Jumat, 25 Juli 2014

Sesi 1 : Kabinet Jokowi-JK, Usulan Rakyat (2014-2019)


1. Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan
2. Meteri Koordinator Perekonomian
3. Meteri Koordinator Kesejahteraan

Jokowi-Jusuf Kalla telah memenangi laga Pilpres 2014. Kemenangan pasangan ini sebagian besar didukung oleh ribuan komunitas relawan. Para relawan bukan hanya ambil bagian dalam kampanye dan pendanaan. Namun, mereka juga terlibat aktif mengawasi proses penghitungan suara.
Mungkin politik Indonesia mutakhir bukan hanya diwarnai oleh kehadiran sosok Jokowi, namun juga munculnya partisipasi relawan yang luar biasa. Kini, para relawan terus mengawal perjalanan politik pasangan pilihan mereka ini dengan berbagai cara.
Jokowi Center dan Radio Jokowi memutuskan untuk ikut mengawal proses penjaringan nama-nama calon menteri yang dianggap layak oleh rakyat. Pemilihan menteri memang hak prerogatif Presiden. Namun bukan berarti rakyat tidak bisa berpartisipasi.
Di dalam memilih daftar nama calon-calon menteri ini, kami melakukan diskusi intensif dengan berbagai kalangan: aktivis, intelektual, wartawan dan juga para politikus. Nama-nama ini kami hadirkan, dan Anda kami persilakan untuk memilihnya sebagai bagian dari laku politik.
Selamat memilih, tetap tersenyum dan tetap mendukung Jokowi-Jusuf Kalla, untuk Indonesia yang lebih hebat, mandiri, dan bermartabat.
*) Jika tidak berkenan memilih salah satu menteri, pilih kolom Other.
* WajibTop of Form
1.        Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan *
a.     Jend. TNI Budiman
b.    Jend. TNI Dr. Moeldoko
c.     Jend. TNI (Purn) Sutiyoso
d.    ....................

Track Record :
1.        Jend. TNI Budiman
Jenderal TNI Budiman (lahir di Jakarta, 25 September 1956; umur 57 tahun) adalah Kepala Staf TNI Angkatan Darat ke-29, ia menggantikan Jenderal TNI Moeldoko yang diangkat menjadi Panglima TNI. Ia berasal dari Korps Zeni.
Budiman merupakan lulusan terbaik Akabri tahun 1978 dan penerima Adhi Makayasa. Ia lulus dari Seskoad tahun 1994 dan Sesko TNI tahun 2001. Ia menjadi KSAD dari tanggal 30 Agustus 2013 sampai 25 Juli 2014,[1][2][3] dan ia digantikan oleh Gatot Nurmantyo. Jenderal Budiman lahir di Jakarta dan menikah dengan Wanti Mirzanti. Budiman merupakan KSAD ketiga yang berasal dari korps zeni, sebelumnya ada G.P.H. Djatikusumo yang merupakan KSAD pertama dan Try Sutrisno yang menjadi KSAD pada 1986-1988.
Pendidikan militer
1.        Akabri 1978 (Lulusan Terbaik)
2.        Seskoad 1994
3.        Sesko TNI 2001
Karier militer
·           Danton Yonzipur-3 Kodam III/Siliwangi (1979)
·           Danki-A Yonzipur-3 Kodam III/Siliwangi (1981)
·           Dankitar Akabri Darat (1983)
·           Pasiops Yon Dewasa Tarsis Akmil (1984)
·           Dan Kotakta Yontar Remaja (1988)
·           Kasi Siapsat Bagbinsat Ditziad (1989)
·           Danden Zipur-6/Kodam VI Tanjung Pura (1990)
·           Kazi Kopassus (1994)
·           Danyon Zipur-10 Kostrad (1995)
·           Pabadya-2/Latgab Panan-II/Sopsad (1996)
·           Sespri Wakil KSAD (1997)
·           Sespri KSAD (1998)
·           Koorspri KSAD (1998)
·           Komandan Pusdikzi Bogor (1999)
·           Paban II/Bindik Spersad (2002)
·           Danrem 061/Surya Kencana Kodam III/Siliwangi (2003)
·           Dirjakstra Ditjen Strahan Dephan (2008)
·           Perwira Staf Ahli Tingkat III Bidang Polkamnas dan Sesmil Setneg (2008)
·           Pangdam IV/Diponegoro (2009)
·           Dankodiklat TNI AD (2010)
·           Wakil KASAD tahun (2011)
·           Sekjen Kemenhan (2013)
·           KASAD (2013)

Referensi media :

2.        Jend. TNI Dr. Moeldoko
Jenderal TNI Dr. Moeldoko (lahir di Kediri, Jawa Timur, 8 Juli 1957; umur 57 tahun) adalah tokoh militer Indonesia. Ia menjabat sebagai Panglima TNI sejak 30 Agustus 2013. Ia juga pernah menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat sejak 20 Mei 2013 hingga 30 Agustus 2013.
Sidang Paripurna DPR-RI pada tanggal 27 Agustus 2013 menyetujui jenderal asal Kediri tersebut sebagai Panglima TNI baru pengganti Laksamana Agus Suhartono. Ia adalah KSAD terpendek dalam sejarah militer di Indonesia seiring pengangkatan dirinya sebagai panglima.
Moeldoko merupakan alumnus Akabri tahun 1981 dengan predikat terbaik dan berhak meraih penghargaan bergengsi Bintang Adhi Makayasa. Selama karier militernya, Moeldoko juga banyak memperoleh tanda jasa yaitu Bintang Dharma, Bintang Bhayangkara Utama, Bintang Yudha Dharma Pratama, Bintang Kartika Eka Paksi Pratama, Bintang Yudha Dharma Nararya, Bintang Kartika Eka Paksi Nararya, Satya Lencana Dharma Santala, Satya Lencana Kesetiaan XXIV tahun,  Satya Lencana Kesetiaan XIV tahun, Satya Lencana Kesetiaan VIII tahun, Satya Lencana Seroja, Satya Lencana Wira Dharma, dan Satya Widya Sista.
Operasi militer yang pernah diikuti antara lain Operasi Seroja Timor-Timur tahun 1984 dan Konga Garuda XI/A tahun 1995. Ia juga pernah mendapat penugasan di Selandia Baru (1983 dan 1987), Singapura dan Jepang (1991), Irak-Kuwait (1992), Amerika Serikat, dan Kanada.
Pada 15 Januari, Moeldoko meraih gelar doktor Program Pascasarjana Ilmu Administrasi FISIP Universitas Indonesia, dengan desertasinya "Kebijakan dan Scenario Planning Pengelolaan Kawasan Perbatasan di Indonesia (Studi Kasus Perbatasan Darat di Kalimantan)". Ia lulus dan mendapatkan gelar tersebut dengan predikat sangat memuaskan.

Pendidikan militer
·       Akabri (1981)
·       Kursus Dasar Kecabangan Infanteri
·       Kursus Dasar Para
·       Susjurpa Jumpmaster
·       Sus Bahasa Inggris
·       Sus Kasi Ops
·       Suslapa-1 Inf
·       Suslapa Inf
·       Seskoad (1994)
·       Sesko TNI (2001)
·       Susdanrem
·       Susstrat Perang Semesta
·       KRA Lemhannas (2005)

Riwayat jabatan
·       Danton Yonif Linud 700/BS Kodam VII/Wirabuana (1981)
·       Danki A Yonif Linud 700/BS Kodam VII/Wirabuana (1983)
·       Kasi Operasi Yonif Linud 700/BS Kodam VII/Wirabuana
·       Perwira Operasi Kodim 1408/BS Makassar
·       Wakil Komandan Yonif 202/Tajimalela
·       Kasi Teritorial Brigif-1 PAM IK/JS
·       Komandan Yonif 201/Jaya Yudha (1995)
·       Komandan Kodim 0501 Jakarta Pusat (1996)
·       Sespri Wakasad (1998)
·       Pabandya-3 Ops PB-IV/Sopsad
·       Komandan Brigif-1/Jaya Sakti (1999)
·       Asops Kasdam VI/Tanjung Pura
·       Dirbindiklat Pussenif
·       Komandan Rindam VI/Tanjung Pura (2005)
·       Komandan Korem 141/Todopuli Bone (2006)
·       Pa Ahli Kasad Bidang Ekonomi (2007)
·       Direktur Doktrin Kodiklat TNI AD (2008)
·       Kasdam Jaya (2008)
·       Panglima Divisi Infanteri 1/Kostrad (2010)
·       Panglima Kodam XII/Tanjungpura (2010)
·       Panglima Kodam III/Siliwangi (2010)
·       Wakil Gubernur Lemhannas (2011)
·       Wakasad (2013)
·       KSAD (2013)
·       Panglima TNI (2013)

Referensi media :

3.        Jend. TNI (Purn) Sutiyoso
Letjen TNI (Purn.) Dr.(H.C.) H. Sutiyoso (lahir di Semarang, 6 Desember 1944; umur 69 tahun) adalah seorang politikus dan mantan tokoh militer Indonesia berbintang tiga. Ia adalah Gubernur Jakarta selama dua periode, mulai 6 Oktober 1997 hingga 7 Oktober 2007,[1] saat ia digantikan Fauzi Bowo, wakilnya, yang memenangi Pilkada DKI 2007. Sebagai gubernur, Sutoyoso adalah tokoh yang cukup menarik. Sepanjang dua periode menjadi gubernur, ia sering mengundang kontroversi ketika menggulirkan kebijakan. Kritikan terhadap proyek angkutan umum busway, proyek pemagaran taman di kawasan Monas Jakarta Pusat, dan sejumlah proyek lainnya. Pada 1 Oktober 2007, ia mengumumkan bahwa dirinya akan maju sebagai calon presiden Indonesia pada Pemilu Presiden 2009.

Pendidikan dan latar belakang
Lahir di Semarang, Sutiyoso merupakan anak ke enam dari delapan bersaudara. Ia adalah putra pasangan Tjitrodihardjo dan Sumini. Setelah tamat Sekolah Menengah Atas (SMA) di Semarang pada 1963 dan sempat setahun kuliah di Jurusan Teknik Sipil Universitas 17 Agustus, ia masuk Akademi Militer Nasional (AMN) di Magelang. Lulus pada 1968, ia berpindah-pindah tugas di kesatuan militer.
Sutiyoso menikah dengan Setyorini pada tahun 1974 dan dikaruniai dengan dua orang putri:
·         Yessy Riana Dilliyanti, menikah dengan Yogie Sandi Nugraha
·         Renny Yosnita Ariyanti, menikah dengan Danindro Anindito

Karier
Periode 1988-1992, ia menjabat Asisten Personil, Asisten Operasi, dan Wakil Komandan Jenderal Kopassus. Sosoknya mulai mencuat saat terpilih sebagai komandan resimen terbaik se-Indonesia ketika menjabat Kepala Staf Kodam Jaya pada 1994. Prestasi yang digenggamnya itu kemudian ikut menghantarkannya pada jabatan Panglima Kodam Jaya. Semasa menjadi panglima itu, namanya kian dikenal terutama lewat acara Coffee Morning. Lewat acara yang digelar sebulan sekali itu, Sutiyoso berdiskusi dengan sesepuh dan tokoh masyarakat dalam kaitan dengan kemanan ibukota.
Posisinya sebagai panglima, kemudian merentangkan jalan menjadi gubernur. Gaya kepemimpinannya disebut-sebut banyak meniru mantan Gubernur Ali Sadikin.
Periode pertama (1997-2002) sebagai Gubernur DKI Jakarta berlanjut pada periode kedua (2002-2007). Jabatan lain yang dipegang oleh Sutiyoso ialah Ketua Ketua Umum Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) periode 2004 - 2008. Ia juga terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum ORARI (Organisasi Amatir Radio Indonesia ) untuk masa bakti 2006 - 2011.
Sebagai gubernur
Pada 15 Januari 2004, ia meluncurkan sistem angkutan massal dengan nama bus TransJakarta atau lebih populer disebut Busway sebagai bagian dari sebuah sistem transportasi baru kota. Setelah sukses dengan Koridor I, pengangkutan massal dikembangkan ke koridor-koridor berikutnya. Ia juga mencetuskan mengembangkan sisten transportasi kota modern juga segera melibatkan subway dan monorel.
Keberadaan Busway yang semula ditentang beberapa pihak terutamanya pengguna kendaraan pribadi karena mengurangi satu jalur jalan. Selain itu, pembangunan halte-halte Busway juga mengakibatkan sebagian pepohonan yang berada di pembatas jalan ditebang. Di lain pihak, Busway disambut baik penggunanya karena dianggap lebih nyaman dari angkutan umum sejenis lainnya. Bukan hanya sebagai sarana transportasi perkotaan modern untuk angkutan massal, tetapi juga dapat berfungsi sebagai bus pariwisata kota. Busway yang melewati Koridor II menempuh berbagai fasilitas pemerintah pusat terutama sisi barat Kompleks Sekretariat Negara, Jalan MH Thamrin, Monumen Nasional, Kantor Pemerintah DKI Jakarta, bekas Kantor Wakil Presiden Indonesia, Kedutaan Besar Amerika Serikat, dan Stasiun Gambir.
Peluncuran Koridor II yang dilakukan pada 15 Januari 2006 bersamaan dengan Koridor III dengan rute Kawasan Harmoni hingga Terimal Kalideres (Jakarta Barat). Koridor II sendiri menempuh rute Terminal Pulo Gadung hingga Kawasan Hamorni (Jakarta Pusat).
Mulai 4 Februari 2006, ia melarang siapapun yang berada di wilayah DKI merokok di sembarang tempat. Larangan merokok dilakukan di tempat-tempat umum, seperti halte, terminal, mall, perkantoran dan lain sebagainya. Meskipun program ini telah diefektifkan sejak 6 April 2006 ternyata masih saja banyak orang yang tidak mengindahkan larang merokok di sembarang tempat itu. Pengawasan yang kurang cermat dan tindakan yang tidak tegas dari aparat serta rendahnya kesadaran masyarakat terhadap bahaya merokok menyebabkan peraturan pemerintah menjadi terhambat untuk direalisasikan.
Pada 22 Desember 2006, ia mencoba jalur Busway Koridor IV-VII yang pengoperasiannya dilaksanakan pada 27 Januari 2007.
Setelah merealisasikan pelebaran Jalan MH Thamrin, ia menerapkan pemberlakuan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 terutama Pasal 51 ayat 1 tentang peraturan kendaraan bermotor melaju di sebelah kiri. Penertiban pengendara motor harus di jalur kiri diberlakukan sejak 8 Januari 2007 di ruas Jalan Gatot Subroto hingga kawasan Cawang, Jalan DI Panjaitan, Jalan MT Haryono, Jalan S Parman, Jalan Perintis Kemerdekaan, dan Jalan Letjen Suprapto. Selain di kawasan itu, pemberlakukan sepeda motor melaju di sebelah kiri juga ditetapkan di Jalan Margoda (Depok), Jalan Sudirman (Tangerang), dan Jalan Ahmad Yani (Bekasi).
Saksi tilang bagi pengendara sepeda motor yang melaju di lajur tengah dan kanan mulai diterapkan semenjak itu juga. Dasar wajib lajur kiri bagi pengendara sepeda motor adalah Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu lintas Jalan. Dalam Bab VIII Pasal 51 ayat 1 dijelaskan tata cara berlalu lintas di jalan adalah mengambil lajur sebelah kiri. Selain, karena masa ujicoba selama 13 hari sejak Desember 2006 yang dapat menurunkan jumlah kasus kecelakaan hingga 30,7 persen.

Pada 9 Januari 2007 ditemukan sebanyak 952 pengendara sepeda motor ditilang dan harus membayar denda Rp 20.000,- hingga Rp 40.000,- berdasarkan keputusan sidang di tempat kejadian, karena terbukti melanggar batas lajur kiri. Jumlah total sejak 8 Januari 2007 tidak kurang 2923 orang.
Selain pelarangan pengendara sepeda motor melintas di kawasan Sudirman dan Jalan Thamrin, jumlah sepeda motor juga direncanakan dibatasi di Jakarta.
Pada 27 Januari 2007, ia meluncurkan armada Transjakarta untuk Koridor IV, V, VI, dan VII. Acara peluncuran yang dipusatkan di Komplek Taman Impian Jaya Ancol dihadiri pejabat-pejabat negara dari pusat maupun daerah. Iringan-iringan rombongan yang terdiri beberapa walikota se-Jakarta, beberapa artis, dan beberapa gubernur di Indonesia. Sebuah armada Koridor V sempat terhalang separator di perempatan Jalan Matraman Raya untuk beberapa saat ketika pengemudi yang baru tidak tepat mengarahkan kemudinya menyururi jalan yang sedianya khusus diperuntukkan busway. Masyarakat tampak antusias menyambut kehadiran armada baru ini.
Pada 17 Januari 2007, ia mengeluarkan Peraturan Gubernur Nomor 5 Tahun 2007 tentang peniadaan semua ternak unggas di permukiman. Ia memberi batas waktu bagi warga Jakarta untuk menyingkirkan unggas dari lingkungan tempat tinggal pada 31 Januari 2007. Pada 1 Februari 2007, ia berkeliling ke sejumlah wilayah untuk memastikan tidak ada lagi unggas yang dipelihara secara liar. Ia meminta kepada warga masyarakat dapat memberikan informasi kepada petugas jika tetangganya masih ada yang memelihara unggas yang dilarang menurut Peraturan Gubernur No 15/2007, yaitu ayam, itik, entok, bebek, angsa, burung dara, dan burung puyuh. Sampai pada 31 Januari 2007 sudah lebih dari 100.000 unggas di permukiman dimusnahkan oleh warga dan petugas. Sedang, pemberian sertifikat telah diserahkan kepada lebih dari 80 persen pemilik unggas hias dan berkicau. Proses sertifikasi unggas berlanjut hingga akhir Februari 2007.
Hingga masa jabatannya berakhir, janji beliau untuk mengurangi kemacetan dan banjir di Jakarta tidak dapat dipenuhi. Hal ini masih menjadi pekerjaan rumah bagi gubernur Jakarta selanjutnya.
Pusat layanan masyarakat
Pada 2 Maret 2007, ia membuka pusat layanan pesan singkat (SMS) untuk menampung berbagai keluhan warga Jakarta. SMS Center dikelola Biro Humas dan Protokol Pemprov DKI dijadikan bahan bagi gubernur dalam memperbaiki layanan publik dan kinerja aparat pemerintah di bawahnya. Pusat layanan bersifat satu arah, sehingga pesan singkat yang dikirimkan seorang warga tidak akan dibalas. Nomor pusat layanan itu adalah 0811-983899.
Insiden Sydney
Pada 29 Mei 2007, ia didatangi polisi New South Wales di kamar hotelnya dan diminta untuk menghadiri sidang terkait dengan kasus terbunuhnya lima wartawan asing di Balibo, Timor Timur pada tahun 1975. Dua polisi federal, yaitu Sersan Steve Thomas dan detektif senior Constable Scrzvens menerobos masuk ke kamar hotel tempatnya menginap di Hotel Shangri-La, Sydney.
Atas insiden itu, Sutiyoso menuntut Pemerintah Australia memberikan klarifikasi dan meminta maaf atas pelecehan yang dilakukan polisi federal Australia. Sikap polisi yang menerobos masuk ke dalam kamar hotel tempatnya menginap dan memaksananya menandatangani surat panggilan dinilai tidak senonoh. Apalagi, ia berada di Australia sebagai pejabat negara resmi atas undangan resmi.
Pada 31 Mei 2007, Duta Besar Australia untuk Indonesia, Bill Farmer, menyampaikan surat permintaan maaf dari Perdana Menteri Negara Bagian New South Wales (NSW), Morris Iemma.

Penghargaan
Pada 15 Desember 2006, ia menerima penghargaan 2006 Asian Air Quality Management Champion Award dari Clear Air Initiative for Asian Cities (CAI) bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia dan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta atas prestasinya untuk Gagasan pembangunan Bus Rapid Transit (BRT) terbesar di Asia melalui Busway Penerbitan Perda No.2 tahun 2005 tentang Pengendalian Pencemaran Udara.
Gelar pahlawan pengelolaan kualitas udara di Asia diberikan dengan pertimbangan berhasil dalam mengembangkan akuntan umum TransJakarta (busway) yang mengurangi emisi gas kendaraan bermotor di Jakarta. Pembentukan fasilitas umum busway meniru sistem Bus Rapid Transportation (BRT) di Bogota (Kolombia) dan menjadi satu-satunya provinsi di Indonesia yang mempunyai Peraturan Daerah tentang Pengendalian Pencemaran Udara (Perda No 2/2005).
Penghargaan serupa diberikan kepada Direktur Jenderal Pengendalian Polusi Departemen Lingkungan Hidup Thailand Supat Wangsongwatana, pengamat senior Lingkungan Hidup Badan Kerjasama Pembangunan Internasional Swedia Sara Stenhammar, dan seorang hakim di Lahore (Pakistan) Hamid Ali Shah.
Lain-lain
·         Ketua Umum PB PBSI (2004-2008)
·         Mendanai pertandingan Kejuaraan Tinju Dunia kelas bulu versi WBA antara Chris John vs Renan Acosta di Jakarta tahun 2006.
Referensi media :

2.        Meteri Koordinator Perekonomian
a.         Chairul Tanjung
b.        Prof. Dr.(H.C.) Dahlan Iksan
c.         Gita Wiryawan
d.        ............

Track Record :
1.        Chairul Tanjung
Chairul Tanjung (lahir di Jakarta, 16 Juni 1962; umur 52 tahun) adalah pengusaha asal Indonesia. Ia menjabat sebagai Menko Perekonomian menggantikan Hatta Rajasa sejak 19 Mei 2014. Namanya dikenal luas sebagai usahawan sukses bersama perusahaan yang dipimpinnya, Para Group.
Chairul telah memulai berbisnis ketika ia kuliah dari Jurusan Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. Sempat jatuh bangun, akhirnya ia sukses membangun bisnisnya. Perusahaan konglomerasi miliknya, Para Group menjadi sebuah perusahaan bisnis membawahi beberapa perusahaan lain seperti Trans TV dan Bank Mega.

Karier dan kehidupan
Chairul dilahirkan di Jakarta dalam keluarga yang cukup berada. Ayahnya A.G. Tanjung adalah wartawan zaman orde lama yang menerbitkan surat kabar beroplah kecil. Ayahnya, yang berdarah Batak, berasal dari Tapanuli Tengah. Sedangkan ibunya, Halimah, yang berdarah Sunda berasal dari Cibadak, Sukabumi. Chairul berada dalam keluarga bersama enam saudara lainya. Ketika Tiba pada zaman Orde Baru, usaha ayahnya dipaksa tutup karena berseberangan secara politik dengan penguasa saat itu. Keadaan tersebut memaksa orangtuanya menjual rumah dan berpindah tinggal di kamar losmen yang sempit.
Selepas menyelesaikan sekolahnya di SMA Boedi Oetomo pada 1981, Chairul masuk Jurusan Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (lulus 1987). Ketika kuliah inilah ia mulai masuk dunia bisnis. Dan ketika kuliah juga, ia mendapat penghargaan sebagai Mahasiswa Teladan Tingkat Nasional 1984-1985.
Demi memenuhi kebutuhan kuliah, Ia mulai berbisnis dari awal yakni berjualan buku kuliah stensilan, kaos, dan lainnya di kampusnya. Ia juga membuka usaha foto kopi di kampusnya. Chairul juga pernah mendirikan sebuah toko peralatan kedokteran dan laboratorium di bilangan Senen Raya, Jakarta Pusat, tetapi bangkrut.
Selepas kuliah, Chairul pernah mendirikan PT Pariarti Shindutama bersama tiga rekannya pada 1987. Bermodal awal Rp 150 juta dari Bank Exim, mereka memproduksi sepatu anak-anak untuk ekspor. Keberuntungan berpihak padanya, karena perusahaan tersebut langsung mendapat pesanan 160 ribu pasang sepatu dari Italia. Akan tetapi, karena perbedaan visi tentang ekspansi usaha, Chairul memilih pisah dan mendirikan usaha sendiri.
Kepiawaiannya membangun jaringan dan sebagai pengusaha membuat bisnisnya semakin berkembang. Mengarahkan usahanya ke konglomerasi, Chairul mereposisikan dirinya ke tiga bisnis inti: keuangan, properti, dan multimedia. Di bidang keuangan, ia mengambil alih Bank Karman yang kini bernama Bank Mega.
Ia menamakan perusahaan tersebut dengan Para Group. Perusahaan Konglomerasi ini mempunyai Para Inti Holdindo sebagai father holding company, yang membawahkan beberapa sub-holding, yakni Para Global Investindo (bisnis keuangan), Para Inti Investindo (media dan investasi) dan Para Inti Propertindo (properti).
Di bawah grup Para, Chairul Tanjung memiliki sejumlah perusahaan di bidang finansial antara lain Asuransi Umum Mega, Asuransi Jiwa Mega Life, Para Multi Finance, Bank Mega Tbk, Mega Capital Indonesia, Bank Mega Syariah dan Mega Finance. Sementara di bidang properti dan investasi, perusahaan tersebut membawahi Para Bandung propertindo, Para Bali Propertindo, Batam Indah Investindo, Mega Indah Propertindo. Dan di bidang penyiaran dan multimedia, Para Group memiliki Trans TV, Trans7, Mahagagaya Perdana, Trans Fashion, Trans Lifestyle, dan Trans Studio.
Khusus di bisnis properti, Para Group memiliki Bandung Supermall. Mal seluas 3 hektar ini menghabiskan dana 99 miliar rupiah. Para Group meluncurkan Bandung Supermall sebagai Central Business District pada 1999. Sementara di bidang investasi, Pada awal 2010, Para Group melalui anak perusahaannya, Trans Corp., membeli sebagian besar saham Carefour, yakni sejumlah 40 persen. Mengenai proses pembelian Carrefour, MoU (memorandum of understanding) pembelian saham Carrefour ditandatangani pada tanggal 12 Maret 2010 di Perancis.
Majalah ternama Forbes merilis daftar orang terkaya dunia 2010. Sebagai sebuah pencapaian, menurut majalah tersebut, Chairul Tanjung termasuk salah satu orang terkaya dunia asal Indonesia. Forbes menyatakan bahwa Chairul Tanjung berada di urutan ke 937 dunia dengan total kekayaan US$ 1 miliar. Tahun 2011, menurut Forbes Chairul Tanjung menduduki peringkat 11 orang terkaya di Indonesia, dengan total kekayaan US$ 2,1 miliar.
Pada tanggal 1 Desember 2011, Chairul Tanjung meresmikan perubahan Para Grup menjadi CT Corp. CT Corp terdiri dari tiga perusahaan sub holding: Mega Corp, Trans Corp, dan CT Global Resources yang meliputi layanan finansial, media, ritel, gaya hidup, hiburan, dan sumber daya alam.

Latar belakang pendidikan
Berikut selengkapnya latar belakang pendidikan seorang Chairul Tanjung.
·           SD Van Lith, Jakarta (1975)
·           SMP Van Lith, Jakarta (1978)
·           SMA Negeri I Boedi Oetomo, Jakarta (1981)
·           Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Indonesia (1987)
·           Executive IPPM (MBA; 1993)
Pemikiran
Chairul menyatakan bahwa dalam membangun bisnis, mengembangkan jaringan (network) adalah penting. Memiliki rekanan (partner) dengan baik diperlukan. Membangun relasi pun bukan hanya kepada perusahaan yang sudah ternama, tetapi juga pada yang belum terkenal sekalipun. Bagi Chairul, pertemanan yang baik akan membantu proses berkembang bisnis yang dikerjakan. Ketika bisnis pada kondisi tidak bagus (baca: sepi pelanggan) maka jejaring bisa diandalkan. Bagi Chairul, bahkan berteman dengan petugas pengantar surat pun adalah penting.
Dalam hal investasi, Chairul memiliki idealisme bahwa perusahaan lokal pun bisa menjadi perusahaan yang bisa bersinergi dengan perusahaan-perusahaan multinasional. Ia tidak menutup diri untuk bekerja sama dengan perusahaan multinasional dari luar negeri. Baginya, ini bukan upaya menjual negara. Akan tetapi, ini merupakan upaya perusahaan nasional Indonesia bisa berdiri sendiri, dan jadi tuan rumah di negeri sendiri.
Menurut Chairul, modal memang penting dalam membangun dan mengembangkan bisnis. Baginya, kemauan dan kerja keras harus dimiliki seseorang yang ingin sukses berbisnis. Namun mendapatkan mitra kerja yang handal adalah segalanya. Baginya, membangun kepercayaan sama halnya dengan membangun integritas. Di sinilah pentingnya berjejaring (networking) dalam menjalankan bisnis.
Dalam bisnis, Chairul menyatakan bahwa generasi muda bisnis sudah seharusnya sabar, dan mau menapaki tangga usaha satu persatu. Menurutnya, membangun sebuah bisnis tidak seperti membalikkan telapak tangan. Dibutuhkan sebuah kesabaran, dan tak pernah menyerah. Jangan sampai banyak yang mengambil jalan seketika (instant), karena dalam dunia usaha kesabaran adalah salah satu kunci utama dalam mencuri hati pasar. Membangun integritas adalah penting bagi Chairul. Adalah manusiawi ketika berusaha,seseorang ingin segera mendapatkan hasilnya. Tidak semua hasil bisa diterima secara langsung.
Redenrensi media :

2.        Prof. Dr.(H.C.) Dahlan Iksan
Prof. Dr.(H.C.) Dahlan Iskan (lahir di Magetan, Jawa Timur, 17 Agustus 1951; umur 62 tahun), adalah mantan CEO surat kabar Jawa Pos dan Jawa Pos Group yang bermarkas di Surabaya posisinya tersebut kemudian digantikan oleh putranya, Azrul Ananda. Ia juga adalah Direktur Utama PLN sejak 23 Desember 2009.[1] Pada tanggal 19 Oktober 2011, berkaitan dengan reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu II, Dahlan Iskan diangkat sebagai Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara menggantikan Mustafa Abubakar.

Karier
Karier Dahlan Iskan dimulai sebagai calon reporter sebuah surat kabar kecil di Samarinda, Kalimantan Timur pada tahun 1975. Tahun 1976, ia menjadi wartawan majalah Tempo. Sejak tahun 1982, Dahlan Iskan memimpin surat kabar Jawa Pos hingga sekarang.
Dahlan Iskan adalah sosok yang menjadikan Jawa Pos yang waktu itu hampir mati dengan oplah 6.000 ekslempar, dalam waktu 5 tahun menjadi surat kabar dengan oplah 300.000 eksemplar. Lima tahun kemudian terbentuk Jawa Pos News Network (JPNN), salah satu jaringan surat kabar terbesar di Indonesia yang memiliki 134 surat kabar, tabloid, dan majalah[3], serta 40 jaringan percetakan di Indonesia. Pada tahun 1997 ia berhasil mendirikan Graha Pena, salah satu gedung pencakar langit di Surabaya, dan kemudian gedung serupa di Jakarta. Pada tahun 2002, ia mendirikan stasiun televisi lokal JTV di Surabaya, yang kemudian diikuti Batam TV di Batam dan Riau TV di Pekanbaru.
Sejak awal 2009, Dahlan adalah sebagai Komisaris PT Fangbian Iskan Corporindo (FIC) yang akan memulai pembangunan Sambungan Komunikasi Kabel Laut (SKKL) pertengahan tahun ini. SKKL ini akan menghubungkan Surabaya di Indonesia dan Hong Kong, dengan panjang serat optik 4.300 kilometer.
Sejak akhir 2009, Dahlan diangkat menjadi direktur utama PLN menggantikan Fahmi Mochtar yang dikritik karena selama kepemimpinannya banyak terjadi mati lampu di daerah Jakarta. [4][1] Semenjak memimpin PLN, Dahlan membuat beberapa gebrakan diantaranya bebas byar pet se Indonesia dalam waktu 6 bulan, gerakan sehari sejuta sambungan. Dahlan juga berencana membangun PLTS di 100 pulau pada tahun 2011. Sebelumnya, tahun 2010 PLN telah berhasil membangun PLTS di 5 pulau di Indonesia bagian Timur yaitu Pulau Banda, Bunaken Manado, Derawan Kalimantan Timur, Wakatobi Sulawesi Tenggara, dan Citrawangan.
Pada tanggal 17 Oktober 2011, Dahlan Iskan ditunjuk sebagai pengganti Menteri BUMN yang menderita sakit. Ia terisak dan terharu begitu dirinya dipanggil menjadi menteri BUMN karena ia berat meninggalkan PLN yang menurutnya sedang pada puncak semangat untuk melakukan reformasi PLN.
Dahlan melaksanakan beberapa program yang akan dijalankan dalam pengelolaan BUMN. Program utama itu adalah restrukturisasi aset dan downsizing (penyusutan jumlah) sejumlah badan usaha. Ihwal restrukturisasi masih menunggu persetujuan Menteri Keuangan.
Beberapa kinerjanya disorot. Dahlan gagal membawa lima perusahaan BUMN untuk melepas saham perdana (initial public offering/IPO) di lantai bursa. Adapun, berkat kepemimpinannya, BUMN dinilai bersih dari korupsi oleh masyarakat juga merupakan kinerja dan keberhasilannya membangun BUMN.

Beliau juga giat mendukung program mobil nasional yang berpenggerak listrik. Namun pada tanggal 5 Januari 2013, beliau mengalami kecelakaan saat mengendarai mobil listrik Tucuxi di kawasan Tawangmangu, Jawa Timur. Dahlan Iskan selamat, namun mobilnya rusak parah. Setelah kecelakaannya bersama Tucuxi, Dahlan Iskan tidak mundur untuk mengembangkan mobil listriknya. Bersama Putra Petir, Dahlan Iskan mengembangkan mobil listrik generasi kedua yang akan dipertunjukkan di KTT APEC di Bali. Mobil listrik tersebut meliputi jenis mobil-mobil sport, bus, minibus, dan lain-lain, di antaranya Selo, Arimbi dan Gendhis.

Pada tahun 2013, Dahlan Iskan bersama 11 orang lainnya; Ali Masykur Musa, Anies Baswedan, Dino Patti Djalal, Endriartono Sutarto, Gita Wirjawan, Hayono Isman, Irman Gusman, Marzuki Alie, Pramono Edhie Wibowo dan Sinyo Harry Sarundajang mengikuti Konvensi Calon Presiden dari Partai Demokrat[8]. Pada 16 Mei 2014, Komite Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat mengumumkan hasil survei atas 11 peserta konvensi di kantor DPP Partai Demokrat. Hasilnya adalah Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan menempati posisi terunggul dibandingkan peserta konvensi lainnya

Kehidupan pribadi

Dahlan Iskan dibesarkan di lingkungan pedesaan dangan kondisi serba kekurangan. Orangtuanya tidak ingat tanggal berapa Dahlan dilahirkan. Dahlan akhirnya memilih tanggal 17 Agustus dengan alasan mudah diingat karena bertepatan dengan peringatan kemerdekaan Republik Indonesia.
Dahlan Iskan pernah menulis buku berjudul Ganti Hati pada tahun 2008. Buku ini berisi tentang pengalaman Dahlan Iskan dalam melakukan operasi transplantasi hati di Tiongkok.
Selain sebagai pemimpin Grup Jawa Pos, Dahlan juga merupakan presiden direktur dari dua perusahaan pembangkit listrik swasta: PT Cahaya Fajar Kaltim di Kalimantan Timur dan PT Prima Electric Power di Surabaya.

3.        Gita Wiryawan
Gita Wirjawan (GW) (lahir di Jakarta, 21 September 1965; umur 48 tahun) adalah pengusaha asal Indonesia. Nama lengkapnya Gita Irawan Wirjawan, putra dari pasangan Wirjawan Djojosoegito (almarhum) dan Paula Warokka Wirjawan. Pada 2008, ia mendirikan perusahaan Ancora Capital (tempo), perusahaan investasi di bidang sumber daya dan pertambangan.Ia mendirikan perusahaan tersebut setelah ia memutuskan mundur dari kursi Presiden Direktur JP Morgan Indonesia yang ia jabat 2006-2008.
Kesuksesannya dalam mengelola perusahaan berbekal kekuatan relasi yang ia bangun sejak kuliah di Harvard. Ancora Capital sendiri berfokus pada investasi di sektor energi dan sumber daya alam. Kesuksesan Gita dalam mengelola perusahannya dibuktikan ketika dalam hitungan bulan, Ancora berhasil mengambil alih sebagian saham beberapa perusahaan besar seperti PT Bumi Resources Tbk, Selain itu, ia juga merupakan salah satu komisaris PT Pertamina. Pada tanggal 18 Oktober 2011, berkaitan dengan reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu II, Gita Wirjawan diangkat sebagai Menteri Perdagangan menggantikan Mari Elka Pangestu. Pada 31 Januari 2014, ia menyatakan mundur dari posisinya sebagai Menteri Perdagangan di Kabinet Indonesia Bersatu II untuk fokus ke Konvensi Partai Demokrat 2014. Ia digantikan oleh Muhammad Lutfi.
Karier dan Kehidupan
Gita menempuh pendidikan S-1 di University of Texas Amerika Serikat. Ia menyelesaikan kuliah S-2 pertamanya di Baylor University, pada 1989. Ia mengambil jurusan administrasi bisnis. Selepas kuliah, ia memulai kariernya dengan bekerja di Citibank. Pada 1999, dia mengambil kuliah S-2 jurusan public administration (administrasi Publik) di Harvard University dan lulus pada 2000. Selesai S-2, ia bekerja di Goldman Sachs Singapura, sebuah bank yang didirikan oleh Marcus Goldman. Gita bekerja di sana hingga 2004. Tahun berikutnya dia pindah ke ST Telekomunikasi sampai 2006 juga di Singapura, Gita kemudian bekerja di JP morgan Indonesia sebagai direktur utama. Gita menjadi direktur di sana 2006-2008.
Gita Wirjawan mundur dari JP Morgan pada April 2008 dan mendirikan Ancora Capital. Perusahaan barunya ini berfokus pada investasi di sektor energi dan sumber daya alam. Di Ancora, Gita membuktikan kepiawaian dalam mengelola perusahaan yang bergerak di bidang financial. Dalam hitungan bulan, perusahaan ini mengambil alih sebagian saham PT Apexindo Pratama Duta Tbk, PT Bumi Resources Tbk, PT Multi Nitrat Kimia, perusahaan properti di Jakarta, dan sebuah perusahaan properti di Bali. Keberhasilan Gita memimpin Ancora adalah berkat banyak mengandalkan koneksinya saat kuliah di Harvard.
Masa Remaja dan Latar Belakang Pendidikan
Sejak muda, Gita telah menempuh pedidikan di luar negeri. Gita menghabiskan masa remaja di Bangladesh dan India mengikuti orang tuanya karena ayahnya yang dokter ahli kesehatan masyarakat diberi tugas sebagai perwakilan Indonesia di WHO.
Ia kemudian melanjutkan pendidikan tingginya ke Amerika serikat.
Matematika dan musik adalah dua mata kuliah utama yang dipelajarinya di Amerika. Namun ibunya Paula Warokka tak suka dia belajar musik karena khawatir Gita tak mudah mencari kerja. Si bungsu ini pun banting stir mengambil kuliah ekonomi demi kecintaannya pada sang ibu. Dia lulus Master of Business Administration di Baylor University, Amerika Serikat tahun 1989
Masa-masa hidup Gita tersulit adalah bertahan hidup dan meneruskan kuliah di Amerika Serikat. Ayahnya saat itu sudah pensiun dan memberinya bekal tidak lebih dari seperempat biaya kuliah di sana. Saat sulit, dia selalu teringat kata-kata Winnie the Pooh "You're bigger than what you think you are"
Dia menunjukan ketangguhannya bertahan di masa sulit dengan memanfaatkan banyak kesempatan. Berbagai pekerjaan kasar pernah dia lakoni untuk mengumpulkan uang. Mulai menjadi pembersih toilet, pencuci piring di restoran, supir hingga sempat berjualan kulit ular. Di sela-sela libur kuliah, dia juga rajin memberi les piano. Di situlah dia bertemu pertama kalinya dengan Yasmin Stamboel, cucu pahlawan Otto Iskandar Dinata yang kemudian menjadi istrinya
Berangkat dengan beasiswa musik, Gita berhasil pulang membawa kebanggaan ibunya dengan tiga gelar bidang akuntansi, administrasi bisnis dan ilmu administrasi publik
Gita mendapatkan Bachelor Degree in Accounting (BBA) di University of Texas, Austin, Amerika Serikat pada tahun 1988. Lulus sebagai akuntan, Gita meraih lisensi Certified Public Accountant untuk negara bagian Texas. Untuk memperluas pengetahuannya, Gita melanjutkan pendidikan Master of Business Administration (MBA) di Baylor University, Amerika Serikat, pada tahun 1989. Gita sempat pulang dan berkarier di Indonesia sebelum kemudian menempuh pendidikan lagi di Amerika Serikat dan memperoleh gelar Master of Public Administration (MPA) di Kennedy School of Government, Harvard University, Amerika Serikat pada tahun 2000
Sebelum menjadi pejabat pemerintah dan pemilik Ancora, Gita sempat berpindah-pindah kerja. Posisi pentingnya pertama adalah Direktur Corporate Finance di PT Bahana Securities, anak perusahaan dari PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero). Selain itu, Gita juga pernah memegang jabatan kunci di beberapa bank investasi ternama dunia seperti Goldman Sachs dan JPMorgan

Baik sebagai Ketua BKPM maupun sebagai Menteri Perdagangan, Gita melahirkan berbagai langkah dan pencapaian yang membawa manfaat positif bagi ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Hampir semua kebijakan Gita di bawah ini adalah terobosan baru:
1.             Sebagai Ketua BKPM, ia berhasil menaikkan investasi 25-30% per tahun. Di sisi lain, porsi Penanaman Modal Dalam negerinya juga meningkat, dari semula hanya 20% dari total investasi menjadi 30% total investasi.
2.             Pada Oktober 2011, Gita Wirjawan mengeluarkan larangan untuk melarang ekspor rotan mentah dalam rangka melindungi industry dalam negeri.
Langkah berani GW ini mengkoreksi kebijakan pemerintah 2005 yang membuka ekspor bahan baku rotan. Akibat pembukaan keran saat itu, sebagian besar pabrik rotan di Indonesia gulung tikar karena sebagian bahan baku rotan berkualitas tinggi justru diekspor untuk diolah di luar negeri.
Keputusan GW ini bukannya tidak memperoleh rekasi negatif. Di berbagai kesempatan pertemuan internasional, GW kerap harus menghadapi tuduhan bahwa ia menerapkan kebijakan protektif yang mengkhianati prinsip pasar bebas. Tapi tuduhan itu tak menyurutkan keyakinannya.
Usaha GW berhasil. Usaha mebel dan kerajinan rotan di Indonesia kembali bangkit dan tumbuh pesat, yang diindikasikan oleh kenaikan ekspor rotan olahan. Ribuan pengrajin rotan kini kembali dapat dipekerjakan.
Ketua Asosiasi Mebeul dan Kerajinan Rotan Indonesia (AMKRI) Sunyoto menyatakan bahwa jumlah ekspor rotan olahan Indonesia pada kuartal pertama 2013 mencapai 1.200-1.500 kontainer, yang merupakan kenaikan 86 persen dari produk kuartal pertama 2012. Diperkirakan, pada pertengahan 2014, angka itu bisa mencapai 3.000 kontainer per bulan.
3.             Pada Juli 2013 Gita memerangi penyebaran Telepon genggam ilegal dengan melakukan pemblokiran telepon genggam yang tidak memiliki International Mobile Equipment Identity di Indonesia.
Kebijakan ini dikeluarkan mengingat Indonesia adalah pasar telepon genggam yang sangat besar. Diperkirakan terdapat 70 juta telepon genggam ilegal di Indonesia. Kerugian negara yang ditimbulkan diperkirakan menapai Rp 35 triliun. Dengan peraturan ini, produk ilegal yang tidak memiliki IMEI tidak akan bisa digunakan di Indonesia.
4.             Pada Juli 2013 Gita menetapkan kebijakan untuk melindungi petani agar harga jual tidak lagi dpermainkan tengkulak atau mafia kedelai, dengan cara menetapkan harga pokok penjualan (HPP). Semula HPP adalah Rp 7.000; dan kemudian dinaikkan menjadi Rp. 7.450.
5.             Pada Agustus 2013, Gita meluncurkan Bursa Timah Indonesia. Melalui peraturan ini. perdagangan timah batangan untuk tujuan ekspor wajib dilakukan melalui Bursa Timah Indonesia Dengan diluncurkannya Bursa Timah tersebut, Indonesia diharapkan dapat menjadi penentu harga timah internasional mengingat Indonesia adalah negara produsen timah terbesar kedua di dunia, dengan produksi 800.000 ton biji timah per tahun. Langkah ini perlu dilakukan mengingat harga acuan timah dunia masih dipegang Bursa London.
Kantor berita reuters (29 Desember 2013) memberitakan bahwa upaya berani Indonesia untuk menyaingi London Metal Exchange dalam penentuan harga timah dunia membuahkan hasil positif. Harga timah sejak diluncurkannya Bursa Timah Indonesia pada Agustus naik 8 pesen menjadi $23.000 per ton.
6.             Pada Desember 2013, Gita sukses mengangkat nama Indonesia ketika menjadi Ketua Konferensi Tingkat Menteri Organisasi Perdagangan Dunia (KT WTO) di Bali,
Ia dianggap sukses bukan saja sebagai tuan rumah tapi sebagai tokoh yang melakukan diplomasi untuk menjembatai polarisasi antara para peserta, terutama Amerika Serikat dan India, serta negara-negara Amerika Latin. Peran penjembatan ini penting mengingat prinsip single undertaking dalam pertamuan WTO, yaitu bila ada satu negara peserta yang tidak menyetujui kesepakatan, kesepakatan yang hendak diambil tidak bisa disetujui. Akibat perannya, pertemuan itu dapat menghasilkan Paket Bali yang disetujui secara bulat oleh 160 negara anggotanya. Pertemuan itu bukan saja diperkirakan akan mendorong perdagagan antar negara sehingga membangkitkan nilai perdagangan dunia hingga $ 1 triliun namun juga melahirkan kesepakatan-kesepakatan yang menguntungkan negara-negara berkembang, seperti:
·         Diizinkannya negara berkembang untuk mengenakan tarif sampai 60% (melalui kesepakatan tarif-rate quota) untuk produk pertanian yang masuk dari luar negeri, terutama negara-negara yang melakukan subsidi pada produk pertaniannya. Ini memberi perlindungan bagi petani negara berkembang.Negara maju harus mengurangi subsidi untuk sektor pertaniannya. Ini juga penting bagi negara berkembang mengingat selama ini negara maju seperti AS memberikan subsidi sangat besar bagi produk pertaniannya.
·         Negara berkembang diizinkan melakukan penimbunan dan memberi subsidi pertanian.
7.             Pada Desember 2013, Gita mengeluarkan kebijakan yang mewajibkan toko modern (etrmasuk di dalamnya minimart, hypermart, department store, mall) memasarkan produk dalam negeri minimal 80 persen dari jumlah dan jenis barang yang diperdagangkan.
Peraturan ini dikeluarkan untuk memudahkan produsen dalam negeri dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) memperoleh akses sehingga akan meningkatkan penggunaan produk dalam negeri.
Selain itu dalam aturan yang sama ditetapkan bahwa setiap pusat perbelanjaan harus menawarkan ruang usaha untuk pemasaran barang dengan merek dalam negeri.
Juga ditetapkan bahwa jumlah outlet/gerai toko modern yang dimiliki dan dikelola sendiri (company owned outlet) paling banyak hanya 150.
8.             Pada Desember 2013, Gita mengeluarkan kebijakan yang melarang penjualan minum beralkohol di minimarket yang berlokasi di daerah pemukiman, di sekitar tempat ibadah, terminal, stasiun, rumah sakit, gelanggang remaja dan sekolah.

Gita merupakan pecinta musik terutama jazz. Gita mendirikan mendirikan rumah produksi musik bernama Omega Pacific Production[2]. Album-album yang diluncurkan lebih banyak bercorak jazz. Ia memproduksi album jazz bagi pianis Nial Djuliarso, grup jazz Cherokee, dan Bali Lounge I dengan vokalis Tompi. Beberapa lagu dalam album-album itu dia tulis atau aransemen sendiri. Selain memproduksi album jazz, Gita mengeluarkan album pop, seperti Tompi, Bali Lounge II, dan album Dewi Lestari.
Pada akhir 2009, tepatnya pada Rabu, 11 November, Gita resmi bergabung engan Kabinet Indonesia Bersatu II. Gita memeroleh jabatan baru yakni sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Sebagai Kepala BKPM, Gita bertugas membenahi permasalahan permasalahan investasi yang ada di Indonesia
Gita juga merupakan pecinta olahraga golf. Kecintaannya pada golf dia tunjukkan dengan mendirikan sekolah Ancora Golf untuk mencari bibit pegolf muda dari Indonesia. Murid-murid Ancora Golf dididik instruktur dari Singapura untuk dipersiapkan mewakili Indonesia dalam kompetisi internasional. Biaya hidup murid Ancora juga ditanggung Gita. Gita juga menyiapkan asrama bagi anak didiknya. Asrama itu bahkan dilengkapi fasilitas seperti televisi plasma, Wi-Fi, dan penyejuk udara.
Gita merupakan pendiri Ancora Foundation, sebuah yayasan yang bergerak dibidang kemanusiaan khususnya pendidikan. Organisasi berfokus pada donasi pendidikan untuk pemuda Indonesia. Yayasan ini telah membuat beberapa program beasiswa antara lain:
·                Ancora Foundation Graduate Fellowship Fund di John F. Kennedy School of Government, Harvard University
·                Ancora Foundation Graduate Fellowship Fund di University of Cambridge
·                Ancora Foundation Graduate Fellowship Fund di University of Oxford
·                Ancora Foundation Scholarship di Universitas Paramadina
·                Ancora Foundation Scholarship di Universitas Multimedia Nusantara
·                The Ancora-Khazanah Scholarship Program
·                The Ancora Scholarship Program di Jawa Barat
Untuk taman kanak-kanak, Ancora Foundation sudah membangung sekitar 400 taman kanak-kanak
Pada tanggal 14 Desember 2012 Gita resmi menjabat sebagai Ketua PBSI periode 2012-2016. Pelantikan tersebut dilaksanakan di kompleks Pelatnas Cipayung, Jakarta, setelah sebelumnya tertunda cukup lama setelah ia terpilih dalam Munas PBSI di Yogyakarta pada 20-22 September 2012. Ketika Gita diangkat menjadi Ketua PBSI, Indonesia baru saja terkena skandal memalukan di Olimpade London yang menyebabkan tim nasional didiskualifikasi karena ketahuan sengaja kalah untuk mencari lawan lebih mudah di babak berikutnya. Sejak 2007, Indonesia juga tak pernah menang di final kejuaraan dunia.

Dalam waktu setahun, bulutangkis Indonesia kembali berkibar. Salah satu puncak pretasi pada 2013 adalah ketika dua pasangan Indonesia menyabet dua medali emas di Kejuaraan Dunia di Cina. Apalagi kemenangan itu diraih di kandang Cina, di hadapan ribuan penonton Cina fanatik, sementara Indonesia hanya didukung oleh sekitar 35 penonton.

Gita memang melakukan perombakan di PBSI. Salah satu hal terpenting yang dilakukan GW adalah menempatkan para pemain sebagai pusat perhatian. Dengan tangan dinginnya, Gita berhasil menarik banyak sponsor dan sebagian besar uang yang masuk itu dialirkan untuk meningkatkan kesejahteraan para pemain. Sjeak awal 2013, 83 atlet di pelatnas mendapat individual sponsorship. Penghasilan pemain dan pelatih naik 50-100 persen.

Gita juga melibatkan para bintang bulutangkis senior untuk melatih para calon bintang muda ataupun terlibat dalam struktur kepengurusan PBSI. Dari Tan Joe Hok, Rudy Hartono, Christian Hadinata, Lius Pongoh, sampai Ricky Subagja serta Rexy dan Richard Mainaky kini terlibat dalam pembinaan pemain muda. Ivanna Lie bahkan berhasil diajak terlibat walau bintang legendaris itu pernah menyatakan tak akan mau membantu bulutangkis Indonesia, bertahun-tahun yang lalu.

Gita percaya pada pembinaan sejak kecil. Salah satu sponsor terbesar adalah perusahaan Coca Cola yang berkomitmen menyediakan jutaan raket gratis bagi anak-anak Indonesia agar budaya bulutrangkis kembali tumbuh di masyarakat.

Di bawah Gita, PBSI membangun sekolah atlet di pusat pelatihan di Cipayung. Sekolah ini sengaja didirikan dengan tujuan menjaga agar pendidikan para atlet yang berada di kamp pelatihan tidak terabaikan. Gita tak ingin bahwa para atlet sampai kehilangan kesempatan memperoleh kualitas pendidikan terbaik hanya karena mereka mendedikasikan diri dalam dunia bulutangkis.
Pemikiran
Sebenarnya latar belakang Gita keluar dari JP Morgan adalah karena ia telah mengetahui lebih dulu mengenai krisis finansial di AS pada 2007. Ia mengetahui bahwa dampaknya akan mendunia. Kala itu ia telah berusaha memberi tahu beberapa ekonom dan pemerintah. Sayang, tidak ada yang peduli. Maka, dari itu, ia mendirikan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang investasi. Perusahaan itulah yang bernama Ancora Capital. Perusahaan ini ia siapkan untuk membeli saham-saham perusahaan yang ia perkirakan akan rugi karena krisis keuangan global itu.
Dalam hal investasi, Gita meyakini bahwa pembangunan di Indonesia masih memerlukan bantuan keuangan. Indonesia sebagai negara berkembang, menurut Gita memerlukan investasi asing (foreign investment)sebagai penunjang kekuarangan modal (capital) yang terjadi. Gita mengumpamakan Indonesia adalah sebuah bangunan yang kekurangan dana untuk membuat atapnya.
Maka dari itu, bantuan dari luar sebaiknya tidak ditanggapi negatif. Dengan sudut pandang positif, bantuan ini harus diartikan sebagai modal untuk membangun kekuatan ekonomi. Dan kebetulan pihak luar negeri memiliki sumber bantuan tersebut. Sebenarya seharusnya memang orang Indonesia sendiri yang mengelola sumber dayanya sendiri, tetapi untuk periode tertentu bantuan masih dibutuhkan.
Akan tetapi, Gita tetap mengakui bahwa meminta bantuan dari luar negeri memang dilematisSebagian kalangan menilai bahwa ini tidak nasionalis dan hanya membahayakan kondisi ekonomi dalam negeri. Bagi Gita, pandangan itu salah. Bantuan dari luar negeri seharusnya diartikan sebagai dukungan untuk membangun ekonomi negara bukan menjual negara. Sekali lagi, ia menegaskan bahwa bantuan itu harus ditanggapi dengan pola pikir (mindset).

3.        Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat *
a.         Drs. H.A Muhaimin Iskandar, M.Si
b.        Dr. Ir. Kuntoro Mangkusubroto, MSIE, MSCE
c.         Prof. Dr. Alwi Sihab
d.        ..............

1.        Drs. H.A Muhaimin Iskandar, M.Si
Pendidikan
·           Fisipol UGM Yogyakarta, 1992
·           MAN I Yogyakarta, 1983
·           MTsN Denanyar Jombang, 1980
 Karir
·           Staf Pengajar Pondok Pesantren Denanyar (1980-1983)
·           Sekretaris Lembaga Kajian Islam dan Sosial (LKIS) Yogyakarta (1989)
·           Kepala Litbang Tabloid Detik (1993)
·           Sekjend DPP PKB (1998-2000)
·           Anggota DPR (1999-2004)
·           Ketua DPP PKB (2000-2005)
·           Wakil Ketua DPR RI (2004-2009)
·           Ketua Umum DPP PKB (2005-2010)
·           Ketua umum Pengurus Besar PMII (1994-1997)
·           Ketua umum PMII Cabang Yogyakarta (1991-1992)
·           Ketua umum PMII Komisariat UGM (1990-1991)
·           Anggota Badan Perwakilan Mahasiswa Fisipol UGM (1990)
·           Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (1998-2014)

2.        Dr. Ir. Kuntoro Mangkusubroto, MSIE, MSCE
Doktor dari Teknik Industri Institut Teknologi Bandung tahun 1982 ini, memeroleh gelar Master di Stanford University tahun 1977, setelah menyelesaikan pendidikan Sarjana di Institut Teknologi Bandung tahun 1972.
Minat risetnya di bidang Decision Analysis and Strategic Negotiation dan bergabung di Kelompok Keahlian Manajemen Insani dan Kewirausahaan dengan kepakaran/spesialisasi Strategic Negotiation.
Saat ini, beliau menjadi Kepala Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP-PPP).

Referensi :

3.        Prof. Dr. Alwi Sihab
Penampilan mantan Menko Kesra Kabinet Indonesia Bersatu ini simpatik, gagah, tenang dan cerdas. Peraih dua gelar doktor ini, juga seorang politisi yang elegan dan bermartabat. Nahdliyin ini salah seorang ahli Islam pertama yang duduk dalam Board of Trustee pada Centre for the Study of World Relegions. Ia sudah teruji menampilkan sosoknya sebagai diplomat andal saat menjabat Menlu.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mempercayainya menjabat Menko Kesra KIB, 20 Oktober 2004. Setahun kemudian, tepatnya 5 Desember 2005, sehubungan reshuffle kabinet, dia digantikan Ir Aburizal Bakrie. Alwi kemudian dipercaya sebagai utusan khusus untuk negara-negara Timur Tengah, termasuk Organisasi Konferensi Islam.

Nama     :  Dr Alwi Abdurrahman Shihab
Lahir      : Rappang, Sulsel, 19 Augustus 1946
Agama   : Islam
Jabatan   :
= Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Kabinet Indonesia Bersatu
= Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (General Chairman of Nation Awakening Party)- Diberhentikan dengan hormat 26 Oktober 2004
Isteri       : Ashraf Shahab, MBA (Jakarta, 14 Juli 1961 – Guru)
Anak:
M. Rizvi Shihab (Student Penn State University, USA)
Samira Shihab (High school, USA)
S. Samy Shihab (Elementary school, Tadika Puri)

Pendidikan Formal :
University of AI-Azhar, Cairo - Mesir (1968)
IAIN Alaudin, Ujung Pandang - Sulsel (1986)
University of Ain Shams, Cairo - Mesir (1990) - Ph.D
Temple University, USA (1992) - M.A
Temple University, USA (1995) - Ph.D
Harvard University: The Center For the Study of Word Religious, USA (1995-1996) Post -Doctorate

Pengalaman Pekerjaan :
1975 -1979 : Presiden Direktur Glass Priangan Factory, Cianjur, Indonesia
1979 -1982 : Presiden Direktur Alfa Contracting Company, Jeddah
1982 -1986 : Presiden Direktur PT. Prima Advera, Jakarta
1982 : Pendiri Yayasan Darul Qur'an, Jakarta
1986 -1990 : Comisaris Eagle Tripelti, Jakarta
1986 : Comisaris PT Dhafco Manunggal Sejati, Jakarta

Pengalaman Akademik:
1985 -1988 : University of Aweroes, Jakarta, Penceramah
1993 -1995 : Temple University Department of Religion, USA, assistant Professor
1994 -1995 : Philadelphia College of Textile & Science (spiritual Development Program), USA - Penceramah
1996 : Harford Seminary , Harford, Connecticut, USA, Professor
1998 : Harvard University - Divinity School, USA, Professor
2002 : Dosen Universitas Islam Kadiri, Kediri, Jawa Timur
2002 : Dosen Pasca Sarjana Universitas Indonesia

Karir Politik:
1999 : Anggota DPR RI
1999 - 2000 : Menteri Luar Negeri Republik Indonesia
2002 - 2005 : Presiden Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)

Keanggotaan :
1988 : Anggota Presidium International Forum Indonesia (IFI), Jakarta
1994 : Anggota Advisory Board of The Religious Consultation on Population Reproductive Health and Ethies, Washington DC
1995 : Anggota International Scholars Annual Trialogue (ISAT), Philadelphia., USA
1996 : Anggota International Connection Committee, American Academy of Religion, Atlanta, Georgia, USA
1998 : Anggota Board of Trustee Harvard Center for the Study of World Religions Cambridge, USA
1998 : Anggota of the Advisory Board, Center for the Study of World Religions Harvard Divinity School, USA
1999 : Bina Bangsa (Nation Building) Foundation - Chairman of the Board, Jakarta
2000 : Patron ICWA ( Indonesian Council of Word Affairs), Jakarta

Penghargaan :
1996 : Penghargaan Akademi dari Pemerintah Mesir

Publikasi / Buku:
Inclusive Islam (Islam Inklusif, 1997)
Muhamadiyah movement and controversy with Christian Mission
(Membendung Arus, 1998)
Sufistic Islam (Islam Sufistik, 2001 )
Teaching Islam in the West (Segera)

Alamat:
JI. Garut No.31 Menteng Jakarta Pusat
dan Jl. Poso, Pasar Minggu, Jakarta Selatan

Referensi :

Bersambung : ke sesi 2: Kabinet JOKOWI – JK, Usulan Rakyat
4.      Menteri Dalam Negeri
5.      Menteri Luar Negeri
6.      Menteri Pertahanan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar