun 2012, ia
dicalonkan oleh PDI-P sebagai calon Gubernur DKI Jakarta.
a.
Rebranding Solo
Branding untuk kota
Solo dilakukan dengan menyetujui slogan Kota Solo yaitu "Solo: The
Spirit of Java". Langkah yang dilakukannya cukup progresif untuk
ukuran kota-kota di Jawa: ia mampu merelokasi pedagang barang bekas di Taman
Banjarsari hampir tanpa gejolak untuk merevitalisasi fungsi lahan hijau
terbuka, memberi syarat pada investor untuk mau memikirkan kepentingan publik,
melakukan komunikasi langsung rutin dan terbuka (disiarkan oleh televisi lokal)
dengan masyarakat.
Rebranding ini turut
didukung dengan pengembangan citra kota Solo sebagai "kota budaya"
dan "kota batik". Pada tahun 2011, misalnya, Solo menjadi ibukota
batik Indonesia. Selain itu, sejak tahun 2008, kota Solo setiap tahunnya selalu
mengadakan Solo Batik Carnival. Di bawah kepemimpinan Jokowi pula kota
Solo dikembangkan sebagai kota MICE, yang merupakan singkatan dari meetings
(pertemuan), incentives (insentif), conferencing (konferensi),
dan exhibitions (pameran). Sebagai tindak lanjut branding, Jokowi
aktif melakukan pendekatan kepada para penanam modal, terutama pengembang
properti untuk menyediakan fasilitas konvensi dan hotel. Ia juga mengajukan
Surakarta untuk menjadi anggota Organisasi Kota-kota Warisan Dunia dan diterima
pada tahun 2006.
b.
Mendamaikan Keraton Surakarta
Pada tanggal 11 Juni 2004, Paku Buwono XII wafat tanpa
sempat menunjuk permaisuri maupun putera mahkota, sehingga terjadi pertentangan
antara kedua putranya, Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun Kanjeng Susuhunan
(SDISKS) Paku Buwono XIII dan Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Panembahan
Agung Tedjowulan. Selama tujuh tahun ada dua raja yang ditunjuk oleh kedua
pihak di dalam satu Keraton.
Jokowi akhirnya berperan menyatukan kembali perpecahan
ini setelah delapan bulan menemui satu per satu pihak keraton yang terlibat
dalam pertentangan. Pada tanggal 4 Juni 2012 akhirnya Ketua DPR Marzuki Alie
menyatakan berakhirnya konflik Keraton Surakarta yang didukung oleh pernyataan
kesediaan melepas gelar oleh Panembahan Agung Tedjowulan, serta kesiapan kedua
keluarga untuk melakukan rekonsiliasi.
c.
Pembenahan pedagang kaki lima
Program yang mencuatkan namanya selama menjadi Wali
Kota Solo adalah pembenahan pasar dan pedagang kaki lima. Salah satu contohnya
adalah pedagang kaki lima di Monumen 45 Banjarsari. Jokowi menggunakan
pendengkatan nguwonke wong atau memanusiakan manusia sehingga tidak
memaksa atau pun menggusur pedagang, sebaliknya mengedepankan dialog dan makan
siang bersama agar pedagang mulai berani menumpahkan keluhannya langsung.
Selain itu, dibuka pula jalur diskusi di mana saja, seperti di Balai Kota,
warung, wedangan, pinggir jalan, hingga di Loji Gandrung.
Setelah 54 kali sesi makan siang bersama selama 7
bulan, pedagang mulai luluh dan Pemerintah Kota Solo mengistimewakan para
pedagang yang bersedia pindah dengan membuatkan arak-arakan hingga ke tempat
baru.
d.
Konflik dengan Bibit Waluyo
Pada Juni 2011, Joko Widodo menolak pendirian mall di
lokasi bekas pabrik es Saripetojo untuk membatasi maraknya pasar modern dan
melindungi pasar tradisional. Kebijakan pendirian mal ini merupakan kebijakan
dari Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo, sehingga Bibit mengatakan Jokowi
"bodoh" karena menentang kebijakan gubernur. Pernyataan tersebut
memicu reaksi keras dari warga Solo, yang bahkan menolak kehadirannya di kota
Surakarta. Jokowi sendiri menanggapi dengan santai, dan menyatakan bahwa
"saya itu memang masih bodoh. Masih harus banyak belajar ke banyak orang".
e.
Pembenahan transportasi umum
Pada masa kepemimpinan Jokowi, Batik Solo Trans (atas)
dan Sepur Kluthuk Jaladara (bawah) diperkenalkan. Untuk urusan transportasi
umum, berbagai jenis angkutan telah direalisasikan, seperti Batik Solo Trans
yang merupakan bus yang beroperasi di dalam kota dan menghubungkan kota Solo
dengan Bandara Udara Internasional Adi Sumarno. Untuk mengintegrasi sistem
transportasi, pemerintah Solo dan Yogyakarta menandatangani Nota Kesepahaman
terkait penggunaan kartu pintar pada Kereta Api Prambanan Ekspress yang
menghubungkan kedua kota tersebut yang dapat digunakan pula pada Batik Solo
Trans dan Trans Jogya. Jokowi pada tahun 2009 juga meluncurkan kereta wisata
peninggalan Belanda yang disebut Sepur Kluthuk Jaladara.. Selain itu, pada 20 Februari
2011, bus tingkat Werkudara juga dioperasikan dan segera menjadi salah satu
ikon kota Solo. Pada Juli 2011, Jokowi meluncurkan Railbus Batara Kresna yang
melayani rute Sukoharjo-Surakarta. Railbus yang mulai dioperasikan pada
Agustus 2012 ini dibuat oleh PT. INKA.
f.
Hari bebas kendaraan bermotor
Pada tahun 2010, Jokowi menggagas hari bebas kendaraan
bermotor di sepanjang Jalan Slamet Riyadi setiap hari Minggu dari pukul 6
hingga 9 pagi, walaupun jalanan sudah didatangi pejalan kaki dari pukul 5 pagi.
Selain itu, pada hari Sabtu 31 Desember 2011 dan Minggu 1 Januari 2012, kota
Surakarta berhasil mengadakan malam bebas kendaraan bermotor pertama di
Indonesia.
g.
Pembenahan pendidikan dan kesehatan
Di Solo, Jokowi menetapkan program Pemeliharaan
Kesehatan Masyarakat Solo (PKMS) dan Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Solo
(BPMKS). Program PKMS menyediakan layanan kesehatan gratis untuk rakyat miskin
di Solo. Pemegang kartu PKMS terdiri dari dua kelas, yaitu "Gold" dan
"Silver". Kelas "Gold" diberikan untuk warga yang
benar-benar miskin (sehingga semua biaya kesehatannya ditanggung pemerintah),
sementara warga kota yang belum mempunyai jaminan kesehatan mendapatkan kelas
"Silver". Sementara itu, kartu BPMKS diberikan kepada siswa SD dan
SMP di Solo yang miskin agar dapat mengenyam pendidikan tanpa dipungut biaya
(baik iuran bulanan maupun biaya operasional) di sekolah negeri atau swasta.
Terdapat tiga jenis kartu, yaitu "Platinum", "Gold", dan
"Silver". Kartu Platinum diberikan untuk siswa yang bersekolah di sekolah
plus (sekolah gratis dari program pendidikan di Solo), sementara kartu Gold
diberikan kepada warga miskin dan kartu Silver untuk warga mampu. Pemegang
kartu Platinum dibebaskan dari iuran bulanan, uang gedung, dan biaya pribadi
seperti tas, sepatu, buku, sementara pemegang kartu Gold dibebaskan dari biaya
operasional dan pemegang kartu Silver diperlakukan seperti pemegang kartu Gold.
Namun, pembebasan biaya tidak berlaku untuk siswa SMA dan SMK, walaupun mereka
akan disubsidi sebesar 50%.
h.
Solo Techno Park dan Esemka
Pada masa kepemimpinan Jokowi, pembangunan Solo Techno
Park diselesaikan. Kompleks yang dibangun di wilayah seluas 7,1 hektare di Jebres
ini dimaksudkan sebagai tempat produksi dan pelatihan teknik. Pada tahun 2012,
Jokowi menjadikan Esemka (yang merupakan mobil rakitan siswa-siswa Sekolah
Menengah Kejuruan) sebagai mobil dinas resmi Jokowi. Inisiatif Jokowi membuat
Esemka mendapat perhatian media nasional. Solo Techno Park sendiri akan
dijadikan sebagai pusat produksi massal mobil Esemka. Namun, mobil ini tidak
lolos uji kelayakan nasional, sehingga proyek tersebut mangkrak dan lembaga
Solo Techno Park pada tahun 2014 memproduksi mesin cetak digital.
i.
Peninggalan lain
·
Pada 13 April 2008, Jokowi mendirikan tempat wisata
kuliner malam di Solo yang disebut Galabo (Gladag Langen Bogan).
·
Taman Balekambang yang sebelumnya terbengkalai juga
diubah menjadi taman botani kecil yang dilengkapi dengan fasilitas Wi-Fi.
·
Terminal Bus Tirtonadi diremajakan, sementara Taman
Tirtonadi di dekatnya dijadikan ruang terbuka.
·
Jokowi juga membangun dan meremajakan beberapa pasar,
seperti Pasar Windujenar pada tahun 2010 dan Pasar Burung Depok. Pasar
Windujenar terletak tepat di kawasan Ngarsopuro yang turut disulap menjadi
artistik dan dilengkapi dengan ruang terbuka untuk masyarakat. Kawasan ini
kemudian terhubung dengan Jalan Slamet Riyadi yang dipercantik dengan
keberadaan taman dan fasilitas internet gratis.
·
Jokowi juga melancarkan penataan koridor city walk
di kawasan Kapten Mulyadi dan Mayor Kusmanto yang turut dilengkapi dengan
fasilitas untuk pejalan kaki dan taman kota.
·
Di bawah kepemimpinan Jokowi, pemkot Surakarta
mendukung pengadaan toilet umum, hingga kota Solo terpilih menjadi tuan rumah
World Toilet Summit ke-13 pada tahun 2013.
·
Toilet umum dibangun di beberapa tempat wisata seperti
di Slamet Riyadi, Gladag Langen Bogan, dan Kampung Batik Laweyan, dengan dana
dari pemkot dan perusahaan swasta yang mewujudkan tanggung jawab sosial
perusahaan.
·
Menurut Rushda Majeed dalam studi kasusnya mengenai kota
Solo, Jokowi telah memperbaiki kondisi permukiman kumuh, meningkatkan layanan
kesehatan, dan mereformasi pemerintahan untuk meningkatkan efisiensi. Ia juga
membuka proses keuangan untuk umum dan menyediakan one-stop service bagi
mereka yang hendak membuat izin bisnis atau izin-izin lainnya.
4.
Gubernur DKI Jakarta
Jokowi diminta secara pribadi oleh Jusuf Kalla untuk
mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta pada Pilgub DKI Tahun 2012.
Karena merupakan kader PDI Perjuangan, maka Jusuf Kalla meminta dukungan dari
Megawati Soekarnoputri, yang awalnya terlihat masih ragu. Sementara itu Prabowo
Subianto juga melobi PDI Perjuangan agar bersedia mendukung Jokowi sebagai
calon gubernur karena membutuhkan 9 kursi lagi untuk bisa mengajukan Calon
Gubernur. Pada saat itu, PDI Perjuangan hampir memilih untuk mendukung Fauzi
Bowo dan Jokowi sendiri hampir menolak dicalonkan. Sebagai wakilnya, Basuki T
Purnama yang saat itu menjadi anggota DPR dicalonkan mendampingi Jokowi dengan
pindah ke Gerindra karena Golkar telah sepakat mendukung Alex Noerdin sebagai
Calon Gubernur.
Pasangan ini awalnya tidak diunggulkan. Hal ini
terlihat dari klaim calon petahana yang diperkuat oleh Lingkaran Survei
Indonesia bahwa pasangan Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli akan memenangkan pilkada
dalam satu putaran. Selain itu, PKS yang meraup lebih dari 42 persen suara
untuk Adang Daradjatun di pilkada 2007 juga mengusung Hidayat Nur Wahid yang
sudah dikenal rakyat sebagai Ketua MPR RI periode 2004-2009. Dibandingkan
dengan partai lainnya, PDIP dan Gerindra hanya mendapat masing-masing hanya 11
dan 6 kursi dari total 94 kursi, jika dibandingkan dengan 32 kursi milik Partai
Demokrat untuk Fauzi Bowo, serta 18 Kursi milik PKS untuk Hidayat Nur Wahid.
Namun LP3ES sudah memprediksi bahwa Jokowi dan Fauzi
Bowo akan bertemu di putaran dua.
Hitung cepat yang dilakukan sejumlah lembaga survei
pada hari pemilihan, 11 Juli 2012 dan sehari setelah itu, memperlihatkan Jokowi
memimpin, dengan Fauzi Bowo di posisi kedua. Pasangan ini berbalik diunggulkan
memenangi pemilukada DKI 2012 karena kedekatan Jokowi dengan Hidayat Nur Wahid
saat pilkada Wali Kota Solo 2010 serta pendukung Faisal Basri dan Alex Noerdin
dari hasil survei cenderung beralih kepadanya.
Ia akan menjabat selama lima tahun dan berakhir pada
tahun 2017. Selama menjabat sebagai gubernur, ia melancarkan berbagai program
seperti Kartu Jakarta Sehat, Kartu Jakarta Pintar, Lelang Jabatan, pembangunan Angkutan
Massal Cepat (MRT) dan Monorel, pengembalian fungsi waduk dan sungai, serta
penyediaan ruang terbuka hijau.
Jokowi berusaha menghubungi dan mengunjungi seluruh
calon, termasuk Fauzi Bowo, namun hanya berhasil bersilaturahmi dengan Hidayat
Nur Wahid dan memunculkan spekulasi adanya koalisi di putaran kedua.
Setelahnya, Fauzi Bowo juga bertemu dengan Hidayat Nur Wahid.
Namun keadaan berbalik setelah partai-partai pendukung
calon lainnya di putaran pertama malah menyatakan dukungan kepada Fauzi Bowo.
Hubungan Jokowi dengan PKS juga memburuk dengan adanya tudingan bahwa tim
sukses Jokowi memunculkan isu mahar politik Rp50 miliar. PKS meminta isu ini
dihentikan, sementara tim sukses Jokowi menolak tudingan menyebutkan angka
imbalan tersebut. Kondisi kehilangan potensi dukungan dari partai-partai besar
diklaim Jokowi sebagai fenomena "Koalisi Rakyat melawan Koalisi
Partai". Klaim ini dibantah pihak Partai Demokrat karena PDI Perjuangan
dan Gerindra tetap merupakan partai politik yang mendukung Jokowi, tidak
seperti Faisal Basri dan Hendrardji yang merupakan calon independen. Jokowi
akhirnya mendapat dukungan dari tokoh-tokoh penting seperti Misbakhun dari PKS,
Jusuf Kalla dari Partai Golkar, Indra J Piliang dari Partai Golkar, serta Romo
Heri yang merupakan adik ipar Fauzi Bowo.
Pertarungan politik juga merambah ke dunia media
sosial dengan peluncuran Jasmev, pembentukan media center, serta
pemanfaatan media baru dalam kampanye politik seperti Youtube. Pihak Fauzi Bowo
menyatakan juga ikut turun ke media sosial, namun mengakui kelebihan tim sukses
dan pendukung Jokowi di kanal ini.
Putaran kedua juga diwarnai berbagai tudingan kampanye
hitam, yang antara lain berkisar dalam isu SARA, isu kebakaran yang disengaja,
korupsi, dan politik transaksional.
Menjelang putaran kedua, berbagai survei kembali
bermunculan yang memprediksi kemenangan Jokowi, antara lain 36,74% melawan
29,47% oleh SSSG, 72,48% melawan 27,52% oleh INES, 45,13% melawan 37,53% dalam
survei elektabilitas oleh IndoBarometer, dan 45,6% melawan 44,7% oleh Lembaga
Survei Indonesia.
Setelah pemungutan suara putaran kedua, hasil
penghitungan cepat Lembaga Survei Indonesia memperlihatkan pasangan Jokowi -
Ahok sebagai pemenang dengan 53,81%. Sementara rivalnya, Fauzi Bowo – Nahrowi
Ramli mendapat 46,19%. Hasil serupa juga diperoleh oleh Quick Count
IndoBarometer 54.24% melawan 45.76%, dan lima stasiun TV. Perkiraan sementara
oleh metode Quick Count diperkuat oleh Real Count PDI Perjuangan dengan hasil
54,02% melawan 45,98%, Cyrus Network sebesar 54,72% melawan 45,25%. Dan
akhirnya pada 29 September 2012, KPUD DKI Jakarta menetapkan pasangan Jokowi -
Ahok sebagai gubernur dan wakil gubernur DKI yang baru untuk masa bakti
2012-2017 menggantikan Fauzi Bowo - Prijanto.
Sebelum dan sesudah Jokowi menjadi Gubernur DKI
Jakarta, ia berjanji bahwa ia akan menambah 1000 unit bus Transjakarta, lalu ia
bisa dihubungi wartawan 24 jam, bahwa ia akan bekerja 1 jam di kantor dan
sisanya tinjau pelayanan publik. Ia juga berkata bahwa dirinya tidak akan
menggusur Pedagang Kaki Lima (PKL), dan juga akan membangun kampung susun yang
bukan apartemen; lalu ia akan memperbaiki sistem pendidikan dan kesehatan,
memberikan penghargaan ke semua ketua RT dan RW, dan ia juga menjanjikan akan
menambah ruang publik bagi remaja DKI. Pada saat terpilih menjadi Gubernur DKI
Jakarta, permasalahan mulai berdatangan, dan semenjak musim hujan melanda
Jakarta dan masalah macet tidak usai, publik DKI mulai pesimis dan meragukan
kemampuan Jokowi dalam mengatasi masalah ibukota.
Setelah resmi menang di perhitungan suara, Jokowi
masih diterpa isu upaya menghalangi pengunduran dirinya oleh DPRD Surakarta,
namun dibantah oleh DPRD. Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi juga menyatakan
akan turun tangan jika masalah ini terjadi, karena pengangkatan Jokowi sebagai
Gubernur DKI Jakarta tidak dianggap melanggar aturan mana pun jika pada saat
mendaftar sebagai Calon Gubernur sudah menyatakan siap mengundurkan diri dari
jabatan sebelumnya jika terpilih, dan benar-benar mengundurkan diri setelah
terpilih. Namun setelahnya, DPR merencanakan perubahan terhadap Undang-Undang
No 34 tahun 2004, sehingga setalah Jokowi, kepala daerah yang mencalonkan diri
di daerah lain, harus terlebih dahulu mengundurkan diri dari jabatannya pada
saat mendaftarkan diri sebagai calon.tas alasan administrasi terkait
pengunduran diri sebagai Wali Kota Surakarta dan masa jabatan Fauzi Bowo yang
belum berakhir, pelantikan Jokowi tertunda dari jadwal awal 7 Oktober 2012
menjadi 15 Oktober 2012. Acara pelantikan diwarnai perdebatan mengenai biaya
karena adanya pernyataan Jokowi yang menginginkan biaya pelantikan yang
sederhana. DPRD kemudian menurunkan biaya pelantikan menjadi Rp 550 juta, dari
awalnya dianggarkan Rp 1,05Miliar dalam Perubahan ABPD. Acara pelantikan juga
diramaikan oleh pedagang kaki lima yang menggratiskan dagangannya. Sehari usai
pelantikan, Jokowi langsung dijadwalkan melakukan kunjungan ke masyarakat.
Sebelum Jokowi, pengelolaan air minum dilakukan oleh
dua operator utama, Aetra (PT Thames PAM Jaya) dan Palyja (PT PAM Lyonnaise
Jaya). PT Aetra Air Jakarta mengelola, mengoperasikan, memelihara sistem
penyediaan air bersih, dan melakukan investasi di wilayah timur Jakarta,
sementara Palyja di bagian barat Jakarta. Karena dianggap tidak mampu
menyediakan pelayanan yang prima, maka Jokowi dan Ahok sejak awal sudah
mengincar pengambilalihan pengelolaan air minum Jakarta agar lebih mudah
diawasi dan dikontrol, namun niat ini terganjal penalti yang harus dibayar oleh
pemerintah Pemprov jika memutus kontrak di tengah jalan. Maka usaha tersebut
dilakukan dengan cara lain yaitu dengan membeli saham kedua perusahaan tersebut
melalui dua BUMD milik Pemerintah Provinsi, yaitu PT Pembangunan Jaya dan PT
Jakarta Propertindo (Jakpro).
Pada tanggal 10 April 2014, Jokowi menyatakan bahwa
telah ditemukan titik terang pengambilalihan ini, karena pemerintah provinsi
telah menemukan kata sepakat dalam menguasai kembali pengelolaan air minum.
Kedua pihak merasa memiliki tujuan sama agar tidak terjadi privatisasi sumber
daya air, hanya caranya saja yang berbeda.
b.
Peningkatan upah minimum propinsi
Pada 24 Oktober 2012, terjadi unjuk rasa di Balaikota
yang dilakukan sekumpulan buruh dari Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh
Indonesia. Awalnya buruh menuntut kenaikan UMP menjadi Rp 2,79 juta, yang
ditanggapi ajakan dialog oleh Basuki Tjahaja Purnama dengan perwakilan buruh.
Akhirnya disepakati penggunaan angka survei Kecukupan Hidup Layak bulan
terakhir, dari sebelumnya yang dirata-rata dari data Februari 2012 hingga
Oktober 2012, serta berbagai poin lainnya sehingga menjadi 13 kesepakatan. Jokowi
kemudian menyerahkan penghitungan UMP yang layak kepada Dewan Pengupahan yang
awalnya memunculkan rekomendasi angka Rp1,9 juta. Namun sidang ini diganggu
oleh tindakan buruh yang memanggil kembali perwakilannya, sehingga angka ini
baru mewakili kepentingan pengusaha. Akhirnya disepakati oleh berbagai pihak
bahwa Upah Minimum Provinsi sebesar Rp 2,2 juta yang kemudian ditetapkan oleh
Dewan Pengupahan.
Jokowi melakukan berbagai konsultasi, termasuk dengan Menakertrans
Muhaimin Iskandar, Gubernur Banten dan Gubernur Jawa Barat untuk menentukan UMP
yang tepat bagi buruh di DKI Jakarta agar tidak mengalami ketimpangan dengan
daerah penyangga, namun masih layak untuk dinikmati pekerja.
c.
Pembenahan Tranportasi umum
·
Pada tanggal 10 Oktober 2013, Jokowi meresmikan
pembangunan Angkutan Massal Cepat (MRT) yang sebelumnya sempat tertunda selama
bertahun-tahun.
·
Kemudian, pada tanggal 16 Oktober 2013, Jokowi juga
meresmikan pembangunan jalur hijau Monorel sepanjang sebelas kilometer.
·
November 2013, Pemerintah Daerah DKI Jakarta berencana
akan mengadakan seribu bus untuk jalur Transjakarta.
·
Untuk memperbaiki kualitas pelayanan dan armada
Transjakarta, maka mulai 30 Desember 2013, PT Transjakarta secara resmi
disahkan. Transjakarta diharapkan mampu bekerja lebih efisien, lincah, dan
fleksibel, termasuk saat pengadaan armada.
·
Pengangkutan Penumpang Djakarta atau PPD adalah BUMN
berbentuk Perusahaan Umum yang berada di bawah Kementrian Negara BUMN. Karena
dianggap memiliki banyak aset dan armada yang menguntungkan pengelolaan
transportasi, maka Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengajukan pengambilalihan
PPD, dengan salah satu syaratnya adalah pelunasan hutang PPD yang cukup besar,
Rp 170 Miliar. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mulai memperketat aturan
mengenai fasilitas keselamatan minimal yang dimiliki, antara lain rem, bodi
keropos, speedometer, lampu, dan kaca jendela. Jika tidak bisa
menunjukkan fasilitas tersebut, maka bus sedang tersebut dikandangkan.
·
Pada tanggal 24 Februari 2014, Jokowi meluncurkan bus
pariwisata Jakarta. Bus tingkat dengan kapasitas 60 penumpang ini dapat
dinikmati secara gratis dan dimaksudkan untuk meningkatkan daya tarik Jakarta
kepada wisatawan. Bus ini beroperasi setiap hari dari pukul 09.00 hingga pukul
19.00 dengan rute dari Pasar Baru hingga Bunderan Hotel Indonesia.
·
Proyek enam ruas jalan tol diwariskan sejak zaman
Sutiyoso dan Fauzi Bowo, namun baru mencapai peresmian kesepakatan antara pihak
swasta dengan Kementrian Pekerjaan Umum sesaat sebelum Fauzi Bowo mengakhiri
masa jabatannya, serta sudah ditentukan pemenang tendernya. Sehingga walaupun
ditentang banyak warga, dan Jokowi pernah menentang proyek ini, namun ia tidak
memiliki kewenangan untuk membatalkannya.
d.
Reformasi birokrasi
Selama dua tahun menjabat, Jokowi melakukan banyak
sekali pengubahan posisi birkorat. Di antaranya lurah dan camat melalui lelang
jabatan, serta wali kota, kepala suku dinas dan dinas melalui pemberhentian dan
penunjukan.
Pada April hingga Juni 2013, Jokowi menciptakan sistem
baru dalam penempatan birokrasi, yaitu lelang jabatan. Dalam sistem ini, setiap
PNS diberi kesempatan yang sama untuk menduduki posisi yang diinginkannya
dengan memenuhi kualifikasi dan mengikuti tes. Hasil tes diumumkan secara
transparan dan pemerintah provinsi menempatkan PNS tersebut sesuai prestasi dan
kualifikasinya.
Salah satu lurah yang terpilih dalam proses lelang
jabatan adalah Susan Jasmine Zulkifli. Ia terpilih untuk menjabat di wilayah Lenteng
Agung. Namun, penunjukkan lurah Susan menuai protes dari beberapa orang karena
lurah Susan beragama Kristen, yang dianggap tidak sesuai dengan sebagian besar
warga Lenteng Agung yang beragama Islam.
Jokowi tercatat mengganti para kepala dinas di
Jakarta. Yang paling disorot antara lain Udar Pristono, Kepala Dinas
Perhubungan DKI, Taufik Yudi Mulyanto, Kepala Dinas Pendidikan DKI, dan Unu
Nurdin Kepala Dinas Kebersihan DKI. Ketiganya ditempatkan ke posisi baru dalam
Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan (TGUP2), bersama dengan empat orang
lainnya.
e.
Perbaikan Banjir Tahunan Jakarta
Mewarisi kota yang dilewati banyak sekali sungai dan
posisi beberapa wilayah yang lebih rendah dari permukaan laut, Jokowi dituntut
bisa mengurangi bahkan menghilangkan banjir dari Jakarta. Sepanjang tahun 2013,
proyek-proyek normalisasi dalam rangkaian JEDI (Jakarta Emergency Dredging
Innitiative) dilakukan intensif. Yang paling dikenal adalah pengembalian fungsi
Waduk Pluit, Waduk Ria Rio, dan Kali Pesanggrahan. Usaha ini menuai banyak
pujian, bahkan dari luar negeri. Dengan normalisasi ini, diakui oleh BPBD bahwa
banjir 2014 lebih baik dibanding tahun sebelumnya. Durasi banjir memang lebih
lama karena puncak musim hujan yang lebih panjang, namun luas genangan
berkurang.
Untuk mengalihkan jalur hujan yang melewati Jakarta,
Pemprov DKI Jakarta bekerjasama dengan BNPB, TNI Angkatan Udara, dan BPPT
melalui penaburan garam NaCl agar hujan turun jauh dari Jakarta. Pada tahun
2013 proyek ini cukup berhasil mengurangi curah hujan,
Melalui paket Jakarta emergency Dredging Intiative
(JEDI), Pemerintah Provinisi DKI Jakarta bekerjasama dengan Kementerian
Pekerjaan Umum dan Bank Dunia melakukan perawatan atas sistem saluran air di
Jakarta yang berhubungan dengan kondisi banjir di Jakarta dengan total dana US$
135.500.000. Program ini sempat memanas karena Basuki Tjahajapurnama memprotes
lambannya program yang dirancang oleh Bank Dunia sehingga menuntut eksekusi
lebih cepat. Jika Bank Dunia tidak bersedia, ia mempersilakan Bank Dunia
menarik bantuannya. Permintaan ini dipenuhi oleh Bank Dunia. Kali dan waduk
yang menjadi target pembenahan melalui program JEDI antara lain Banjir Kanal
Barat, Cakung Drain, Cengkareng Drain, Kali Angke, Kali Cideng, Kali Kamal,
Kali Sunter, Kali Tanjungan, Kali Krukut-Kali Cideng-Tanah Sereal, Kali
Jelakeng-Kali Pakin-Kali Besar, Kali Ciliwung Gunung Sahari, Sodetan Sentiong
Sunter, Kali Grogol – Sekretaris, Waduk Pluit, Waduk Melati, Waduk Sunter
Utara, Waduk Sunter Selatan, dan Waduk Sunter Timur III, Situ Mangga Bolong,
Situ Babakan, Situ Rawa Dongkal dan Situ Cipondoh.
Dengan segala ketelambatan pengesahan anggaran oleh
DPR, tetapi banyak masyarakat yang cukup puas dengan hasil kerja Jokowi – ahok.
f. Pembenahan
permukiman
Program yang
cukup menonjol dari Jokowi adalah kampung deret. Program ini memberi kesempatan
kepada warga yang ingin memperbaiki kondisi rumahnya yang tidak layak dengan
syarat harus memiliki bukti kepemilikan tanah yang jelas. Daerah yang mendapat
bantuan Kampung Deret yang sering mendapat sorotan antara lain Tanah Tinggi,
Cipinang Besar Selatan, Petogogan, Semper Barat, dan Tambora. Pada 2013 lalu,
pembangunan Kampung Deret dilakukan di 26 titik. Sementara pada tahun 2014,
ditargetkan 70 Kampung Deret baru itu akan dimulai pada awal Juni 2014.
Rumah susun
menjadi solusi utama untuk relokasi dalam jumlah besar. Selama Banjir Jakarta
2013, Warga Waduk Pluit, Waduk Ria Rio, dan Kali Pakin, misalnya, direlokasi
antara lain ke Rumah Susun Pinus Elok, Rumah Susun Marunda, Rumah Susun
Tambora, dan lainnya. Sementara pada tahun 2014, ditargetkan 100 rumah susun
baru tahan gempa untuk menampung relokasi lainnya.
Selain
membangun sendiri, Pemprov DKI Jakarta juga menerima hibah dari berbagai
Kementrian dengan syarat mau memperbaikinya.
Setelah
banjir Jakarta 2013, diketahui bahwa waduk di Jakarta kesulitan menampung air
karena pendangkalan dan pendudukan warga. Pemprov DKI kemudian melakukan
relokasi secara bertahap terhadap warga yang antara lain menempati lahan waduk
Pluit dan Ria Rio. Setelah melalui berbagai bujukan, termasuk di antaranya
makan bersama Gubernur, akhirnya warga bersedia dipindah sehingga waduk bisa
dikeruk untuk menghadapi musim banjir 2014.
g.
Pembenahan pendidikan dan kesehatan
Program pertamanya yang langsung mendapat apresiasi
adalah Kartu Jakarta Sehat, yang bertujuan mereformasi jaminan kesehatan di
Jakarta. Sebelumnya, masyarakat miskin harus mengurus banyak surat dan rujukan
dengan birokrasi berbelit sebelum bisa mendapat keringanan biaya kesehatan.
Dengan Kartu Jakarta Sehat, masyarakat bisa langsung mendapat layanan gratis di
Puskesmas dan dirujuk ke Rumah Sakit tertentu jika memerlukan perawatan lebih
lanjut. Program ini ditangani oleh Askes sebagai Badan Pengelola Jaminan Sosial
(BPJS) yang telah resmi ditunjuk oleh Undang-Undang.
Dalam bidang pendidikan, Jokowi meluncurkan Kartu
Jakarta Pintar sejak awal masa jabatannya, tepatnya 1 Desember 2012. Peluncuran
perdana Kartu Jakarta Pintar dilakukan di SMA Yappenda, Tanjung Priok, Jakarta
Utara dan diluncurkan secara resmi oleh Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo
(Jokowi).
Kartu ini membantu biaya pendidikan bagi anak-anak
yang tidak mampu di Jakarta, dengan syarat tidak boleh digunakan untuk hal
konsumtif.
h.
Pembangunan RSUD Pasar Minggu
Guna mengantisipasi pengguna KJS dan BPJS yang membuat
antrian panjang di berbagai rumah sakit di Jakarta, Jokowi memulai pembangunan
Rumah Sakut Umum Daerah di Pasar Minggu. Rumah sakit ini berkapasitas 400
tempat tidur. Delapan puluh persen bisa dimanfaatkan oleh pengguna Kartu
Jakarta Sehat. Rumah Sakit ini akan berfokus kepada usaha perawatan penderita
kanker, pasien anak, dan lansia. Untuk itu, akan disiapkan 20 unit neonatal
intensive care unit (NICU) untuk bayi dan 20 unit pediatric intensive care unit
(PICU).
i.
Peresmian Rumah Sakit Pekerja
Untuk
mendukung pelayanan kesehatan para pekerja di sekitar Kawasan Berikat
Nusantara, dibangun rumah sakit umum yang dikhususkan bagi para pekerja. Rumah
sakit ini diresmikan SBY bersama Jokowi, Menteri BUMN Dahlan Iksan, Menkes Nafsiah
Mboi, Menakertrans Muhaimin Iskandar dan Presiden Direktur Kawasan Berikat
Nusantara Sattar Taba, pada tanggal 8 April 2014. Rumah sakit ini berkapasitas
9.000 meter persegi, terdiri atas 8 lantai, dan jumlah tempat tidur yang
tersedia 184 tempat tidur. Fasilitas yang disediakan antara lain pelayanan medik,
pelayanan penunjang medik, mulai dari rawat jalan, unit gawat darurat, unit
rawat intensif, bedah sentral, ruang radiologi, ruang CSSD, laboratorium,
poliklinik, medical check up, fisiotherapy, dan kamar jenazah. Rumah sakit ini
dibangun dengan dana CSR BUMN dan Pemerintah DKI Jakarta memiliki 26% saham di
rumah sakit ini.
j.
Jakarta sebagai Kota Festival
Jokowi berharap bisa menjadikan brand Jakarta sebagai
kota festival. Karena itu berbagai perayaan dan festival dirayakan di Kota
Jakarta, bahkan hingga menutup jalanan dari kendaraan bermotor selama satu hari
penuh. Total sebanyak 97 festival diadakan selama 2013 di Jakarta.
k.
Jakarta Night Festival
Mulai tahun baru 2013 dan 2014, dengan konsep
menjadikan Jakarta sebagai kota festival, Jokowi meluncurkan Jakarta Night
Festival. Dalam perayaan tahun baru ini jalan utama di Jakarta ditutup total
dari kendaraan bermotor dan disediakan berbagai panggung kesenian, pertunjukan,
serta kesenian tradisional. Model ini kemudian ditiru oleh kota-kota besar
lainnya, seperti Bandung, surabaya dan Yogyakarta.
l.
Pesta rakyat
Pada Juni 2013, Jokowi mencoba mengembalikan fungsi Pekan
Raya Jakarta (PRJ) sebagai pesta rakyat dengan mengadakan beberapa festival di
pelataran Monas, seperti Festival Kampung Jakarta pada 15-16 Juni 2013. PRJ
dianggap sudah melenceng dari niatan awalnya karena cenderung dikunjungi oleh
golongan menengah ke atas. Media menjuluki upaya Jokowi ini sebagai "PRJ
tandingan". Namun, Basuki Tjahaja Purnama menampik hal tersebut dan
menyatakan bahwa pesta rakyat bukan dimaksudkan untuk menyaingi PRJ.
m.
Festival Keraton Sedunia
Pada tanggal 5-8 Desember 2013, Pemerintah Provinsi
DKI Jakarta dan Forum Silaturahmi Keraton Nusantara menggelar Pergelaran Agung
Keraton Sedunia, 5-8 Desember. Acara ini menampilkan parade berbagai kostum dan
kendaraan dari berbagai keraton dan kerajaan berbagai penjuru dunia, termasuk
Brunei Darussalam. Menurut rencana, acara tersebut diikuti 165 keraton
Nusantara dan 10 utusan kerajaan mancanegara serta dimeriahkan oleh parade kereta
kencana dan dihibur 1.000 atraksi seniman.
n.
Pembenahan tata kota
Beratnya permasalahan Jakarta dimulai dari masalah
tata ruang yang tidak dipedulikan selama puluhan tahun. Diawali dengan
pengesahan RDTR, pembenahan pengurusan IMB, dan pengelolaan ruang terbuka
hijau, dan pembenahan pasar dan pedagang kaki lima, Jokowi mulai membenahi
masalah mendasar di Jakarta.
o.
Pengesahan rencana detail tata ruang
DKI Jakarta sebenarnya telah disusun sejak masa Fauzi
Bowo, namun pengesahannya terhambat. Salah satu masalahnya adalah sosialisasi
ke masyarakat belum dilakukan. Karena itu, Basuki Tjahajapurnama menuntut RDTR
dibagikan kepada masyarakat melalui kelurahan setempat agar bisa mendapat
masukan bersama. Para akademisi dan LSM juga diundang untuk ikut memberi pandangan
masing-masing mengenai RDTR tersebut.
Pada tanggal 11 Desember 2013, RDTR dan Peraturan
Zonasi DKI Jakarta disahkan dan berlaku hingga 2030. Salah satu anggota DPRD
dari PPP, Maman Fiermansyah, sempat melakukan walkout karena merasa
pengesahan Perda RDTR dan PZ dipaksakan. Namun rekannya, Mohamad Sanusi,
menyatakan sikap Maman akibat ia sendiri tidak memahami RDTR karena tidak
pernah hadir saat pembahasan.
Hal menonjol dari RDTR DKI Jakarta adalah amanat
penambahan 6 persen Ruang Terbuka Hijau dan adanya ruang khusus bagi pedagang
kaki lima di ruang publik yang penetapannya ditentukan oleh Gubernur, serta
kewajiban bagi setiap gedung perkantoran, perdagangan serta jasa di Jakarta
yang berada di zona campuran menyediakan 5 persen ruang dari luas lantai fungsi
perdagangan dan jasa yang ada untuk sektor informal UKM. Diharapkan dengan
kewajiban ini, pemilik gedung memfasilitasi pedagang makanan dimasukkan sebagai
bagian dari gedung, sehingga tidak lagi memenuhi jalanan di belakang gedung.
p.
Pembenahan pasar dan pedagang kaki lima
Aksi paling dikenal dari Jokowi dalam menertibkan
pedagang kaki lima adalah di Pasar Minggu dan Pasar Tanah Abang. Jika di Pasar
Minggu pedagang dipindahkan ke Lokasi Binaan PKL Pasar Minggu, maka di Blok G
pedagang dipindahkan ke Blok G Tanah Abang. Awalnya pedagang mengeluh sepinya
pengunjung, namun berbagai fasilitas Blok G terus dilengkapi antara lain
eskalator, undian berhadiah mobil, hingga fasilitas wifi gratis.
q.
Izin Mendirikan Bangunan daring
Jika
sebelumnya pengurusan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) sarat praktik percaloan
dan suap, sehingga mengacaukan tata kota, maka sejak 1 Februari 2014, IMB bisa
diurus dari internet. Hal ini menyingkat waktu pengurusan IMB dari setengah
bulan menjadi cukup 7 hari saja. Pengurusan bisa dilakukan dari rumah, warnet,
atau tempat kerja.
r.
Pembenahan taman, hutan kota, dan ruang terbuka hijau
Berbagai taman, hutan kota, dan ruang terbuka hijau
baru maupun hasil perbaikan ikut menghijaukan Jakarta. Salah satu yang cukup
menonjol adalah Taman Kota Waduk Pluit, Taman Kota Waduk Ria Rio, Taman
Vertikal Tugu Tani, dan Taman Mataram. Ditargetkan Ruang Terbuka Hijau Jakarta
meningkat 16 persen dari target yang diamanatkan RDTR sebesar 6 persen
peningkatan.
s.
Reformasi keuangan dan anggaran
Selama masa pemerintahan Jokowi di DKI Jakarta, APBD
DKI Jakarta terus meningkat dari awalnya Rp 41 Triliun pada 2012, menjadi Rp 72
Triliun pada 2014, atau sebesar 31 Triliun hanya dalam dua tahun. Hal ini
dilakukan dengan mempermudah dan transparansi pajak, efisiensi pengeluaran, e-catalog
dan e-budgetting.
5.
Calon presiden
Setelah terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta,
popularitas Jokowi melejit berkat rekam jejaknya yang baik dan pendekatannya
yang membumi dan pragmatis, seperti yang ditunjukkan melalui program "blusukan"
untuk memeriksa keadaan di lapangan secara langsung. Akibatnya, Jokowi merajai
survei-survei calon presiden dan menyingkirkan kandidat lainnya, sehingga
muncul wacana untuk menjadikannya calon presiden. Namun, selama berbulan-bulan
wacana tersebut menjadi tidak pasti karena pencalonan Jokowi di PDIP harus
disetujui oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, dan beliau menegaskan
baru akan menentukan calon setelah pemilihan umum legislatif pada bulan April.
Namun, pada tanggal 14 Maret 2014, Megawati akhirnya
menulis langsung surat mandat kepada Jokowi untuk menjadi calon presiden, dan
Jokowi mengumumkan bahwa ia bersedia dan siap melaksanakan mandat tersebut
untuk maju sebagai calon presiden Republik Indonesia dalam pemilihan umum
presiden Indonesia 2014. Ia juga mengungkapkan kesiapannya sembari mengucap
"bismillah" dan mencium bendera merah putih di rumah Si Pitung.
Selepas pengumuman ini, indeks IHSG melesat 152,47 poin menjadi 4.878,64,
sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat hingga angka 11,386.
Pencalonan Jokowi juga diperkirakan dapat mendongkrak suara PDIP hingga 30%
dalam pemilu legislatif. Namun, hasil hitung cepat menunjukkan bahwa suara PDIP
gagal mencapai 20%.
Lima hari setelah deklarasinya, pada tanggal 19 Maret
2014 Joko Widodo digugat oleh Tim Advokasi Jakarta Baru di PN Jakarta Pusat. Ia
dinilai melanggar hukum perdata karena meninggalkan jabatannya sebagai gubernur
sebelum merealisasikan janji-janjinya untuk melaksanakan program kerakyatan.
Namun, Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi mengkonfirmasi bahwa pencapresan
Jokowi tidaklah melanggar hukum. Ia berhak maju dan akan dengan mudah mendapat
izin dari Presiden tanpa harus mengundurkan diri karena sudah diatur dalam
Undang Undang No 47 Tahun 2008 mengenai Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden.
Seorang kepala daerah yang hendak maju dalam Pemilihan Presiden harus
mengajukan surat permintaan izin kepada Presiden dan Gamawan Fauzi tidak merasa
memiliki alasan untuk menghalanginya.
Pada tanggal 19 Mei 2014, Jokowi mengumumkan bahwa Jusuf
Kalla akan menjadi calon wakil presidennya. Pengumuman sekaligus deklarasi
tersebut berlangsung di Gedung Joeang 45 di Menteng, Jakarta. Pencalonan
tersebut didukung oleh koalisi PDIP, Partai Nasdem, PKB, dan Partai Hanura.
Pada hari yang sama, Jokowi dan Jusuf Kalla secara resmi mendaftar di Komisi
Pemilihan Umum.
Menjelang pemilihan umum presiden, terdapat berbagai
macam kampanye hitam yang dialamatkan kepada Jokowi, seperti isu capres boneka,
keislaman Jokowi yang diragukan, tuduhan bahwa Jokowi adalah orang yang
merupakan putra dari Oei
Hong Leong, hingga klaim bahwa ia adalah antek asing dan bahkan zionis.
Visi dan
misi
Dalam
dokumen yang diberikan kepada Komisi Pemilihan Umum, visi misi Jokowi-Jusuf
Kalla diberi judul "Jalan Perubahan untuk Indonesia yang Berdaulat,
Mandiri, dan Berkepribadian'". Visi misi tersebut dimulai dengan memaparkan
tiga masalah utama bangsa, yaitu "merosotnya kewibawaan negara",
"melemahnya sendi-sendi perekonomian nasional", dan "merebaknya
intoleransi dan krisis kepribadian bangsa". Selanjutnya, mereka menyatakan
akan menggunakan Pancasila dan Trisakti sebagai
panduan. Dokumen sepanjang 42 halaman tersebut kemudian merincikan visi, misi,
dan program yang akan mereka jalankan bila terpilih sebagai presiden dan wakil
presiden, dengan 12 agenda strategis untuk mewujudkan kedaulatan politik
Indonesia, 16 agenda strategis untuk kemandirian ekonomi, dan 3 agenda
strategis untuk Indonesia yang berkepribadian dalam kebudayaan, dengan 9 agenda
di antaranya menjadi agenda prioritas.
Sementara
itu, dalam dialog langsung dengan presenter Metro
TV Prisca
Niken pada malam tanggal 24 Mei 2014, Jokowi juga menyatakan bahwa visi misinya
adalah "revolusi mental dari negativisme menjadi positivisme", karena
menurutnya Indonesia seringkali tidak percaya diri dalam menghadapi tantangan
zaman walaupun Indonesia adalah negara yang besar.
Di media,
Joko Widodo pernah menyatakan bahwa kebijakan ekonomi
Indonesia perlu difokuskan pada dua sektor, yaitu pertanian dan energi.
Menurutnya, "ke depan, kita sebagai perusahaan, korporasi, atau negara
sebaiknya punya program utama, apa yang mau kita fokuskan. Negara kita hanya
ada dua yang harusnya kita fokuskan: pertanian, sehingga terjadi kedaulatan
pangan; dan kedua, energi". Jokowi berpendapat bahwa kebijakan pertanian
Indonesia tidak maksimal karena pemerintah tidak mengoptimalkan kebijakan pada
sektor pertanian dan kelautan. Ia juga meyakini bahwa alokasi anggaran untuk
perguruan tinggi dan penelitian pertanian perlu ditingkatkan untuk menuai hasil
yang optimal.
Jokowi juga
menyatakan bahwa Indonesia perlu menghentikan impor sapi dan mulai
beralih menjadi produsen untuk mencapai swasembada sapi. Namun, ia tidak
memaparkan bagaimana pembatasan impor sapi dapat menstabilkan harga daging sapi
di pasaran atau bagaimana pemerintah seharusnya menggenjot produksi daging sapi
nasional.
Perihal pendidikan, Jokowi
mengatakan bahwa pendidikan adalah modal dasar pembangunan manusia. Menurutnya,
revolusi mental perlu diawali dari dunia pendidikan. Maka dari itu, ia
mengusulkan agar di Sekolah Dasar 80 persen
pendidikan karakter, sementara 20 persen untuk pengetahuan. Jokowi juga
mengungkapkan bahwa di Sekolah Menengah Pertama jatah untuk
pendidikan karakter diturunkan menjadi 60% dan pengetahuan dinaikkan menjadi
40%, sementara di Sekolah Menengah Atas, pendidikan
karakter menjadi 20%, dan pengetahuan menjadi 80%.
Untuk
meningkatkan efektivitas, mengurangi biaya, dan mengatasi masalah kesenjangan
harga antara pulau Jawa dengan pulau-pulau lainnya, Jokowi memiliki visi untuk
membangun "tol laut", yaitu pengadaan kapal-kapal besar pengangkut
barang ke seluruh pelosok Indonesia, dengan intensitas keberangkatan setiap
hari. Ia juga mengungkapkan niatnya untuk membangun rel kereta api ganda di setiap
pulau di indonesia.
No
|
Penghargaan dari
|
Kategori / Nama Penghargaan
|
Keterangan
|
1
|
Bintang
Jasa Utama
|
Kepala
daerah yang mengabdi kepada rakyat
|
|
2
|
Piala
Citra Bhakti Abdi Negara 2008, 2009 dan 2010
|
Pelayanan
Publik dan Piala Citra Bidang Pelayanan Prima Tingkat Nasional (2008),
Kinerja Kota dalam Penyediaan Sarana Pelayanan Publik, Kebijakan Deregulasi,
Penegakan Disiplin dan Pengembangan Manajemen Pelayanan (2009) dan Inovasi
Pelayanan Prima (2010)
|
|
3
|
Agent of
change Kemandirian
|
Perhatian
atas anak-anak yang kurang beruntung
|
|
4
|
Democracy
Award: Manusia Bintang
|
Bersama-sama
Fauzi Bowo menyemarakkan kompetisi demokrasi di Pilkada DKI
|
|
5
|
Decade
Award: Rising Leader
|
Penghargaan
untuk tokoh lintas bidang yang terpilih
|
|
6
|
e-government
|
Keberhasilan
penerapan e-government
|
|
7
|
Adiupaya
Puritama
|
Pembangunan
perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan program kampung deret
|
|
8
|
Best City
Award
|
Berhasil
dalam melakukan pendekatan kepada warganya di Solo, agar mau memahami dan
menaati kebijakan pemerintah kota
|
|
9
|
Pengendali
inflasi
|
Berhasil
mengendalikan inflasi di Solo
|
|
10
|
Tata ruang
terbaik kedua se-Indonesia
|
pembangunan
di Solo sudah mencapai 80 persen kesesuaiannya dengan konsep penataan ruang
yang ideal.
|
|
11
|
Top 50
Leaders
|
Pemimpin
no 37 terbaik atas jasanya membersihkan kota dan menyingkirkan korupsi
|
|
12
|
Penghargaan
Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan (IPK)
|
Pembangunan
bidang ketenagakerjaan di Jakarta sepanjang tahun 2013.
|
|
13
|
Bung Hatta
Anti Corruption Award
|
Tokoh yang
Berperan dalam Pemberantasan Korupsi
|
|
14
|
Anti
Gratifikasi
|
Pemerintah
daerah yang paling banyak melaporkan gratifikasi.
|
|
15
|
Program
Perlindungan Anak
|
Dianugerahkan
pada tahun 2006
|
|
16
|
Walikota
No 3 Terbaik Dunia
|
Keberhasilannya
mengubah Surakarta dari kota yang banyak tindak kriminal menjadi pusat seni
dan budaya
|
|
17
|
Social
Media Award
|
Tokoh yang
aktif menggunakan media sosial dalam berinteraksi dengan masyarakat dan
mendapatkan sentimen positif
|
|
18
|
10 Tokoh
Pilihan 2008
|
Memanusiakan
warganya dengan pemindahan PKL yang tanpa konflik
|
|
18
|
Tokoh
Pluralis 2013
|
Mampu
Menjaga Kesetaraan Etnis, Agama, dan kelompok lainnya
|
|
19
|
Tokoh
Seputar Indonesia 2013
|
Diserahkan
langsung oleh Hary Tanoe
|
|
20
|
Good
Governance Award
|
Dianugerahkan
20 September 2012, jelang Pilkada
|
|
21
|
Pencapaian
target MDGs
|
Untuk
program KJP dan KJS
|
|
22
|
Pangripta
Nusantara Utama
|
Provinsi
dengan perencanaan terbaik
|
JOKOWI
PRESIDEN betul-betul dari rakyat,
Bukan ketua
umum partai
Bukan
pemilik partai
Bukan
petinggi partai
Komisi Pemilihan Umum telah
menetapkan hasil rekapitulasi Pemilu Presiden pada Selasa, 22 Juli 2014. KPU
menyatakan perolehan suara calon presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa
sebanyak 62.576.444 suara atau 46,85 persen. Adapun perolehan suara
pasangan capres Joko Widodo-Jusuf Kalla sebanyak 70.997.895 suara atau 53,15
persen.
Sementara itu, satu jam setelah Tempat Pemungutan Suara ditutup pada 9 Juli 2014, sejumlah lembaga survei telah melakukan hitung cepat. Nah, hasil quick count mana yang paling mendekati rekapitulasi KPU ini. Berikut ulasannya:
- Lingkaran Survei Indonesia:
Prabowo-Hatta: 46,3 persen
Jokowi-Kalla: 53,37 persen
- SMRC:
Prabowo-Hatta: 47,02 persen
Jokowi-Kalla: 52,98 persen
- Indikator:
Prabowo-Hatta: 47,06 persen
Jokowi-Kalla: 52,94 persen
- RRI:
Prabowo-Hatta: 47,49 persen
Jokowi-Kalla: 52,51 persen
- Kompas:
Prabowo-Hatta: 47,66 persen
Jokowi-Kalla: 52,34 persen
- CSIS:
Prabowo-Hatta: 48,10 persen
Jokowi-Kalla: 51,90 persen
- Populi Center
Prabowo-Hatta: 49,05 persen
Jokowi-Kalla: 50,95 persen
- JSI
Prabowo-Hatta: 50,13 persen
Jokowi-Kalla: 49,87 persen
- Lembaga Survei
Prabowo-Hatta: 50,36 persen
Jokowi-Kalla: 49,64 persen
- IRC:
Prabowo-Hatta: 51,11 persen
Jokowi-Kalla: 48,89 persen
- Puskaptis
Prabowo-Hatta: 52,05 persen
Jokowi-Kalla: 47,95 persen
Sementara itu, satu jam setelah Tempat Pemungutan Suara ditutup pada 9 Juli 2014, sejumlah lembaga survei telah melakukan hitung cepat. Nah, hasil quick count mana yang paling mendekati rekapitulasi KPU ini. Berikut ulasannya:
- Lingkaran Survei Indonesia:
Prabowo-Hatta: 46,3 persen
Jokowi-Kalla: 53,37 persen
- SMRC:
Prabowo-Hatta: 47,02 persen
Jokowi-Kalla: 52,98 persen
- Indikator:
Prabowo-Hatta: 47,06 persen
Jokowi-Kalla: 52,94 persen
- RRI:
Prabowo-Hatta: 47,49 persen
Jokowi-Kalla: 52,51 persen
- Kompas:
Prabowo-Hatta: 47,66 persen
Jokowi-Kalla: 52,34 persen
- CSIS:
Prabowo-Hatta: 48,10 persen
Jokowi-Kalla: 51,90 persen
- Populi Center
Prabowo-Hatta: 49,05 persen
Jokowi-Kalla: 50,95 persen
- JSI
Prabowo-Hatta: 50,13 persen
Jokowi-Kalla: 49,87 persen
- Lembaga Survei
Prabowo-Hatta: 50,36 persen
Jokowi-Kalla: 49,64 persen
- IRC:
Prabowo-Hatta: 51,11 persen
Jokowi-Kalla: 48,89 persen
- Puskaptis
Prabowo-Hatta: 52,05 persen
Jokowi-Kalla: 47,95 persen
Komisi Pemilihan Umum menetapkan pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla
sebagai peraih suara terbanyak Pemilu Presiden 2014. Keduanya meraih kemenangan
70.997.85 suara (53,15 persen) pada Pemilu Presiden 2014. Jumlah itu berselisih
8.421.389 suara dari pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, yang meraih
62.576.444 suara (46,85 persen).
Berikut hasil lengkap
perolehan suara pasangan calon sebagaimana ditetapkan oleh KPU pada rapat pleno
penghitungan suara di Gedung KPU, Selasa (22/7/2014) malam.
1. Aceh
Prabowo-Hatta: 1.089.290 (54,39 persen)*
Jokowi-JK: 913.309 (45,61 persen)
Total suara sah: 2.002.599
2. Sumatera Utara
Prabowo-Hatta: 2.831.514 (44,76 persen)
Jokowi-JK: 3.494.835 (55,24 persen)*
Total suara sah: 6.326.349
3. Sumatera Barat
Prabowo-Hatta: 1.797.505 (76,92 persen)*
Jokowi-JK: 539.308 (23,08 persen)
Total suara sah: 2.336.813
4. Riau
Prabowo-Hatta: 1.349.338 (50,12 persen)*
Jokowi-JK: 1.342.817 (49,88 persen)
Total suara sah: 2.692.155
5. Jambi
Prabowo-Hatta: 871.316 (49,25 persen)
Jokowi-JK: 897.787 (50,75 persen)*
Total suara sah: 1.769.103
6. Sumatera Selatan
Prabowo-Hatta: 2.132.163 (51,26 persen)*
Jokowi-JK: 2.027.049 (48,74 persen)
Total suara sah: 4.159.212
7. Bengkulu
Prabowo-Hatta: 433.173 (45,27 persen)
Jokowi-JK: 523.669 (54,73 persen)*
Total suara sah: 956.842
8. Lampung
Prabowo-Hatta: 2.033.924 (46,93 persen)
Jokowi-JK: 2.299.889 (53,07 persen)*
Total suara sah: 4.333.813
9. Kepulauan Bangka Belitung
Prabowo-Hatta: 200.706 (32,74 persen)
Jokowi-JK: 412.359 (67,26 persen)*
Total suara sah: 613.065
10. Kepulauan Riau
Prabowo-Hatta: 332.908 (40,37 persen)
Jokowi-JK: 491.819 (59,63 persen)*
Total suara sah: 824.727
11. DKI Jakarta
Prabowo-Hatta: 2.528.064 (46,92 persen)
Jokowi-JK: 2.859.894 (53,08 persen)*
Total suara sah: 5.387.958
12. Jawa Barat
Prabowo-Hatta: 14.167.381 (59,78 persen)*
Jokowi-JK: 9.530.315 (40,22 persen)
Total suara sah: 23.697.696
13. Jawa Tengah
Prabowo-Hatta: 6.485.720 (33,35 persen)
Jokowi-JK: 12.959.540 (66,65 persen)*
Total suara sah: 19.445.260
14. DI Yogyakarta
Prabowo-Hatta: 977.342 (44,19 persen)
Jokowi-JK: 1.234.249 (55,81 persen)*
Total suara sah: 2.211.591
15. Jawa Timur
Prabowo-Hatta: 10.277.088 (46,83 persen)
Jokowi-JK: 11.669.313 (53,17 persen)*
Total suara sah: 21.946.401
16. Banten
Prabowo-Hatta: 3.192.671 (57,10 persen)*
Jokowi-JK: 2.398.631 (42,90 persen)
Total suara sah: 5.591.302
17. Bali
Prabowo-Hatta: 614.241 (28,58 persen)
Jokowi-JK: 1.535.110 (71,42 persen)*
Total suara sah: 2.149.351
18. Nusa Tenggara Barat
Prabowo-Hatta: 1.844.178 (72,45 persen)*
Jokowi-JK: 701.238 (27,55 persen)
Total suara sah: 2.545.416
19. Nusa Tenggara Timur
Prabowo-Hatta: 769.391 (34,08 persen)
Jokowi-JK: 1.488.076 (65,92 persen)*
Total suara sah: 2.257.467
20. Kalimantan Barat
Prabowo-Hatta: 1.032.354 (39,62 persen)
Jokowi-JK: 1.573.046 (60,38 persen)*
Total suara sah: 2.605.400
21. Kalimantan Tengah
Prabowo-Hatta: 468.277 (40,21 persen)
Jokowi-JK: 696.199 (59,79 persen)*
Total suara sah: 1.164.476
22. Kalimantan Selatan
Prabowo-Hatta: 941.809 (50,05 persen)*
Jokowi-JK: 939.748 (49,95 persen)
Total suara sah: 1.881.557
23. Kalimantan Timur
Prabowo-Hatta: 687.734 (36,62 persen)
Jokowi-JK: 1.190.156 (63,38 persen)*
Total suara sah: 1.877.890
24. Sulawesi Utara
Prabowo-Hatta: 620.095 (46,12 persen)
Jokowi-JK: 724.553 (53,88 persen)*
Total suara sah: 1.344.648
25. Sulawesi Tengah
Prabowo-Hatta: 632.009 (45,17 persen)
Jokowi-JK: 767.151 (54,83 persen)*
Total suara sah: 1.399.160
26. Sulawesi Selatan
Prabowo-Hatta: 1.214.857 (28,57 persen)
Jokowi-JK: 3.037.026 (71,43 persen)*
Total suara sah: 4.251.883
27. Sulawesi Tenggara
Prabowo-Hatta: 511.134 (45,10 persen)
Jokowi-JK: 622.217 (54,90 persen)*
Total suara sah: 1.133.351
28. Gorontalo
Prabowo-Hatta: 378.735 (63,10 persen)*
Jokowi-JK: 221.497 (36,90 persen)
Total suara sah: 600.232
29. Sulawesi Barat
Prabowo-Hatta: 165.494 (26,63 persen)
Jokowi-JK: 456.021 (73,37 persen)*
Total suara sah: 621.515
30. Maluku
Prabowo-Hatta: 433.981 (49,48 persen)
Jokowi-JK: 443.040 (50,52 persen)*
Total suara sah: 877.021
31. Maluku Utara
Prabowo-Hatta: 306.792 (54,45 persen)*
Jokowi-JK: 256.601 (45,55 persen)
Total suara sah: 563.393
32. Papua
Prabowo-Hatta: 769.132 (27,51 persen)
Jokowi-JK: 2.026.735 (72,49 persen)*
Total suara sah: 2.795.867
33. Papua Barat
Prabowo-Hatta: 172.528 (32,37 persen)
Jokowi-JK: 360.379 (67,63 persen)*
Total suara sah: 532.907
34. Luar Negeri
Prabowo-Hatta: 313.600 (46,26 persen)
Jokowi-JK: 364.257 (53,74 persen)*
Total suara sah: 677.857
TOTAL JUMLAH SUARA
Prabowo-Hatta: 62.576.444 (46,85 persen)
Jokowi-JK: 70.997.851 (53,15 persen)*
Selisih suara: 8.421.389
Total suara sah: 133.574.277
1. Aceh
Prabowo-Hatta: 1.089.290 (54,39 persen)*
Jokowi-JK: 913.309 (45,61 persen)
Total suara sah: 2.002.599
2. Sumatera Utara
Prabowo-Hatta: 2.831.514 (44,76 persen)
Jokowi-JK: 3.494.835 (55,24 persen)*
Total suara sah: 6.326.349
3. Sumatera Barat
Prabowo-Hatta: 1.797.505 (76,92 persen)*
Jokowi-JK: 539.308 (23,08 persen)
Total suara sah: 2.336.813
4. Riau
Prabowo-Hatta: 1.349.338 (50,12 persen)*
Jokowi-JK: 1.342.817 (49,88 persen)
Total suara sah: 2.692.155
5. Jambi
Prabowo-Hatta: 871.316 (49,25 persen)
Jokowi-JK: 897.787 (50,75 persen)*
Total suara sah: 1.769.103
6. Sumatera Selatan
Prabowo-Hatta: 2.132.163 (51,26 persen)*
Jokowi-JK: 2.027.049 (48,74 persen)
Total suara sah: 4.159.212
7. Bengkulu
Prabowo-Hatta: 433.173 (45,27 persen)
Jokowi-JK: 523.669 (54,73 persen)*
Total suara sah: 956.842
8. Lampung
Prabowo-Hatta: 2.033.924 (46,93 persen)
Jokowi-JK: 2.299.889 (53,07 persen)*
Total suara sah: 4.333.813
9. Kepulauan Bangka Belitung
Prabowo-Hatta: 200.706 (32,74 persen)
Jokowi-JK: 412.359 (67,26 persen)*
Total suara sah: 613.065
10. Kepulauan Riau
Prabowo-Hatta: 332.908 (40,37 persen)
Jokowi-JK: 491.819 (59,63 persen)*
Total suara sah: 824.727
11. DKI Jakarta
Prabowo-Hatta: 2.528.064 (46,92 persen)
Jokowi-JK: 2.859.894 (53,08 persen)*
Total suara sah: 5.387.958
12. Jawa Barat
Prabowo-Hatta: 14.167.381 (59,78 persen)*
Jokowi-JK: 9.530.315 (40,22 persen)
Total suara sah: 23.697.696
13. Jawa Tengah
Prabowo-Hatta: 6.485.720 (33,35 persen)
Jokowi-JK: 12.959.540 (66,65 persen)*
Total suara sah: 19.445.260
14. DI Yogyakarta
Prabowo-Hatta: 977.342 (44,19 persen)
Jokowi-JK: 1.234.249 (55,81 persen)*
Total suara sah: 2.211.591
15. Jawa Timur
Prabowo-Hatta: 10.277.088 (46,83 persen)
Jokowi-JK: 11.669.313 (53,17 persen)*
Total suara sah: 21.946.401
16. Banten
Prabowo-Hatta: 3.192.671 (57,10 persen)*
Jokowi-JK: 2.398.631 (42,90 persen)
Total suara sah: 5.591.302
17. Bali
Prabowo-Hatta: 614.241 (28,58 persen)
Jokowi-JK: 1.535.110 (71,42 persen)*
Total suara sah: 2.149.351
18. Nusa Tenggara Barat
Prabowo-Hatta: 1.844.178 (72,45 persen)*
Jokowi-JK: 701.238 (27,55 persen)
Total suara sah: 2.545.416
19. Nusa Tenggara Timur
Prabowo-Hatta: 769.391 (34,08 persen)
Jokowi-JK: 1.488.076 (65,92 persen)*
Total suara sah: 2.257.467
20. Kalimantan Barat
Prabowo-Hatta: 1.032.354 (39,62 persen)
Jokowi-JK: 1.573.046 (60,38 persen)*
Total suara sah: 2.605.400
21. Kalimantan Tengah
Prabowo-Hatta: 468.277 (40,21 persen)
Jokowi-JK: 696.199 (59,79 persen)*
Total suara sah: 1.164.476
22. Kalimantan Selatan
Prabowo-Hatta: 941.809 (50,05 persen)*
Jokowi-JK: 939.748 (49,95 persen)
Total suara sah: 1.881.557
23. Kalimantan Timur
Prabowo-Hatta: 687.734 (36,62 persen)
Jokowi-JK: 1.190.156 (63,38 persen)*
Total suara sah: 1.877.890
24. Sulawesi Utara
Prabowo-Hatta: 620.095 (46,12 persen)
Jokowi-JK: 724.553 (53,88 persen)*
Total suara sah: 1.344.648
25. Sulawesi Tengah
Prabowo-Hatta: 632.009 (45,17 persen)
Jokowi-JK: 767.151 (54,83 persen)*
Total suara sah: 1.399.160
26. Sulawesi Selatan
Prabowo-Hatta: 1.214.857 (28,57 persen)
Jokowi-JK: 3.037.026 (71,43 persen)*
Total suara sah: 4.251.883
27. Sulawesi Tenggara
Prabowo-Hatta: 511.134 (45,10 persen)
Jokowi-JK: 622.217 (54,90 persen)*
Total suara sah: 1.133.351
28. Gorontalo
Prabowo-Hatta: 378.735 (63,10 persen)*
Jokowi-JK: 221.497 (36,90 persen)
Total suara sah: 600.232
29. Sulawesi Barat
Prabowo-Hatta: 165.494 (26,63 persen)
Jokowi-JK: 456.021 (73,37 persen)*
Total suara sah: 621.515
30. Maluku
Prabowo-Hatta: 433.981 (49,48 persen)
Jokowi-JK: 443.040 (50,52 persen)*
Total suara sah: 877.021
31. Maluku Utara
Prabowo-Hatta: 306.792 (54,45 persen)*
Jokowi-JK: 256.601 (45,55 persen)
Total suara sah: 563.393
32. Papua
Prabowo-Hatta: 769.132 (27,51 persen)
Jokowi-JK: 2.026.735 (72,49 persen)*
Total suara sah: 2.795.867
33. Papua Barat
Prabowo-Hatta: 172.528 (32,37 persen)
Jokowi-JK: 360.379 (67,63 persen)*
Total suara sah: 532.907
34. Luar Negeri
Prabowo-Hatta: 313.600 (46,26 persen)
Jokowi-JK: 364.257 (53,74 persen)*
Total suara sah: 677.857
TOTAL JUMLAH SUARA
Prabowo-Hatta: 62.576.444 (46,85 persen)
Jokowi-JK: 70.997.851 (53,15 persen)*
Selisih suara: 8.421.389
Total suara sah: 133.574.277
* pemenang di
masing-masing provinsi
Isi pidato politik Jokowi di atas kapal pinisi bernama Hati Buana Setia
pada Selasa malam ini, pukul 22.46:
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Salam Damai Sejahtera untuk kita semua,
Om Swastiastu,
Namo Buddhaya
Saudara-saudara sebangsa dan setanah air,
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Salam Damai Sejahtera untuk kita semua,
Om Swastiastu,
Namo Buddhaya
Saudara-saudara sebangsa dan setanah air,
Komisi Pemilihan Umum
Republik Indonesia telah menetapkan kami berdua, Joko Widodo dan Jusuf Kalla
sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia terpilih 2014 - 2019.
Pertama-tama, saya
mengucapkan terima kasih dan penghargaan tinggi kepada bapak Prabowo Subianto
dan bapak Hatta Rajasa yang telah menjadi sahabat dalam kompetisi politik untuk
mendapatkan mandat rakyat untuk memimpin negeri ini lima tahun ke depan.
Saudara-saudara
sebangsa dan setanah air,
Kemenangan ini adalah
kemenangan seluruh rakyat Indonesia. Saya berharap, kemenangan rakyat ini akan
melapangkan jalan untuk mencapai dan mewujudkan Indonesia yang berdaulat secara
politik, berdikari secara ekonomi dan berkepribadian secara kebudayaan.
Namun, dalam beberapa
bulan terakhir, perbedaan pilihan politik seakan menjadi alasan untuk
memisahkan kita. Padahal kita pahami bersama, bukan saja keragaman dan
perbedaan adalah hal yang pasti ada dalam demokrasi, tapi juga bahwa
hubungan-hubungan pada level masyarakat adalah tetap menjadi fondasi dari
Indonesia yang satu.
Dengan kerendahan hati
kami, Joko Widodo dan Jusuf Kalla, menyerukan kepada saudara-saudara sebangsa
dan setanah air untuk kembali ke takdir sejarahnya sebagai bangsa yang bersatu;
bangsa yang satu, bangsa Indonesia. Pulihkan kembali hubungan keluarga dengan
keluarga, tetangga dengan tetangga, serta teman dengan teman yang sempat
renggang.
Kita bersama sama
bertanggung-jawab untuk kembali membuktikan kepada diri kita, kepada
bangsa-bangsa lain, dan terutama kepada anak-cucu kita, bahwa politik itu penuh
keriangan; politik itu di dalamnya ada kegembiraan; politik itu ada kebajikan;
politik itu adalah suatu pembebasan.
Saudara-saudara
sebangsa dan setanah air,
Pemilihan Umum
Presiden kali ini memunculkan optimisme baru bagi kita, bagi bangsa ini. Jiwa
merdeka dan tanggung jawab politik bermekaran dalam jiwa generasi baru.
Kesukarelaan yang telah lama terasa mati suri kini hadir kembali dengan
semangat baru. Pemilihan Umum Presiden telah membawa politik ke sebuah fase
baru bukan lagi sebagai sebuah peristiwa politik semata-mata, tetapi peristiwa
kebudayaan. Apa yang ditunjukkan para relawan, mulai dari pekerja budaya dan
seniman, sampai pengayuh becak, memberikan harapan bahwa ada semangat
kegotong-royongan, yang tak pernah mati.
Semangat gotong royong
itulah yang akan membuat bangsa Indonesia bukan saja akan sanggup bertahan
dalam menghadapi tantangan, tapi juga dapat berkembang menjadi poros maritim
dunia, locus dari peradaban besar politik masa depan.
Saya hakkul yakin
bahwa perjuangan mencapai Indonesia yang berdaulat, Indonesia yang berdikari
dan Indonesia yang berkepribadian, hanya akan dapat tercapai dan terwujud apabila
kita bergerak bersama.
Inilah saatnya
bergerak bersama!
Mulai sekarang, petani
kembali ke sawah.
Nelayan kembali melaut
Anak kembali ke sekolah.
Pedagang kembali ke pasar.
Buruh kembali ke pabrik.
Karyawan kembali bekerja di kantor.
Lupakanlah nomor 1 dan lupakanlah nomor 2, marilah kembali ke Indonesia Raya.
Kita kuat karena bersatu, kita bersatu karena kuat!
Anak kembali ke sekolah.
Pedagang kembali ke pasar.
Buruh kembali ke pabrik.
Karyawan kembali bekerja di kantor.
Lupakanlah nomor 1 dan lupakanlah nomor 2, marilah kembali ke Indonesia Raya.
Kita kuat karena bersatu, kita bersatu karena kuat!
Salam 3 Jari,
Persatuan Indonesia!
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Om Shanti Shanti Shanti Om,
Namo Buddhaya
Merdeka!!! Merdeka!!! Merdeka!!!
Joko Widodo – Jusuf Kalla
22 Juli 2014
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Om Shanti Shanti Shanti Om,
Namo Buddhaya
Merdeka!!! Merdeka!!! Merdeka!!!
Joko Widodo – Jusuf Kalla
22 Juli 2014
Sumber tulisan : Wikipedia, Tempo, Kompas dll.
Akhir Tulisan saya ucapkan banyak terima kasih untuk ibu
Megawati Soekarnoputri, yang mau mendengarkan suara kami ........
Dan tak lupa saya ucapkan juga terima kasih untuk bapak Surya
Paloh, atas jasa bapak tanpa ego, tanpa syarat mau koalisi dengan PDIP
Untuk mengusung pencapresan Jokowi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar