2. Meteri Koordinator Perekonomian
3. Meteri Koordinator Kesejahteraan
Jokowi-Jusuf
Kalla telah memenangi laga Pilpres 2014. Kemenangan pasangan ini sebagian besar
didukung oleh ribuan komunitas relawan. Para relawan bukan hanya ambil bagian
dalam kampanye dan pendanaan. Namun, mereka juga terlibat aktif mengawasi
proses penghitungan suara.
Mungkin
politik Indonesia mutakhir bukan hanya diwarnai oleh kehadiran sosok Jokowi,
namun juga munculnya partisipasi relawan yang luar biasa. Kini, para relawan
terus mengawal perjalanan politik pasangan pilihan mereka ini dengan berbagai cara.
Jokowi
Center dan Radio Jokowi memutuskan untuk ikut mengawal proses penjaringan
nama-nama calon menteri yang dianggap layak oleh rakyat. Pemilihan menteri
memang hak prerogatif Presiden. Namun bukan berarti rakyat tidak bisa
berpartisipasi.
Di dalam
memilih daftar nama calon-calon menteri ini, kami melakukan diskusi intensif
dengan berbagai kalangan: aktivis, intelektual, wartawan dan juga para
politikus. Nama-nama ini kami hadirkan, dan Anda kami persilakan untuk
memilihnya sebagai bagian dari laku politik.
Selamat
memilih, tetap tersenyum dan tetap mendukung Jokowi-Jusuf Kalla, untuk
Indonesia yang lebih hebat, mandiri, dan bermartabat.
*) Jika
tidak berkenan memilih salah satu menteri, pilih kolom Other.
* Wajib
1.
Menteri
Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan *
a.
Jend. TNI Budiman
b.
Jend. TNI Dr. Moeldoko
c.
Jend. TNI (Purn) Sutiyoso
d.
....................
Track Record :
1.
Jend. TNI
Budiman
Jenderal TNI Budiman
(lahir di Jakarta, 25
September 1956; umur 57
tahun) adalah Kepala Staf TNI Angkatan Darat ke-29, ia
menggantikan Jenderal TNI Moeldoko yang
diangkat menjadi Panglima
TNI. Ia berasal dari Korps Zeni.
Budiman
merupakan lulusan terbaik Akabri tahun 1978
dan penerima Adhi Makayasa. Ia lulus dari Seskoad tahun 1994
dan Sesko
TNI tahun 2001. Ia menjadi KSAD dari
tanggal 30
Agustus 2013 sampai 25
Juli 2014,[1][2][3] dan ia
digantikan oleh Gatot
Nurmantyo. Jenderal Budiman lahir di Jakarta dan menikah
dengan Wanti Mirzanti. Budiman merupakan KSAD ketiga yang berasal dari korps
zeni, sebelumnya ada G.P.H.
Djatikusumo yang merupakan KSAD pertama dan Try
Sutrisno yang menjadi KSAD pada 1986-1988.
Pendidikan
militer
1.
Akabri 1978 (Lulusan Terbaik)
2.
Seskoad 1994
3.
Sesko TNI 2001
Karier
militer
·
Danton Yonzipur-3 Kodam III/Siliwangi (1979)
·
Danki-A Yonzipur-3 Kodam III/Siliwangi (1981)
·
Dankitar Akabri Darat (1983)
·
Pasiops Yon Dewasa Tarsis Akmil (1984)
·
Dan Kotakta Yontar Remaja (1988)
·
Kasi Siapsat Bagbinsat Ditziad (1989)
·
Danden Zipur-6/Kodam VI Tanjung Pura (1990)
·
Kazi Kopassus (1994)
·
Danyon Zipur-10 Kostrad (1995)
·
Pabadya-2/Latgab Panan-II/Sopsad (1996)
·
Sespri Wakil KSAD (1997)
·
Sespri KSAD (1998)
·
Koorspri KSAD (1998)
·
Komandan Pusdikzi Bogor (1999)
·
Paban II/Bindik Spersad (2002)
·
Danrem 061/Surya Kencana Kodam III/Siliwangi (2003)
·
Dirjakstra Ditjen Strahan Dephan (2008)
·
Perwira Staf Ahli Tingkat III Bidang Polkamnas dan
Sesmil Setneg (2008)
·
Pangdam IV/Diponegoro (2009)
·
Dankodiklat TNI AD (2010)
·
Wakil KASAD tahun (2011)
·
Sekjen Kemenhan (2013)
·
KASAD (2013)
Referensi
media :
2.
Jend. TNI
Dr. Moeldoko
Jenderal TNI
Dr. Moeldoko (lahir di Kediri, Jawa
Timur, 8
Juli 1957; umur 57
tahun) adalah tokoh militer Indonesia. Ia menjabat sebagai Panglima
TNI sejak 30 Agustus 2013. Ia juga
pernah menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat sejak 20
Mei 2013 hingga 30
Agustus 2013.
Sidang
Paripurna DPR-RI pada tanggal 27
Agustus 2013 menyetujui
jenderal asal Kediri tersebut sebagai Panglima
TNI baru pengganti Laksamana Agus
Suhartono. Ia adalah KSAD terpendek dalam sejarah militer di
Indonesia seiring pengangkatan dirinya sebagai panglima.
Moeldoko
merupakan alumnus Akabri tahun 1981
dengan predikat terbaik dan berhak meraih penghargaan bergengsi Bintang
Adhi Makayasa. Selama karier militernya, Moeldoko juga banyak
memperoleh tanda jasa yaitu Bintang
Dharma, Bintang Bhayangkara Utama, Bintang Yudha Dharma Pratama, Bintang Kartika Eka Paksi Pratama, Bintang
Yudha Dharma Nararya, Bintang Kartika Eka Paksi Nararya, Satya
Lencana Dharma Santala, Satya Lencana Kesetiaan XXIV
tahun, Satya Lencana Kesetiaan XIV tahun, Satya Lencana Kesetiaan
VIII tahun, Satya Lencana Seroja, Satya Lencana Wira Dharma, dan Satya
Widya Sista.
Operasi
militer yang pernah diikuti antara lain Operasi
Seroja Timor-Timur tahun 1984 dan Konga Garuda XI/A tahun
1995. Ia juga pernah mendapat penugasan di Selandia Baru (1983 dan 1987),
Singapura dan Jepang (1991), Irak-Kuwait (1992), Amerika Serikat, dan Kanada.
Pada 15
Januari, Moeldoko meraih gelar doktor Program
Pascasarjana Ilmu Administrasi FISIP Universitas Indonesia, dengan
desertasinya "Kebijakan dan Scenario Planning Pengelolaan Kawasan
Perbatasan di Indonesia (Studi Kasus Perbatasan Darat di Kalimantan)". Ia
lulus dan mendapatkan gelar tersebut dengan predikat sangat memuaskan.
Pendidikan
militer
·
Kursus Dasar Kecabangan Infanteri
·
Kursus Dasar Para
·
Susjurpa Jumpmaster
·
Sus Bahasa Inggris
·
Sus Kasi Ops
·
Suslapa-1 Inf
·
Suslapa Inf
·
Susdanrem
·
Susstrat Perang Semesta
Riwayat
jabatan
·
Danki A Yonif Linud 700/BS Kodam VII/Wirabuana (1983)
·
Kasi Operasi Yonif Linud 700/BS Kodam VII/Wirabuana
·
Perwira Operasi Kodim 1408/BS Makassar
·
Komandan Kodim 0501 Jakarta Pusat (1996)
·
Sespri Wakasad (1998)
·
Pabandya-3 Ops PB-IV/Sopsad
·
Asops Kasdam VI/Tanjung Pura
·
Komandan Rindam VI/Tanjung Pura (2005)
·
Pa Ahli Kasad Bidang Ekonomi (2007)
·
Kasdam Jaya (2008)
·
Wakil Gubernur Lemhannas (2011)
·
Wakasad (2013)
Referensi
media :
3.
Jend. TNI
(Purn) Sutiyoso
Letjen TNI (Purn.) Dr.(H.C.)
H. Sutiyoso (lahir di Semarang, 6
Desember 1944; umur 69
tahun) adalah seorang politikus dan mantan
tokoh militer Indonesia berbintang
tiga. Ia adalah Gubernur
Jakarta selama dua periode, mulai 6
Oktober 1997 hingga 7
Oktober 2007,[1] saat ia
digantikan Fauzi Bowo, wakilnya, yang memenangi Pilkada
DKI 2007. Sebagai gubernur, Sutoyoso adalah tokoh yang cukup menarik. Sepanjang
dua periode menjadi gubernur, ia sering mengundang kontroversi ketika
menggulirkan kebijakan. Kritikan terhadap proyek angkutan umum busway, proyek
pemagaran taman di kawasan Monas Jakarta
Pusat, dan sejumlah proyek lainnya. Pada 1
Oktober 2007, ia
mengumumkan bahwa dirinya akan maju sebagai calon presiden Indonesia pada Pemilu Presiden 2009.
Pendidikan dan latar belakang
Lahir di Semarang, Sutiyoso merupakan anak ke enam dari delapan bersaudara.
Ia adalah putra pasangan Tjitrodihardjo dan Sumini. Setelah tamat Sekolah Menengah Atas (SMA) di
Semarang pada 1963 dan sempat setahun kuliah di Jurusan Teknik Sipil Universitas
17 Agustus, ia masuk Akademi Militer Nasional (AMN) di Magelang. Lulus pada
1968, ia
berpindah-pindah tugas di kesatuan militer.
Sutiyoso menikah dengan Setyorini pada tahun 1974 dan dikaruniai
dengan dua orang putri:
·
Yessy Riana Dilliyanti, menikah
dengan Yogie Sandi Nugraha
·
Renny Yosnita Ariyanti, menikah
dengan Danindro Anindito
Karier
Periode 1988-1992, ia
menjabat Asisten Personil, Asisten Operasi, dan Wakil Komandan Jenderal Kopassus. Sosoknya
mulai mencuat saat terpilih sebagai komandan resimen terbaik se-Indonesia
ketika menjabat Kepala Staf Kodam Jaya pada 1994. Prestasi
yang digenggamnya itu kemudian ikut menghantarkannya pada jabatan Panglima Kodam
Jaya. Semasa menjadi panglima itu, namanya kian dikenal
terutama lewat acara Coffee Morning. Lewat acara yang digelar sebulan
sekali itu, Sutiyoso berdiskusi dengan sesepuh dan tokoh masyarakat dalam
kaitan dengan kemanan ibukota.
Posisinya
sebagai panglima, kemudian merentangkan jalan menjadi gubernur. Gaya
kepemimpinannya disebut-sebut banyak meniru mantan Gubernur Ali
Sadikin.
Periode
pertama (1997-2002) sebagai
Gubernur DKI Jakarta berlanjut pada periode kedua (2002-2007). Jabatan
lain yang dipegang oleh Sutiyoso ialah Ketua Ketua Umum Persatuan Bulutangkis
Seluruh Indonesia (PBSI) periode 2004 - 2008. Ia juga
terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum ORARI (Organisasi Amatir Radio Indonesia
) untuk masa bakti 2006 - 2011.
Sebagai
gubernur
Pada 15
Januari 2004, ia
meluncurkan sistem angkutan massal dengan nama bus TransJakarta atau lebih
populer disebut Busway sebagai bagian dari sebuah sistem transportasi
baru kota. Setelah sukses dengan Koridor
I, pengangkutan massal dikembangkan ke koridor-koridor berikutnya. Ia juga
mencetuskan mengembangkan sisten transportasi kota modern juga segera
melibatkan subway dan monorel.
Keberadaan Busway
yang semula ditentang beberapa pihak terutamanya pengguna kendaraan pribadi
karena mengurangi satu jalur jalan. Selain itu, pembangunan halte-halte Busway
juga mengakibatkan sebagian pepohonan yang berada di pembatas jalan ditebang.
Di lain pihak, Busway disambut baik penggunanya karena dianggap lebih
nyaman dari angkutan umum sejenis lainnya. Bukan hanya sebagai sarana
transportasi perkotaan modern untuk angkutan massal, tetapi
juga dapat berfungsi sebagai bus pariwisata kota. Busway
yang melewati Koridor II menempuh berbagai fasilitas
pemerintah pusat terutama sisi barat Kompleks Sekretariat Negara, Jalan MH
Thamrin, Monumen Nasional, Kantor Pemerintah DKI Jakarta, bekas Kantor Wakil
Presiden Indonesia, Kedutaan Besar Amerika Serikat, dan Stasiun Gambir.
Peluncuran Koridor
II yang dilakukan pada 15
Januari 2006 bersamaan
dengan Koridor
III dengan rute Kawasan Harmoni hingga Terimal Kalideres (Jakarta
Barat). Koridor II sendiri menempuh rute Terminal Pulo Gadung hingga Kawasan Hamorni (Jakarta
Pusat).
Mulai 4
Februari 2006, ia
melarang siapapun yang berada di wilayah DKI merokok di sembarang tempat.
Larangan merokok dilakukan di tempat-tempat umum, seperti halte, terminal, mall,
perkantoran dan lain sebagainya. Meskipun program ini telah diefektifkan sejak 6
April 2006 ternyata
masih saja banyak orang yang tidak mengindahkan larang merokok di sembarang
tempat itu. Pengawasan yang kurang cermat dan tindakan yang tidak tegas dari
aparat serta rendahnya kesadaran masyarakat terhadap bahaya merokok menyebabkan
peraturan pemerintah menjadi terhambat untuk direalisasikan.
Pada 22
Desember 2006, ia mencoba
jalur Busway Koridor
IV-VII yang pengoperasiannya dilaksanakan pada 27
Januari 2007.
Setelah
merealisasikan pelebaran Jalan MH Thamrin, ia
menerapkan pemberlakuan Peraturan
Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 terutama Pasal 51 ayat 1 tentang
peraturan kendaraan bermotor melaju di sebelah kiri. Penertiban pengendara
motor harus di jalur kiri diberlakukan sejak 8
Januari 2007 di ruas Jalan Gatot Subroto hingga kawasan Cawang, Jalan DI Panjaitan, Jalan MT Haryono, Jalan S Parman, Jalan
Perintis Kemerdekaan, dan Jalan Letjen Suprapto. Selain di
kawasan itu, pemberlakukan sepeda motor melaju di sebelah kiri juga ditetapkan
di Jalan Margoda (Depok), Jalan Sudirman (Tangerang), dan Jalan Ahmad Yani (Bekasi).
Saksi tilang
bagi pengendara sepeda motor yang melaju di lajur tengah dan kanan mulai
diterapkan semenjak itu juga. Dasar wajib lajur kiri bagi pengendara sepeda
motor adalah Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 1993 tentang Prasarana dan
Lalu lintas Jalan. Dalam Bab VIII Pasal 51 ayat 1 dijelaskan tata cara berlalu
lintas di jalan adalah mengambil lajur sebelah kiri. Selain, karena masa
ujicoba selama 13 hari sejak Desember 2006 yang dapat menurunkan jumlah kasus
kecelakaan hingga 30,7 persen.
Pada 9
Januari 2007 ditemukan
sebanyak 952 pengendara sepeda motor ditilang dan harus membayar denda Rp
20.000,- hingga Rp 40.000,- berdasarkan keputusan sidang di tempat kejadian,
karena terbukti melanggar batas lajur kiri. Jumlah total sejak 8
Januari 2007 tidak
kurang 2923 orang.
Selain
pelarangan pengendara sepeda motor melintas di kawasan Sudirman dan Jalan
Thamrin, jumlah sepeda motor juga direncanakan dibatasi di Jakarta.
Pada 27
Januari 2007, ia
meluncurkan armada Transjakarta untuk Koridor IV, V, VI, dan VII. Acara peluncuran
yang dipusatkan di Komplek Taman Impian Jaya Ancol dihadiri
pejabat-pejabat negara dari pusat maupun daerah. Iringan-iringan rombongan yang
terdiri beberapa walikota se-Jakarta, beberapa artis, dan beberapa gubernur di Indonesia. Sebuah
armada Koridor V sempat terhalang separator di perempatan Jalan Matraman Raya
untuk beberapa saat ketika pengemudi yang baru tidak tepat mengarahkan
kemudinya menyururi jalan yang sedianya khusus diperuntukkan busway.
Masyarakat tampak antusias menyambut kehadiran armada baru ini.
Pada 17
Januari 2007, ia
mengeluarkan Peraturan Gubernur Nomor 5 Tahun 2007 tentang peniadaan semua
ternak unggas di
permukiman. Ia memberi batas waktu bagi warga Jakarta untuk menyingkirkan
unggas dari lingkungan tempat tinggal pada 31
Januari 2007. Pada 1
Februari 2007, ia berkeliling ke sejumlah wilayah untuk
memastikan tidak ada lagi unggas yang dipelihara secara liar. Ia meminta kepada
warga masyarakat dapat memberikan informasi kepada petugas jika tetangganya
masih ada yang memelihara unggas yang dilarang menurut Peraturan Gubernur No
15/2007, yaitu ayam, itik, entok, bebek, angsa, burung dara, dan burung puyuh.
Sampai pada 31 Januari 2007 sudah lebih dari 100.000 unggas di permukiman
dimusnahkan oleh warga dan petugas. Sedang, pemberian sertifikat telah
diserahkan kepada lebih dari 80 persen pemilik unggas hias dan berkicau. Proses
sertifikasi unggas berlanjut hingga akhir Februari 2007.
Hingga masa
jabatannya berakhir, janji beliau untuk mengurangi kemacetan dan banjir di
Jakarta tidak dapat dipenuhi. Hal ini masih menjadi pekerjaan rumah bagi
gubernur Jakarta selanjutnya.
Pusat
layanan masyarakat
Pada 2
Maret 2007, ia membuka
pusat layanan pesan singkat (SMS) untuk menampung berbagai keluhan warga
Jakarta. SMS Center dikelola Biro Humas dan Protokol Pemprov DKI dijadikan
bahan bagi gubernur dalam memperbaiki layanan publik dan kinerja aparat
pemerintah di bawahnya. Pusat layanan bersifat satu arah, sehingga pesan
singkat yang dikirimkan seorang warga tidak akan dibalas. Nomor pusat layanan
itu adalah 0811-983899.
Insiden
Sydney
Pada 29
Mei 2007, ia
didatangi polisi New
South Wales di kamar hotelnya dan diminta untuk menghadiri sidang
terkait dengan kasus terbunuhnya lima wartawan asing di Balibo, Timor
Timur pada tahun 1975. Dua polisi federal, yaitu Sersan
Steve Thomas dan detektif senior Constable Scrzvens menerobos masuk ke kamar
hotel tempatnya menginap di Hotel Shangri-La, Sydney.
Atas insiden
itu, Sutiyoso menuntut Pemerintah Australia memberikan klarifikasi dan meminta
maaf atas pelecehan yang dilakukan polisi federal Australia. Sikap polisi yang
menerobos masuk ke dalam kamar hotel tempatnya menginap dan memaksananya
menandatangani surat panggilan dinilai tidak senonoh. Apalagi, ia berada di
Australia sebagai pejabat negara resmi atas undangan resmi.
Pada 31
Mei 2007, Duta Besar
Australia untuk Indonesia, Bill Farmer,
menyampaikan surat permintaan maaf dari Perdana Menteri Negara Bagian New South
Wales (NSW), Morris Iemma.
Penghargaan
Pada 15
Desember 2006, ia
menerima penghargaan 2006 Asian Air Quality Management Champion Award
dari Clear Air Initiative for Asian Cities (CAI) bekerja sama dengan
Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia dan Pemerintah
Daerah Istimewa Yogyakarta atas prestasinya untuk Gagasan
pembangunan Bus Rapid Transit (BRT) terbesar di Asia melalui Busway Penerbitan
Perda No.2 tahun 2005 tentang Pengendalian Pencemaran Udara.
Gelar
pahlawan pengelolaan kualitas udara di Asia diberikan
dengan pertimbangan berhasil dalam mengembangkan akuntan umum TransJakarta (busway)
yang mengurangi emisi gas kendaraan bermotor di Jakarta.
Pembentukan fasilitas umum busway meniru
sistem Bus Rapid Transportation (BRT) di Bogota (Kolombia) dan
menjadi satu-satunya provinsi di Indonesia yang
mempunyai Peraturan Daerah tentang Pengendalian Pencemaran Udara (Perda No 2/2005).
Penghargaan
serupa diberikan kepada Direktur
Jenderal Pengendalian Polusi Departemen Lingkungan Hidup Thailand Supat Wangsongwatana, pengamat
senior Lingkungan Hidup Badan Kerjasama Pembangunan Internasional Swedia Sara Stenhammar, dan
seorang hakim di Lahore (Pakistan) Hamid Ali Shah.
Lain-lain
·
Mendanai pertandingan Kejuaraan Tinju Dunia kelas bulu
versi WBA antara Chris
John vs Renan Acosta di Jakarta
tahun 2006.
Referensi media :
2.
Meteri
Koordinator Perekonomian
a.
Chairul Tanjung
b.
Prof. Dr.(H.C.) Dahlan Iksan
c.
Gita Wiryawan
d.
............
Track Record :
1.
Chairul Tanjung
Chairul
Tanjung (lahir di Jakarta, 16
Juni 1962; umur 52
tahun) adalah pengusaha asal Indonesia. Ia
menjabat sebagai Menko Perekonomian
menggantikan Hatta Rajasa sejak 19 Mei 2014. Namanya dikenal
luas sebagai usahawan sukses bersama perusahaan yang dipimpinnya, Para
Group.
Chairul
telah memulai berbisnis ketika ia kuliah dari Jurusan Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. Sempat
jatuh bangun, akhirnya ia sukses membangun bisnisnya. Perusahaan
konglomerasi miliknya, Para Group menjadi sebuah perusahaan bisnis
membawahi beberapa perusahaan lain seperti Trans
TV dan Bank Mega.
Karier dan
kehidupan
Chairul
dilahirkan di Jakarta dalam keluarga yang cukup berada. Ayahnya A.G. Tanjung
adalah wartawan zaman orde
lama yang menerbitkan surat
kabar beroplah kecil. Ayahnya, yang berdarah Batak, berasal
dari Tapanuli
Tengah. Sedangkan ibunya, Halimah, yang berdarah Sunda berasal
dari Cibadak, Sukabumi. Chairul berada dalam keluarga
bersama enam saudara lainya. Ketika Tiba pada zaman Orde
Baru, usaha ayahnya dipaksa tutup karena berseberangan
secara politik dengan
penguasa saat itu. Keadaan tersebut memaksa orangtuanya menjual rumah dan
berpindah tinggal di kamar losmen yang
sempit.
Selepas
menyelesaikan sekolahnya di SMA Boedi Oetomo pada 1981, Chairul masuk Jurusan
Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (lulus 1987). Ketika kuliah inilah ia
mulai masuk dunia bisnis. Dan ketika
kuliah juga, ia mendapat penghargaan sebagai Mahasiswa Teladan Tingkat Nasional 1984-1985.
Demi
memenuhi kebutuhan kuliah, Ia mulai berbisnis dari awal yakni berjualan buku
kuliah stensilan, kaos, dan
lainnya di kampusnya. Ia juga membuka usaha foto
kopi di kampusnya. Chairul juga pernah mendirikan sebuah
toko peralatan kedokteran dan laboratorium di bilangan
Senen Raya, Jakarta
Pusat, tetapi bangkrut.
Selepas
kuliah, Chairul pernah mendirikan PT Pariarti Shindutama bersama tiga rekannya
pada 1987. Bermodal awal Rp 150 juta dari Bank Exim, mereka memproduksi sepatu
anak-anak untuk ekspor.
Keberuntungan berpihak padanya, karena perusahaan tersebut langsung mendapat
pesanan 160 ribu pasang sepatu dari Italia. Akan tetapi,
karena perbedaan visi tentang
ekspansi usaha, Chairul memilih pisah dan mendirikan usaha sendiri.
Kepiawaiannya
membangun jaringan dan sebagai pengusaha membuat
bisnisnya semakin berkembang. Mengarahkan usahanya ke konglomerasi, Chairul
mereposisikan dirinya ke tiga bisnis inti: keuangan, properti, dan multimedia. Di bidang
keuangan, ia mengambil alih Bank Karman yang kini bernama Bank
Mega.
Ia menamakan
perusahaan tersebut dengan Para
Group. Perusahaan Konglomerasi ini mempunyai Para Inti Holdindo sebagai
father holding company, yang membawahkan beberapa sub-holding,
yakni Para Global Investindo (bisnis
keuangan), Para Inti Investindo (media dan
investasi) dan Para Inti Propertindo (properti).
Di bawah
grup Para, Chairul Tanjung memiliki sejumlah perusahaan di bidang finansial antara lain
Asuransi Umum Mega, Asuransi
Jiwa Mega Life, Para Multi Finance, Bank Mega
Tbk, Mega Capital Indonesia, Bank
Mega Syariah dan Mega Finance. Sementara
di bidang properti dan investasi, perusahaan
tersebut membawahi Para
Bandung propertindo, Para Bali Propertindo, Batam Indah Investindo, Mega Indah Propertindo. Dan di
bidang penyiaran dan
multimedia, Para Group memiliki Trans
TV, Trans7, Mahagagaya
Perdana, Trans Fashion, Trans Lifestyle, dan Trans Studio.
Khusus di
bisnis properti, Para Group memiliki Bandung Supermall. Mal seluas
3 hektar ini
menghabiskan dana 99 miliar rupiah. Para Group
meluncurkan Bandung Supermall sebagai Central Business District pada
1999. Sementara di bidang investasi, Pada awal 2010, Para Group melalui anak
perusahaannya, Trans Corp., membeli sebagian besar saham Carefour, yakni
sejumlah 40 persen. Mengenai proses pembelian Carrefour, MoU (memorandum of understanding) pembelian
saham Carrefour ditandatangani pada tanggal 12 Maret 2010 di Perancis.
Majalah
ternama Forbes merilis
daftar orang terkaya dunia 2010. Sebagai sebuah pencapaian, menurut majalah tersebut,
Chairul Tanjung termasuk salah satu orang terkaya dunia asal Indonesia. Forbes
menyatakan bahwa Chairul Tanjung berada di urutan ke 937 dunia dengan total
kekayaan US$ 1 miliar. Tahun 2011, menurut Forbes Chairul Tanjung
menduduki peringkat 11 orang terkaya di Indonesia, dengan total kekayaan US$
2,1 miliar.
Pada tanggal
1
Desember 2011, Chairul
Tanjung meresmikan perubahan Para Grup menjadi CT
Corp. CT Corp terdiri dari tiga perusahaan sub holding: Mega Corp, Trans
Corp, dan CT Global Resources yang
meliputi layanan finansial, media, ritel, gaya hidup, hiburan, dan sumber daya
alam.
Latar
belakang pendidikan
Berikut
selengkapnya latar belakang pendidikan seorang Chairul Tanjung.
·
SMP Van Lith, Jakarta (1978)
·
Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Indonesia (1987)
Pemikiran
Chairul
menyatakan bahwa dalam membangun bisnis, mengembangkan jaringan (network) adalah
penting. Memiliki rekanan (partner) dengan
baik diperlukan. Membangun relasi pun bukan hanya kepada perusahaan yang sudah
ternama, tetapi juga pada yang belum terkenal sekalipun. Bagi Chairul,
pertemanan yang baik akan membantu proses berkembang bisnis yang dikerjakan.
Ketika bisnis pada kondisi tidak bagus (baca: sepi pelanggan) maka jejaring
bisa diandalkan. Bagi Chairul, bahkan berteman dengan petugas pengantar surat
pun adalah penting.
Dalam hal
investasi, Chairul memiliki idealisme bahwa perusahaan lokal pun bisa menjadi
perusahaan yang bisa bersinergi dengan perusahaan-perusahaan multinasional. Ia
tidak menutup diri untuk bekerja sama dengan perusahaan multinasional dari luar
negeri. Baginya, ini bukan upaya menjual negara. Akan tetapi, ini merupakan
upaya perusahaan nasional Indonesia bisa berdiri sendiri, dan jadi tuan rumah di negeri
sendiri.
Menurut
Chairul, modal memang penting dalam membangun dan mengembangkan bisnis.
Baginya, kemauan dan kerja keras harus dimiliki seseorang yang ingin sukses
berbisnis. Namun mendapatkan mitra kerja yang handal adalah segalanya. Baginya,
membangun kepercayaan sama halnya dengan membangun integritas. Di sinilah
pentingnya berjejaring (networking) dalam
menjalankan bisnis.
Dalam
bisnis, Chairul menyatakan bahwa generasi muda bisnis sudah seharusnya sabar,
dan mau menapaki tangga usaha satu persatu. Menurutnya, membangun sebuah bisnis
tidak seperti membalikkan telapak tangan. Dibutuhkan
sebuah kesabaran, dan tak pernah menyerah. Jangan sampai banyak yang mengambil
jalan seketika (instant), karena
dalam dunia usaha kesabaran adalah salah satu kunci utama dalam
mencuri hati pasar. Membangun integritas adalah penting bagi Chairul. Adalah
manusiawi ketika berusaha,seseorang ingin segera mendapatkan hasilnya. Tidak
semua hasil bisa diterima secara langsung.
Redenrensi media
:
2.
Prof.
Dr.(H.C.) Dahlan Iksan
Prof.
Dr.(H.C.)
Dahlan Iskan (lahir di Magetan,
Jawa Timur,
17 Agustus
1951; umur 62
tahun), adalah mantan CEO
surat kabar Jawa
Pos dan Jawa Pos Group yang bermarkas di Surabaya
posisinya tersebut kemudian digantikan oleh putranya, Azrul
Ananda. Ia juga adalah Direktur Utama PLN sejak 23 Desember 2009.[1]
Pada tanggal 19 Oktober 2011, berkaitan dengan
reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu II, Dahlan Iskan diangkat sebagai Menteri Negara Badan
Usaha Milik Negara menggantikan Mustafa
Abubakar.
Karier
Karier Dahlan Iskan dimulai sebagai
calon reporter sebuah surat kabar kecil di Samarinda,
Kalimantan
Timur pada tahun 1975.
Tahun 1976, ia
menjadi wartawan majalah Tempo. Sejak tahun 1982, Dahlan Iskan memimpin surat kabar Jawa Pos hingga sekarang.
Dahlan Iskan adalah sosok yang
menjadikan Jawa Pos yang waktu itu hampir mati dengan oplah 6.000 ekslempar,
dalam waktu 5 tahun menjadi surat kabar dengan oplah 300.000 eksemplar. Lima
tahun kemudian terbentuk Jawa Pos News Network (JPNN), salah satu
jaringan surat kabar terbesar di Indonesia yang memiliki 134 surat kabar,
tabloid, dan majalah[3],
serta 40 jaringan percetakan di Indonesia. Pada tahun 1997 ia berhasil
mendirikan Graha
Pena, salah satu gedung pencakar langit di Surabaya, dan
kemudian gedung serupa di Jakarta. Pada tahun 2002, ia mendirikan
stasiun televisi lokal JTV
di Surabaya,
yang kemudian diikuti Batam TV di Batam dan
Riau TV di Pekanbaru.
Sejak awal 2009, Dahlan adalah sebagai
Komisaris PT Fangbian Iskan Corporindo (FIC) yang akan memulai pembangunan
Sambungan Komunikasi Kabel Laut (SKKL) pertengahan tahun ini. SKKL ini akan
menghubungkan Surabaya di Indonesia dan Hong
Kong, dengan panjang serat optik 4.300 kilometer.
Sejak akhir 2009, Dahlan diangkat
menjadi direktur utama PLN menggantikan Fahmi Mochtar yang dikritik
karena selama kepemimpinannya banyak terjadi mati lampu di daerah Jakarta. [4][1]
Semenjak memimpin PLN, Dahlan membuat beberapa gebrakan diantaranya bebas byar
pet se Indonesia dalam waktu 6 bulan, gerakan sehari sejuta sambungan. Dahlan
juga berencana membangun PLTS di 100 pulau pada tahun 2011. Sebelumnya, tahun 2010 PLN
telah berhasil membangun PLTS di 5 pulau di Indonesia bagian Timur yaitu Pulau Banda,
Bunaken Manado, Derawan Kalimantan Timur,
Wakatobi Sulawesi Tenggara, dan Citrawangan.
Pada tanggal 17 Oktober 2011, Dahlan
Iskan ditunjuk sebagai pengganti Menteri BUMN
yang menderita sakit. Ia terisak dan terharu begitu dirinya dipanggil menjadi
menteri BUMN karena ia berat meninggalkan PLN yang menurutnya sedang pada
puncak semangat untuk melakukan reformasi PLN.
Dahlan melaksanakan beberapa program
yang akan dijalankan dalam pengelolaan BUMN.
Program utama itu adalah restrukturisasi aset dan downsizing (penyusutan
jumlah) sejumlah badan usaha. Ihwal restrukturisasi masih menunggu persetujuan
Menteri Keuangan.
Beberapa kinerjanya disorot. Dahlan
gagal membawa lima perusahaan BUMN untuk melepas saham perdana (initial public
offering/IPO) di lantai bursa. Adapun, berkat kepemimpinannya, BUMN dinilai bersih
dari korupsi
oleh masyarakat juga merupakan kinerja dan keberhasilannya membangun BUMN.
Beliau juga giat mendukung program mobil
nasional yang berpenggerak listrik. Namun pada tanggal 5 Januari 2013, beliau mengalami
kecelakaan saat mengendarai mobil listrik Tucuxi di kawasan Tawangmangu,
Jawa Timur.
Dahlan Iskan selamat, namun mobilnya rusak parah. Setelah kecelakaannya bersama
Tucuxi, Dahlan Iskan tidak mundur untuk
mengembangkan mobil listriknya. Bersama Putra Petir, Dahlan Iskan
mengembangkan mobil listrik generasi kedua yang
akan dipertunjukkan di KTT APEC di Bali. Mobil listrik tersebut meliputi jenis
mobil-mobil sport, bus, minibus, dan lain-lain, di antaranya Selo, Arimbi dan Gendhis.
Pada tahun 2013, Dahlan Iskan bersama
11 orang lainnya; Ali Masykur Musa, Anies
Baswedan, Dino Patti Djalal, Endriartono Sutarto, Gita
Wirjawan, Hayono Isman, Irman
Gusman, Marzuki Alie, Pramono Edhie Wibowo dan Sinyo Harry Sarundajang mengikuti Konvensi
Calon Presiden dari Partai Demokrat[8].
Pada 16 Mei 2014, Komite Konvensi
Calon Presiden Partai Demokrat mengumumkan hasil survei atas 11
peserta konvensi di kantor DPP Partai Demokrat.
Hasilnya adalah Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan menempati posisi
terunggul dibandingkan peserta konvensi lainnya
Kehidupan pribadi
Dahlan Iskan dibesarkan di lingkungan
pedesaan dangan kondisi serba kekurangan. Orangtuanya tidak ingat tanggal
berapa Dahlan dilahirkan. Dahlan akhirnya memilih tanggal 17 Agustus
dengan alasan mudah diingat karena bertepatan dengan peringatan kemerdekaan
Republik Indonesia.
Dahlan Iskan pernah menulis buku
berjudul Ganti Hati pada tahun
2008. Buku ini berisi tentang pengalaman Dahlan Iskan dalam melakukan operasi transplantasi hati di Tiongkok.
Selain sebagai pemimpin Grup Jawa Pos,
Dahlan juga merupakan presiden direktur dari dua perusahaan pembangkit listrik
swasta: PT Cahaya Fajar Kaltim di Kalimantan
Timur dan PT Prima Electric Power di Surabaya.
3.
Gita
Wiryawan
Gita Wirjawan (GW) (lahir di Jakarta, 21
September 1965;
umur 48 tahun) adalah pengusaha asal Indonesia.
Nama lengkapnya Gita Irawan Wirjawan, putra dari pasangan Wirjawan Djojosoegito
(almarhum) dan Paula Warokka Wirjawan. Pada 2008, ia mendirikan perusahaan Ancora Capital (tempo), perusahaan investasi di
bidang sumber daya dan pertambangan.Ia mendirikan perusahaan tersebut setelah
ia memutuskan mundur dari kursi Presiden Direktur JP Morgan Indonesia
yang ia jabat 2006-2008.
Kesuksesannya dalam mengelola
perusahaan berbekal kekuatan relasi yang ia bangun sejak kuliah di Harvard. Ancora Capital sendiri
berfokus pada investasi di sektor energi dan sumber
daya alam. Kesuksesan Gita dalam mengelola perusahannya dibuktikan ketika
dalam hitungan bulan, Ancora berhasil mengambil alih sebagian saham beberapa
perusahaan besar seperti PT Bumi Resources Tbk,
Selain itu, ia juga merupakan salah satu komisaris PT
Pertamina. Pada tanggal 18 Oktober 2011,
berkaitan dengan reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu II, Gita
Wirjawan diangkat sebagai Menteri Perdagangan
menggantikan Mari Elka Pangestu. Pada 31 Januari
2014, ia menyatakan mundur
dari posisinya sebagai Menteri Perdagangan di Kabinet Indonesia Bersatu II untuk
fokus ke Konvensi Partai
Demokrat 2014. Ia digantikan oleh Muhammad
Lutfi.
Karier dan
Kehidupan
Gita menempuh pendidikan S-1 di
University of Texas Amerika Serikat. Ia menyelesaikan kuliah S-2
pertamanya di Baylor University, pada
1989. Ia mengambil jurusan administrasi bisnis. Selepas kuliah, ia memulai
kariernya dengan bekerja di Citibank. Pada 1999, dia mengambil kuliah S-2 jurusan public
administration (administrasi Publik) di Harvard
University dan lulus pada 2000. Selesai S-2, ia bekerja di Goldman
Sachs Singapura,
sebuah bank yang didirikan oleh Marcus Goldman. Gita bekerja di sana hingga
2004. Tahun berikutnya dia pindah ke ST Telekomunikasi sampai 2006 juga di Singapura, Gita kemudian bekerja di JP
morgan Indonesia sebagai direktur utama. Gita
menjadi direktur di sana 2006-2008.
Gita Wirjawan mundur dari JP Morgan
pada April 2008 dan mendirikan Ancora Capital. Perusahaan barunya ini berfokus
pada investasi di sektor energi dan sumber
daya alam. Di Ancora, Gita membuktikan kepiawaian dalam mengelola
perusahaan yang bergerak di bidang financial. Dalam hitungan bulan, perusahaan
ini mengambil alih sebagian saham PT Apexindo
Pratama Duta Tbk, PT Bumi Resources Tbk, PT Multi Nitrat Kimia,
perusahaan properti di Jakarta, dan sebuah perusahaan
properti di Bali.
Keberhasilan Gita memimpin Ancora adalah berkat banyak mengandalkan koneksinya
saat kuliah di Harvard.
Masa Remaja dan
Latar Belakang Pendidikan
Sejak muda, Gita telah menempuh
pedidikan di luar negeri. Gita menghabiskan masa remaja di Bangladesh dan India
mengikuti orang tuanya karena ayahnya yang dokter ahli kesehatan masyarakat
diberi tugas sebagai perwakilan Indonesia di WHO.
Ia kemudian melanjutkan pendidikan
tingginya ke Amerika serikat.
Matematika dan musik adalah dua mata
kuliah utama yang dipelajarinya di Amerika. Namun ibunya Paula Warokka tak suka
dia belajar musik karena khawatir Gita tak mudah mencari kerja. Si bungsu ini
pun banting stir mengambil kuliah ekonomi demi kecintaannya pada sang ibu. Dia
lulus Master of Business Administration di Baylor University,
Amerika Serikat tahun 1989
Masa-masa hidup Gita tersulit adalah
bertahan hidup dan meneruskan kuliah di Amerika Serikat. Ayahnya saat itu sudah
pensiun dan memberinya bekal tidak lebih dari seperempat biaya kuliah di sana.
Saat sulit, dia selalu teringat kata-kata Winnie the Pooh "You're
bigger than what you think you are"
Dia menunjukan ketangguhannya bertahan
di masa sulit dengan memanfaatkan banyak kesempatan. Berbagai pekerjaan kasar
pernah dia lakoni untuk mengumpulkan uang. Mulai menjadi pembersih toilet,
pencuci piring di restoran, supir hingga sempat berjualan kulit ular. Di
sela-sela libur kuliah, dia juga rajin memberi les piano. Di situlah dia
bertemu pertama kalinya dengan Yasmin Stamboel, cucu pahlawan Otto Iskandar
Dinata yang kemudian menjadi istrinya
Berangkat dengan beasiswa musik, Gita
berhasil pulang membawa kebanggaan ibunya dengan tiga gelar bidang akuntansi,
administrasi bisnis dan ilmu administrasi publik
Gita mendapatkan Bachelor Degree in Accounting
(BBA) di University of Texas, Austin, Amerika Serikat pada tahun 1988. Lulus
sebagai akuntan, Gita meraih lisensi Certified Public Accountant untuk negara
bagian Texas. Untuk memperluas pengetahuannya, Gita melanjutkan pendidikan
Master of Business Administration (MBA) di Baylor University, Amerika Serikat,
pada tahun 1989. Gita sempat pulang dan berkarier di Indonesia sebelum kemudian
menempuh pendidikan lagi di Amerika Serikat dan memperoleh gelar Master of
Public Administration (MPA) di Kennedy School of Government, Harvard
University, Amerika Serikat pada tahun 2000
Sebelum menjadi pejabat pemerintah dan
pemilik Ancora, Gita sempat berpindah-pindah kerja. Posisi pentingnya pertama
adalah Direktur Corporate Finance di PT Bahana Securities, anak perusahaan dari
PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero). Selain itu, Gita juga pernah
memegang jabatan kunci di beberapa bank investasi ternama dunia seperti Goldman Sachs dan JPMorgan
Baik sebagai Ketua BKPM maupun sebagai
Menteri Perdagangan, Gita melahirkan berbagai langkah dan pencapaian yang
membawa manfaat positif bagi ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Hampir semua
kebijakan Gita di bawah ini adalah terobosan baru:
1.
Sebagai Ketua BKPM, ia berhasil
menaikkan investasi 25-30% per tahun. Di sisi lain, porsi Penanaman Modal Dalam
negerinya juga meningkat, dari semula hanya 20% dari total investasi menjadi
30% total investasi.
2.
Pada Oktober 2011, Gita Wirjawan
mengeluarkan larangan untuk melarang ekspor rotan mentah dalam rangka
melindungi industry dalam negeri.
Langkah berani GW ini mengkoreksi kebijakan pemerintah 2005 yang membuka ekspor bahan baku rotan. Akibat pembukaan keran saat itu, sebagian besar pabrik rotan di Indonesia gulung tikar karena sebagian bahan baku rotan berkualitas tinggi justru diekspor untuk diolah di luar negeri.
Keputusan GW ini bukannya tidak memperoleh rekasi negatif. Di berbagai kesempatan pertemuan internasional, GW kerap harus menghadapi tuduhan bahwa ia menerapkan kebijakan protektif yang mengkhianati prinsip pasar bebas. Tapi tuduhan itu tak menyurutkan keyakinannya.
Usaha GW berhasil. Usaha mebel dan kerajinan rotan di Indonesia kembali bangkit dan tumbuh pesat, yang diindikasikan oleh kenaikan ekspor rotan olahan. Ribuan pengrajin rotan kini kembali dapat dipekerjakan.
Ketua Asosiasi Mebeul dan Kerajinan Rotan Indonesia (AMKRI) Sunyoto menyatakan bahwa jumlah ekspor rotan olahan Indonesia pada kuartal pertama 2013 mencapai 1.200-1.500 kontainer, yang merupakan kenaikan 86 persen dari produk kuartal pertama 2012. Diperkirakan, pada pertengahan 2014, angka itu bisa mencapai 3.000 kontainer per bulan.
Langkah berani GW ini mengkoreksi kebijakan pemerintah 2005 yang membuka ekspor bahan baku rotan. Akibat pembukaan keran saat itu, sebagian besar pabrik rotan di Indonesia gulung tikar karena sebagian bahan baku rotan berkualitas tinggi justru diekspor untuk diolah di luar negeri.
Keputusan GW ini bukannya tidak memperoleh rekasi negatif. Di berbagai kesempatan pertemuan internasional, GW kerap harus menghadapi tuduhan bahwa ia menerapkan kebijakan protektif yang mengkhianati prinsip pasar bebas. Tapi tuduhan itu tak menyurutkan keyakinannya.
Usaha GW berhasil. Usaha mebel dan kerajinan rotan di Indonesia kembali bangkit dan tumbuh pesat, yang diindikasikan oleh kenaikan ekspor rotan olahan. Ribuan pengrajin rotan kini kembali dapat dipekerjakan.
Ketua Asosiasi Mebeul dan Kerajinan Rotan Indonesia (AMKRI) Sunyoto menyatakan bahwa jumlah ekspor rotan olahan Indonesia pada kuartal pertama 2013 mencapai 1.200-1.500 kontainer, yang merupakan kenaikan 86 persen dari produk kuartal pertama 2012. Diperkirakan, pada pertengahan 2014, angka itu bisa mencapai 3.000 kontainer per bulan.
3.
Pada Juli 2013 Gita memerangi penyebaran
Telepon
genggam ilegal dengan melakukan pemblokiran telepon genggam yang tidak
memiliki International Mobile Equipment Identity di Indonesia.
Kebijakan ini dikeluarkan mengingat Indonesia adalah pasar telepon genggam yang sangat besar. Diperkirakan terdapat 70 juta telepon genggam ilegal di Indonesia. Kerugian negara yang ditimbulkan diperkirakan menapai Rp 35 triliun. Dengan peraturan ini, produk ilegal yang tidak memiliki IMEI tidak akan bisa digunakan di Indonesia.
Kebijakan ini dikeluarkan mengingat Indonesia adalah pasar telepon genggam yang sangat besar. Diperkirakan terdapat 70 juta telepon genggam ilegal di Indonesia. Kerugian negara yang ditimbulkan diperkirakan menapai Rp 35 triliun. Dengan peraturan ini, produk ilegal yang tidak memiliki IMEI tidak akan bisa digunakan di Indonesia.
4.
Pada Juli 2013 Gita menetapkan kebijakan
untuk melindungi petani agar harga jual tidak lagi dpermainkan tengkulak atau
mafia kedelai, dengan cara menetapkan harga pokok penjualan (HPP). Semula HPP
adalah Rp 7.000; dan kemudian dinaikkan menjadi Rp. 7.450.
5.
Pada Agustus
2013, Gita meluncurkan Bursa Timah Indonesia. Melalui peraturan ini. perdagangan
timah batangan untuk tujuan ekspor wajib dilakukan melalui Bursa Timah
Indonesia Dengan diluncurkannya Bursa Timah tersebut, Indonesia diharapkan
dapat menjadi penentu harga timah internasional mengingat Indonesia adalah
negara produsen timah terbesar kedua di dunia, dengan produksi 800.000 ton biji
timah per tahun. Langkah ini perlu dilakukan mengingat harga acuan timah dunia
masih dipegang Bursa London.
Kantor berita reuters (29 Desember 2013) memberitakan bahwa upaya berani Indonesia untuk menyaingi London Metal Exchange dalam penentuan harga timah dunia membuahkan hasil positif. Harga timah sejak diluncurkannya Bursa Timah Indonesia pada Agustus naik 8 pesen menjadi $23.000 per ton.
Kantor berita reuters (29 Desember 2013) memberitakan bahwa upaya berani Indonesia untuk menyaingi London Metal Exchange dalam penentuan harga timah dunia membuahkan hasil positif. Harga timah sejak diluncurkannya Bursa Timah Indonesia pada Agustus naik 8 pesen menjadi $23.000 per ton.
6.
Pada Desember 2013, Gita sukses
mengangkat nama Indonesia ketika menjadi Ketua Konferensi Tingkat Menteri
Organisasi Perdagangan Dunia (KT WTO) di Bali,
Ia dianggap sukses bukan saja sebagai tuan rumah tapi sebagai tokoh yang melakukan diplomasi untuk menjembatai polarisasi antara para peserta, terutama Amerika Serikat dan India, serta negara-negara Amerika Latin. Peran penjembatan ini penting mengingat prinsip single undertaking dalam pertamuan WTO, yaitu bila ada satu negara peserta yang tidak menyetujui kesepakatan, kesepakatan yang hendak diambil tidak bisa disetujui. Akibat perannya, pertemuan itu dapat menghasilkan Paket Bali yang disetujui secara bulat oleh 160 negara anggotanya. Pertemuan itu bukan saja diperkirakan akan mendorong perdagagan antar negara sehingga membangkitkan nilai perdagangan dunia hingga $ 1 triliun namun juga melahirkan kesepakatan-kesepakatan yang menguntungkan negara-negara berkembang, seperti:
Ia dianggap sukses bukan saja sebagai tuan rumah tapi sebagai tokoh yang melakukan diplomasi untuk menjembatai polarisasi antara para peserta, terutama Amerika Serikat dan India, serta negara-negara Amerika Latin. Peran penjembatan ini penting mengingat prinsip single undertaking dalam pertamuan WTO, yaitu bila ada satu negara peserta yang tidak menyetujui kesepakatan, kesepakatan yang hendak diambil tidak bisa disetujui. Akibat perannya, pertemuan itu dapat menghasilkan Paket Bali yang disetujui secara bulat oleh 160 negara anggotanya. Pertemuan itu bukan saja diperkirakan akan mendorong perdagagan antar negara sehingga membangkitkan nilai perdagangan dunia hingga $ 1 triliun namun juga melahirkan kesepakatan-kesepakatan yang menguntungkan negara-negara berkembang, seperti:
·
Diizinkannya negara berkembang untuk
mengenakan tarif sampai 60% (melalui kesepakatan tarif-rate quota) untuk produk
pertanian yang masuk dari luar negeri, terutama negara-negara yang melakukan
subsidi pada produk pertaniannya. Ini memberi perlindungan bagi petani negara
berkembang.Negara maju harus mengurangi subsidi untuk sektor pertaniannya. Ini
juga penting bagi negara berkembang mengingat selama ini negara maju seperti AS
memberikan subsidi sangat besar bagi produk pertaniannya.
·
Negara berkembang diizinkan melakukan
penimbunan dan memberi subsidi pertanian.
7.
Pada Desember 2013, Gita mengeluarkan
kebijakan yang mewajibkan toko modern (etrmasuk di dalamnya minimart,
hypermart, department store, mall) memasarkan produk dalam negeri minimal 80
persen dari jumlah dan jenis barang yang diperdagangkan.
Peraturan ini dikeluarkan untuk memudahkan produsen dalam negeri dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) memperoleh akses sehingga akan meningkatkan penggunaan produk dalam negeri.
Selain itu dalam aturan yang sama ditetapkan bahwa setiap pusat perbelanjaan harus menawarkan ruang usaha untuk pemasaran barang dengan merek dalam negeri.
Juga ditetapkan bahwa jumlah outlet/gerai toko modern yang dimiliki dan dikelola sendiri (company owned outlet) paling banyak hanya 150.
Peraturan ini dikeluarkan untuk memudahkan produsen dalam negeri dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) memperoleh akses sehingga akan meningkatkan penggunaan produk dalam negeri.
Selain itu dalam aturan yang sama ditetapkan bahwa setiap pusat perbelanjaan harus menawarkan ruang usaha untuk pemasaran barang dengan merek dalam negeri.
Juga ditetapkan bahwa jumlah outlet/gerai toko modern yang dimiliki dan dikelola sendiri (company owned outlet) paling banyak hanya 150.
8.
Pada Desember 2013, Gita mengeluarkan
kebijakan yang melarang penjualan minum beralkohol di minimarket yang berlokasi
di daerah pemukiman, di sekitar tempat ibadah, terminal, stasiun, rumah sakit,
gelanggang remaja dan sekolah.
Gita
merupakan pecinta musik
terutama jazz. Gita
mendirikan mendirikan rumah produksi musik bernama Omega Pacific
Production[2].
Album-album yang
diluncurkan lebih banyak bercorak jazz. Ia memproduksi album jazz bagi pianis Nial
Djuliarso, grup jazz Cherokee, dan Bali Lounge I dengan vokalis Tompi. Beberapa lagu
dalam album-album itu dia tulis atau aransemen
sendiri. Selain memproduksi album jazz, Gita mengeluarkan album pop, seperti Tompi, Bali
Lounge II, dan album Dewi Lestari.
Pada
akhir 2009, tepatnya pada Rabu, 11 November, Gita resmi bergabung engan Kabinet Indonesia Bersatu II. Gita
memeroleh jabatan baru yakni sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal
(BKPM). Sebagai Kepala BKPM, Gita bertugas membenahi permasalahan permasalahan
investasi yang ada di Indonesia
Gita
juga merupakan pecinta olahraga golf. Kecintaannya pada golf dia tunjukkan dengan mendirikan
sekolah Ancora Golf untuk mencari
bibit pegolf muda dari Indonesia. Murid-murid Ancora Golf dididik instruktur
dari Singapura untuk dipersiapkan mewakili Indonesia dalam kompetisi internasional.
Biaya hidup murid Ancora juga ditanggung Gita. Gita juga menyiapkan asrama bagi
anak didiknya. Asrama itu bahkan dilengkapi fasilitas seperti televisi plasma, Wi-Fi, dan penyejuk
udara.
Gita
merupakan pendiri Ancora Foundation,
sebuah yayasan yang bergerak dibidang kemanusiaan khususnya pendidikan.
Organisasi berfokus pada donasi pendidikan
untuk pemuda Indonesia. Yayasan ini telah membuat beberapa program beasiswa antara
lain:
·
Ancora Foundation Graduate Fellowship Fund di John F.
Kennedy School of Government, Harvard University
·
Ancora Foundation Graduate Fellowship
Fund di University of Cambridge
·
Ancora Foundation Graduate Fellowship
Fund di University of Oxford
·
Ancora Foundation Scholarship di Universitas Paramadina
·
Ancora Foundation Scholarship di Universitas Multimedia Nusantara
·
The Ancora-Khazanah Scholarship Program
·
The Ancora Scholarship Program di Jawa Barat
Untuk taman kanak-kanak, Ancora
Foundation sudah membangung sekitar 400 taman kanak-kanak
Pada tanggal 14 Desember
2012 Gita resmi
menjabat sebagai Ketua PBSI periode 2012-2016.
Pelantikan tersebut dilaksanakan di kompleks Pelatnas Cipayung, Jakarta, setelah
sebelumnya tertunda cukup lama setelah ia terpilih dalam Munas PBSI di Yogyakarta pada 20-22 September
2012. Ketika Gita diangkat menjadi Ketua PBSI, Indonesia baru saja terkena
skandal memalukan di Olimpade London yang menyebabkan tim nasional
didiskualifikasi karena ketahuan sengaja kalah untuk mencari lawan lebih mudah
di babak berikutnya. Sejak 2007, Indonesia juga tak pernah menang di final
kejuaraan dunia.
Dalam waktu setahun, bulutangkis Indonesia kembali berkibar. Salah satu puncak pretasi pada 2013 adalah ketika dua pasangan Indonesia menyabet dua medali emas di Kejuaraan Dunia di Cina. Apalagi kemenangan itu diraih di kandang Cina, di hadapan ribuan penonton Cina fanatik, sementara Indonesia hanya didukung oleh sekitar 35 penonton.
Gita memang melakukan perombakan di PBSI. Salah satu hal terpenting yang dilakukan GW adalah menempatkan para pemain sebagai pusat perhatian. Dengan tangan dinginnya, Gita berhasil menarik banyak sponsor dan sebagian besar uang yang masuk itu dialirkan untuk meningkatkan kesejahteraan para pemain. Sjeak awal 2013, 83 atlet di pelatnas mendapat individual sponsorship. Penghasilan pemain dan pelatih naik 50-100 persen.
Gita juga melibatkan para bintang bulutangkis senior untuk melatih para calon bintang muda ataupun terlibat dalam struktur kepengurusan PBSI. Dari Tan Joe Hok, Rudy Hartono, Christian Hadinata, Lius Pongoh, sampai Ricky Subagja serta Rexy dan Richard Mainaky kini terlibat dalam pembinaan pemain muda. Ivanna Lie bahkan berhasil diajak terlibat walau bintang legendaris itu pernah menyatakan tak akan mau membantu bulutangkis Indonesia, bertahun-tahun yang lalu.
Gita percaya pada pembinaan sejak kecil. Salah satu sponsor terbesar adalah perusahaan Coca Cola yang berkomitmen menyediakan jutaan raket gratis bagi anak-anak Indonesia agar budaya bulutrangkis kembali tumbuh di masyarakat.
Di bawah Gita, PBSI membangun sekolah atlet di pusat pelatihan di Cipayung. Sekolah ini sengaja didirikan dengan tujuan menjaga agar pendidikan para atlet yang berada di kamp pelatihan tidak terabaikan. Gita tak ingin bahwa para atlet sampai kehilangan kesempatan memperoleh kualitas pendidikan terbaik hanya karena mereka mendedikasikan diri dalam dunia bulutangkis.
Dalam waktu setahun, bulutangkis Indonesia kembali berkibar. Salah satu puncak pretasi pada 2013 adalah ketika dua pasangan Indonesia menyabet dua medali emas di Kejuaraan Dunia di Cina. Apalagi kemenangan itu diraih di kandang Cina, di hadapan ribuan penonton Cina fanatik, sementara Indonesia hanya didukung oleh sekitar 35 penonton.
Gita memang melakukan perombakan di PBSI. Salah satu hal terpenting yang dilakukan GW adalah menempatkan para pemain sebagai pusat perhatian. Dengan tangan dinginnya, Gita berhasil menarik banyak sponsor dan sebagian besar uang yang masuk itu dialirkan untuk meningkatkan kesejahteraan para pemain. Sjeak awal 2013, 83 atlet di pelatnas mendapat individual sponsorship. Penghasilan pemain dan pelatih naik 50-100 persen.
Gita juga melibatkan para bintang bulutangkis senior untuk melatih para calon bintang muda ataupun terlibat dalam struktur kepengurusan PBSI. Dari Tan Joe Hok, Rudy Hartono, Christian Hadinata, Lius Pongoh, sampai Ricky Subagja serta Rexy dan Richard Mainaky kini terlibat dalam pembinaan pemain muda. Ivanna Lie bahkan berhasil diajak terlibat walau bintang legendaris itu pernah menyatakan tak akan mau membantu bulutangkis Indonesia, bertahun-tahun yang lalu.
Gita percaya pada pembinaan sejak kecil. Salah satu sponsor terbesar adalah perusahaan Coca Cola yang berkomitmen menyediakan jutaan raket gratis bagi anak-anak Indonesia agar budaya bulutrangkis kembali tumbuh di masyarakat.
Di bawah Gita, PBSI membangun sekolah atlet di pusat pelatihan di Cipayung. Sekolah ini sengaja didirikan dengan tujuan menjaga agar pendidikan para atlet yang berada di kamp pelatihan tidak terabaikan. Gita tak ingin bahwa para atlet sampai kehilangan kesempatan memperoleh kualitas pendidikan terbaik hanya karena mereka mendedikasikan diri dalam dunia bulutangkis.
Pemikiran
Sebenarnya latar belakang Gita keluar
dari JP Morgan adalah karena ia telah mengetahui lebih dulu mengenai krisis
finansial di AS pada 2007. Ia mengetahui bahwa dampaknya akan mendunia.
Kala itu ia telah berusaha memberi tahu beberapa ekonom dan pemerintah.
Sayang, tidak ada yang peduli. Maka, dari itu, ia mendirikan sebuah perusahaan
yang bergerak di bidang investasi. Perusahaan itulah yang bernama Ancora
Capital. Perusahaan ini ia siapkan untuk membeli saham-saham
perusahaan yang ia perkirakan akan rugi karena krisis keuangan global itu.
Dalam hal investasi, Gita meyakini
bahwa pembangunan
di Indonesia masih memerlukan bantuan keuangan. Indonesia sebagai negara
berkembang, menurut Gita memerlukan investasi
asing (foreign investment)sebagai
penunjang kekuarangan modal (capital) yang terjadi. Gita mengumpamakan
Indonesia adalah sebuah bangunan yang kekurangan dana untuk membuat atapnya.
Maka dari itu, bantuan dari luar
sebaiknya tidak ditanggapi negatif. Dengan sudut pandang positif, bantuan ini
harus diartikan sebagai modal untuk membangun kekuatan ekonomi. Dan kebetulan
pihak luar negeri memiliki sumber bantuan tersebut. Sebenarya seharusnya memang
orang Indonesia sendiri yang mengelola sumber dayanya sendiri, tetapi untuk
periode tertentu bantuan masih dibutuhkan.
Akan tetapi, Gita tetap mengakui bahwa
meminta bantuan dari luar negeri memang dilematisSebagian kalangan menilai
bahwa ini tidak nasionalis dan hanya membahayakan kondisi ekonomi dalam
negeri. Bagi Gita, pandangan itu salah. Bantuan dari luar negeri seharusnya
diartikan sebagai dukungan untuk membangun ekonomi negara bukan menjual negara. Sekali
lagi, ia menegaskan bahwa bantuan itu harus ditanggapi dengan pola pikir (mindset).
3.
Menteri
Koordinator Kesejahteraan Rakyat *
a.
Drs. H.A Muhaimin Iskandar, M.Si
b.
Dr. Ir. Kuntoro Mangkusubroto, MSIE, MSCE
c.
Prof. Dr. Alwi Sihab
d.
..............
1.
Drs. H.A
Muhaimin Iskandar, M.Si
Pendidikan
·
Fisipol UGM Yogyakarta,
1992
·
MAN I Yogyakarta, 1983
·
MTsN Denanyar Jombang, 1980
Karir
·
Staf Pengajar Pondok Pesantren Denanyar
(1980-1983)
·
Sekretaris Lembaga Kajian Islam dan Sosial (LKIS) Yogyakarta (1989)
·
Kepala Litbang Tabloid
Detik (1993)
·
Sekjend DPP PKB (1998-2000)
·
Anggota DPR (1999-2004)
·
Ketua DPP PKB (2000-2005)
·
Wakil Ketua DPR RI (2004-2009)
·
Ketua Umum DPP PKB (2005-2010)
·
Ketua umum Pengurus Besar PMII (1994-1997)
·
Ketua umum PMII Cabang Yogyakarta (1991-1992)
·
Ketua umum PMII Komisariat UGM (1990-1991)
·
Anggota Badan Perwakilan Mahasiswa Fisipol UGM
(1990)
·
Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi (1998-2014)
2.
Dr. Ir.
Kuntoro Mangkusubroto, MSIE, MSCE
Doktor dari Teknik Industri Institut Teknologi Bandung tahun 1982 ini, memeroleh
gelar Master di Stanford University tahun 1977, setelah menyelesaikan
pendidikan Sarjana di Institut Teknologi Bandung tahun 1972.
Minat risetnya di bidang Decision
Analysis and Strategic Negotiation dan bergabung di Kelompok Keahlian
Manajemen Insani dan Kewirausahaan dengan kepakaran/spesialisasi Strategic
Negotiation.
Saat ini, beliau menjadi Kepala Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan
Pengendalian Pembangunan (UKP-PPP).
Referensi :
3.
Prof. Dr.
Alwi Sihab
Penampilan mantan Menko Kesra Kabinet Indonesia Bersatu ini simpatik,
gagah, tenang dan cerdas. Peraih dua gelar doktor ini, juga seorang politisi
yang elegan dan bermartabat. Nahdliyin ini salah seorang ahli Islam pertama
yang duduk dalam Board of Trustee pada Centre for the Study of World Relegions.
Ia sudah teruji menampilkan sosoknya sebagai diplomat andal saat menjabat
Menlu.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mempercayainya menjabat Menko Kesra KIB,
20 Oktober 2004. Setahun kemudian, tepatnya 5 Desember 2005, sehubungan
reshuffle kabinet, dia digantikan Ir Aburizal Bakrie. Alwi kemudian dipercaya
sebagai utusan khusus untuk negara-negara Timur Tengah, termasuk Organisasi
Konferensi Islam.
Nama :
Dr Alwi Abdurrahman
Shihab
Lahir : Rappang, Sulsel, 19 Augustus 1946
Agama : Islam
Jabatan :
= Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Kabinet Indonesia Bersatu
= Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (General Chairman of Nation Awakening Party)- Diberhentikan dengan hormat 26 Oktober 2004
Isteri : Ashraf Shahab, MBA (Jakarta, 14 Juli 1961 – Guru)
Anak:
M. Rizvi Shihab (Student Penn State University, USA)
Samira Shihab (High school, USA)
S. Samy Shihab (Elementary school, Tadika Puri)
Pendidikan Formal :
University of AI-Azhar, Cairo - Mesir (1968)
IAIN Alaudin, Ujung Pandang - Sulsel (1986)
University of Ain Shams, Cairo - Mesir (1990) - Ph.D
Temple University, USA (1992) - M.A
Temple University, USA (1995) - Ph.D
Harvard University: The Center For the Study of Word Religious, USA (1995-1996) Post -Doctorate
Pengalaman Pekerjaan :
1975 -1979 : Presiden Direktur Glass Priangan Factory, Cianjur, Indonesia
1979 -1982 : Presiden Direktur Alfa Contracting Company, Jeddah
1982 -1986 : Presiden Direktur PT. Prima Advera, Jakarta
1982 : Pendiri Yayasan Darul Qur'an, Jakarta
1986 -1990 : Comisaris Eagle Tripelti, Jakarta
1986 : Comisaris PT Dhafco Manunggal Sejati, Jakarta
Pengalaman Akademik:
1985 -1988 : University of Aweroes, Jakarta, Penceramah
1993 -1995 : Temple University Department of Religion, USA, assistant Professor
1994 -1995 : Philadelphia College of Textile & Science (spiritual Development Program), USA - Penceramah
1996 : Harford Seminary , Harford, Connecticut, USA, Professor
1998 : Harvard University - Divinity School, USA, Professor
2002 : Dosen Universitas Islam Kadiri, Kediri, Jawa Timur
2002 : Dosen Pasca Sarjana Universitas Indonesia
Karir Politik:
1999 : Anggota DPR RI
1999 - 2000 : Menteri Luar Negeri Republik Indonesia
2002 - 2005 : Presiden Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)
Keanggotaan :
1988 : Anggota Presidium International Forum Indonesia (IFI), Jakarta
1994 : Anggota Advisory Board of The Religious Consultation on Population Reproductive Health and Ethies, Washington DC
1995 : Anggota International Scholars Annual Trialogue (ISAT), Philadelphia., USA
1996 : Anggota International Connection Committee, American Academy of Religion, Atlanta, Georgia, USA
1998 : Anggota Board of Trustee Harvard Center for the Study of World Religions Cambridge, USA
1998 : Anggota of the Advisory Board, Center for the Study of World Religions Harvard Divinity School, USA
1999 : Bina Bangsa (Nation Building) Foundation - Chairman of the Board, Jakarta
2000 : Patron ICWA ( Indonesian Council of Word Affairs), Jakarta
Penghargaan :
1996 : Penghargaan Akademi dari Pemerintah Mesir
Publikasi / Buku:
Inclusive Islam (Islam Inklusif, 1997)
Muhamadiyah movement and controversy with Christian Mission
(Membendung Arus, 1998)
Sufistic Islam (Islam Sufistik, 2001 )
Teaching Islam in the West (Segera)
Alamat:
JI. Garut No.31 Menteng Jakarta Pusat
dan Jl. Poso, Pasar Minggu, Jakarta Selatan
Lahir : Rappang, Sulsel, 19 Augustus 1946
Agama : Islam
Jabatan :
= Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Kabinet Indonesia Bersatu
= Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (General Chairman of Nation Awakening Party)- Diberhentikan dengan hormat 26 Oktober 2004
Isteri : Ashraf Shahab, MBA (Jakarta, 14 Juli 1961 – Guru)
Anak:
M. Rizvi Shihab (Student Penn State University, USA)
Samira Shihab (High school, USA)
S. Samy Shihab (Elementary school, Tadika Puri)
Pendidikan Formal :
University of AI-Azhar, Cairo - Mesir (1968)
IAIN Alaudin, Ujung Pandang - Sulsel (1986)
University of Ain Shams, Cairo - Mesir (1990) - Ph.D
Temple University, USA (1992) - M.A
Temple University, USA (1995) - Ph.D
Harvard University: The Center For the Study of Word Religious, USA (1995-1996) Post -Doctorate
Pengalaman Pekerjaan :
1975 -1979 : Presiden Direktur Glass Priangan Factory, Cianjur, Indonesia
1979 -1982 : Presiden Direktur Alfa Contracting Company, Jeddah
1982 -1986 : Presiden Direktur PT. Prima Advera, Jakarta
1982 : Pendiri Yayasan Darul Qur'an, Jakarta
1986 -1990 : Comisaris Eagle Tripelti, Jakarta
1986 : Comisaris PT Dhafco Manunggal Sejati, Jakarta
Pengalaman Akademik:
1985 -1988 : University of Aweroes, Jakarta, Penceramah
1993 -1995 : Temple University Department of Religion, USA, assistant Professor
1994 -1995 : Philadelphia College of Textile & Science (spiritual Development Program), USA - Penceramah
1996 : Harford Seminary , Harford, Connecticut, USA, Professor
1998 : Harvard University - Divinity School, USA, Professor
2002 : Dosen Universitas Islam Kadiri, Kediri, Jawa Timur
2002 : Dosen Pasca Sarjana Universitas Indonesia
Karir Politik:
1999 : Anggota DPR RI
1999 - 2000 : Menteri Luar Negeri Republik Indonesia
2002 - 2005 : Presiden Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)
Keanggotaan :
1988 : Anggota Presidium International Forum Indonesia (IFI), Jakarta
1994 : Anggota Advisory Board of The Religious Consultation on Population Reproductive Health and Ethies, Washington DC
1995 : Anggota International Scholars Annual Trialogue (ISAT), Philadelphia., USA
1996 : Anggota International Connection Committee, American Academy of Religion, Atlanta, Georgia, USA
1998 : Anggota Board of Trustee Harvard Center for the Study of World Religions Cambridge, USA
1998 : Anggota of the Advisory Board, Center for the Study of World Religions Harvard Divinity School, USA
1999 : Bina Bangsa (Nation Building) Foundation - Chairman of the Board, Jakarta
2000 : Patron ICWA ( Indonesian Council of Word Affairs), Jakarta
Penghargaan :
1996 : Penghargaan Akademi dari Pemerintah Mesir
Publikasi / Buku:
Inclusive Islam (Islam Inklusif, 1997)
Muhamadiyah movement and controversy with Christian Mission
(Membendung Arus, 1998)
Sufistic Islam (Islam Sufistik, 2001 )
Teaching Islam in the West (Segera)
Alamat:
JI. Garut No.31 Menteng Jakarta Pusat
dan Jl. Poso, Pasar Minggu, Jakarta Selatan
Referensi :
Bersambung : ke sesi 2: Kabinet JOKOWI – JK, Usulan Rakyat
4.
Menteri Dalam Negeri
5.
Menteri Luar Negeri
6.
Menteri Pertahanan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar