Sabtu, 26 Juli 2014

Sesi 2 : Kabinet Jokowi-JK, Usulan Rakyat (2014-2019)



Selamat memilih, tetap tersenyum dan tetap mendukung Jokowi-Jusuf Kalla, untuk Indonesia yang lebih hebat, mandiri, dan bermartabat.
Sesi 2 : Kabinet Jokowi-JK, Usulan Rakyat (2014-2019)
4. Menteri dalam Negeri
            a.  Dr. Abraham Samad, S.H., M.H

            b.  Dr (HC). Agustin Teras Narang, SH
            c.  Prof. Dr. Pratikno, M.Soc.Sc
            d. ...................................
5.  Menteri Luar Negeri
a.  Don K. Marut, Ma, M.Phil
b.  Drs. Makmur Keliat, Ph.D
c.  Dr. Raden Mohmmad Marty Muliana Natalegawa, M.Phil, B.Sc
           d. ...................................
Menteri Pertahanan
a.  Andi Widjajanto, S.Sos., M.Sc
b.  Mayor Jendral (Purn) TB Hasanuddin
c.  Jendral TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu
d.  .........................

4.  Meteri Dalam Negeri
a.      Dr. Abraham Samad, S.H., M.H
Dr. Abraham Samad, S.H., M.H., (lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, 27 November 1966; umur 47 tahun) adalah seorang advokat Indonesia yang menjadi Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2011-2015.
Pendidikan
Abraham Samad meyelesaikan pendidikan Sarjana (Strata 1/S1), Magister (Strata2/S2), dan Doktoral (Strata 3/S3) di bidang hukum di Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin (FH Unhas), Makassar. Gelar Doktor diraihnya pada tahun 2010. Tesisnya mengambil tema tentang pemberantasan korupsi, yaitu mengupas penanganan kasus korupsi di pengadilan negeri dengan pengadilan khusus.
Karier
Sejak tahun 1996, Abraham Samad melakoni profesi sebagai advokat. Kemudian, untuk menunjang profesi yang digelutinya, Abraham Samad medirikan sebuah lembaga swadaya masyarakat yang diberi nama Anti Coruption Committee (ACC). LSM ini bergerak dalam kegiatan pemberantasan korupsi, seperti melakukan kegiatan pembongkaran kasus-kasus korupsi, khususnya di Sulawesi Selatan. Selain itu ACC memiliki tujuan mendorong terciptanya sistem pemerintahan yang baik serta sistem pelayanan publik yang maksimal dengan sasaran pemberantasan korupsi. Abraham Samad duduk sebagai koordinator, selain ia adalah penggagas LSM tersebut.

Seleksi Calon Pimpinan KPK

Seleksi capim KPK 2011 sebenarnya bukanlah hal baru bagi Abraham, karena ia sebelumnya sudah pernah mendaftar sebanyak dua kali. Pada ketiga kalinya inilah Abraham bisa melewati seleksi hingga tingkat akhir (uji kelayakan dan kepatutan oleh DPR). Abraham bersama 8 calon (sebelumnya 10 calon) diajukan oleh Pansel KPK yang diketuai oleh Menkumham Patrialis Akbar dimana Abraham menempati peringkat kelima dari seluruh calon yang diajukan. Abraham merupakan calon pertama yang menjalai uji kelayakan dan kepatutan yang dimulai pada tanggal 21 November 2011

Pada tanggal 3 Desember 2011 melalui voting pemilihan Ketua KPK oleh 56 orang dari unsur pimpinan dan anggota Komisi III asal sembilan fraksi DPR, Abraham mengalahkan Bambang Widjojanto dan Adnan Pandu Praja. Abraham memperoleh 43 suara, Busyro Muqoddas 5 suara, Bambang Widjojanto 4 suara, Zulkarnain 4 suara, sedangkan Adnan 1 suara. Ia dan jajaran pimpinan KPK yang baru saja terpilih, resmi dilantik di Istana Negara oleh Presiden SBY pada tanggal 16 Desember 2011.

Dukungan

Abraham didukung oleh beberapa lembaga, diantaranya:
·           Koalisi Masyarakat Anti-Korupsi;
·           Komisi Pemantau Legislatif (Kopel);
·           Pusat Studi Demokrasi Unhas;
·           Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia-Lembaga Bantuan Hukum (YLBHI-LBH) Makassar;
·           Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Makassar (YLBHM);
·           YLBHP2i;
·           Masyarakat Peduli Pelayanan Publik Sulsel.
·           Clean Governance DPC Lamongan
Referensi :

b.      Dr (HC). Agustin Teras Narang, SH
Nama Lengkap            : Agustin Teras Narang
Agama                         : Kristen
Tempat Lahir               : Banjarmasin, Kalimantan Selatan
Tanggal Lahir              : Rabu, 12 Oktober 1955
Istri                              : Moenartining Narang
Anak                           : Agnesya Munita Narang, Bernika Yustisiana Narang, Alfina Kathlinia Narang
BIOGRAFI
Lahir pada tanggal 12 Oktober 1955, Agustin Teras Narang memulai karirnya di bidang politik segera setelah lulus dari pendidikan tingginya yang diambil di Fakultas Hukum Universitas Kristen Indonesia pada periode 1974-1979. Di awal 1980an, Narang, panggilan khas untuk pria yang lahir di Banjarmasin ini, sudah aktif di berbagai organisasi, baik sosial kemasyarakatan maupun pemerintahan. Tercatat, Teras Narang merupakan anggota aktif dari Lembaga Bantuan Hukum Indonesia dan Perhimpunan Sarjana Hukum Indonesia (PERSAHI). Pada 1988, suami dari Moenartining Narang ini memulai langkah politiknya dengan bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia - Perjuangan.
Beberapa waktu kemudian, Narang sempat dipromosikan sebagai ketua Komisi III DPR RI yang membidangi wilayah hukum dan hak asasi manusia. Tidak lama sesudahnya, karir politik Teras Narang terus meningkat setelah berhasil terpilih sebagai Gubernur Kalimantan Tengah menggantikan Sodjuangan Situmorang. Bersama pasangannya, H. Ahmad Diran, nama Teras Narang terus melambung dalam percaturan politik di Indonesia. Ayah 3 anak ini dikenal sebagai tokoh yang diakui banyak kalangan telah berhasil menerapkan program pemerataan pembangunan, khususnya terkait pengentasan kemiskinan dan pengembangan daerah di Propinsi Kalimantan Tengah.
Namun, pengabdian dan kerja keras seorang Teras Narang tidak hanya mencakup bidang sosial kemasyarakatan di daerah yang dipimpinnya. Alumni Fakultas Hukum Universitas Kristen Indonesia ini juga sudah sejak lama dikenal sebagai tokoh lingkungan yang sangat peduli terhadap kelestarian sumber daya dan alam di sekitar Kalimantan Tengah. Karenanya, tidak mengherankan jika tingginya bakti lingkungan dan kemasyarakatan yang ditunjukkan Teras Narang membuatnya menerima banyak penghargaan dari berbagai kalangan, termasuk pemerintah Indonesia sendiri. Dalam bidang kepemimpinan politik, setidaknya bukti komitmen dan kecakapan kepemimpinan Teras Narang sudah dibuktikan dengan diakuinya Kalimantan Tengah sebagai salah satu propinsi yang paling efektif dalam menerapkan program otonomi daerah, serta Penghargaan Anti-Korupsi yang diterima Narang pada 2007.
PENDIDIKAN
·         Fakultas Hukum Universitas Kristen Indonesia
KARIR
·         Anggota LBH Indonesia
·         Anggota PERSAHI
·         Anggota Komisi II DPR RI
·         Ketua Komisi III DPR RI
·         Gubernur Kalimantan Tengah
PENGHARGAAN
·         Penghargaan Meretas Kemiskinan 2008
·         Lencana Melati Award 2006
·         Penghargaan Anti-Korupsi 2007
·         Wredatama Nugraha Utama Award 2008
·         Penghargaan Gubernur Prospektif 2009
Referensi :

c.       Prof. Dr. Pratikno, M.Soc.Sc
Nama Lengkap : Prof. Dr. Pratikno, M.Soc.Sc, Lahir di Bojonegoro 13 Februari 1962 Kewarganegaraan Indonesia. Mempunyai seorang istri Dra. Ec. Siti Faridah dan 3 orang anak,  Anisa Firdia Hanum, Anisa Firdia Hanum, Gita Nadia Hanum
Biografi
Prof. Pratikno, M.Soc.Sc adalah Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta yang baru saja terpilih pada Maret 2012. Sebelum pemilihannya sebagai rektor, ia dinobatkan menjadi Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM pada tahun 2010. Selama karirnya di dunia akademik, Pratikno banyak melakukan penelitian dalam politik lokal dan jaringan pemerintahan yang merupakan bidang keahliannya. Ia juga beberapa kali menjadi pembicara dalam workshop menjelang pemilu maupun pilkada.

Pratikno lahir di Bojonegoro pada 13 Februari 1962. Ia hijrah ke Yogyakarta untuk menimba ilmu di bidang politik dan pemerintahan di kampus UGM. Melanjutkan pendidikannya di di bidang tersebut, ia kemudian terbang ke negeri Ratu Elizabeth dan mengambil jurusan Development Administration di University of Birmingham, Inggris, hingga mengantongi gelar M.Soc.Sc pada tahun 1991. Tidak berhenti sampai di situ, Pratikno terbang ke Australia untuk mengambil program doktoral di Flinders University of South Australia jurusan Asian Studies.
Suami dari Dra. Ec. Siti Faridah ini bergabung sebagai pengajar di UGM sejak tahun 1986, setahun setelah ia mendapatkan gelar sarjananya. Profesi tersebut masih ia tekuni sampai sekarang. Tahun 2003, ia ditunjuk sebagai direktur Program Pascasarjana Prodi Ilmu Politik Konsentrasi Politik Lokal dan Otonomi Daerah sekaligus Wakil Dekan bidang Akademik FISIP UGM sejak tahun hingga tahun 2004.
Orang nomor satu di UGM ini banyak menulis artikel terkait bidang keahliannya, contohnya artikel yang berjudul "Seandainya Otonomi Tanpa Kerjasama dalam Kompleksitas dan Tawaran Format Kelembagaan" yang dipublikasikan pada 2007 dan "Mimpi Lama Yang Terus Hidup dalam Membangun NKRI dalam Membangun NKRI dari Bumi Tambun Bungai Kalteng" pada tahun yang sama. Beberapa artikelnya juga dimuat di harian setempat.
Dia juga terpilih sebagai moderator debat capres tahun 2009 dan diangkat sebagai tim seleksi anggota KPU dan Bawaslu. Pratikno tinggal di daerah Jaban, Yogyakarta bersama istri dan tiga orang putrinya, yaitu Anisa Firdia Hanum, Hilda Mutia Hanum, dan Gita Nadia Hanum.       
Pendidikan
·         S1 Ilmu Pemerintahan Fisipol UGM (1980-1985)
·         S2 Department of Development Administration University of Birmingham, Inggris (1989-1991)
·         S3 Department of Asian Studies, Flinders University of South Australia (1992-1996)
Karier
·         Rektor UGM (2012-2017)
·         Pengajar di FISIP UGM
·         Moderator debat capres tahun 2009.
·         Direktur dan pengajar di Program Pascasarjana Prodi Ilmu Politik Konsentrasi Politik Lokal dan Otonomi Daerah, UGM (2003-sekarang)
·         Wakil Dekan Bidang Akademik FISIP UGM (2001-2004)
Referensi

5. Menteri Luar Negeri
a.        Don K. Marut, Ma, M.Phil
Nama Lengkap                        : Donatus Klaudius Marut
Tanggal lahir                           : 6 Agustus 1963
Tempat Lahir                           : Flores, NTT, Indonesia
Kebangsaan                             : Indonesia
Status                                      : Menikah, satu anak.

Pendidikan
·         2008 - Present, Ph.D. Studi Penelitian di Sosiologi Gerakan Sosial, National University of Ireland, Maynooth, Irlandia. (Diijinkan untuk Suspensi karena beban kerja 2009-20012 dan akan dilanjutkan dari September 2012).
·         2002, M.Sc. (Master of Science) di Sumber Daya Alam dan Ekonomi Lingkungan, Fakultas Ekonomi, Universitas Chulalongkorn, Thailand.
·         1998, M.Phil. (Master of Philiosphy) di Studi Pembangunan, Universitas Cambridge, Inggris Raya.
·         1996, Kursus Singkat, The Summer Institute Manajemen Pesisir, University of Rhode Island, Amerika Serikat.
·         1990, Doctorandus (Drs.) Cum laude dalam Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
·         1984, BA dalam Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada (lulusan terbaik).

Pengalaman Profesional :
·         April 2006 - Mei 2012: Direktur Eksekutif, INFID (International NGO Forum on Indonesia Development)
·         2003 - Maret 2006: Sekretaris Jenderal, INSIST (Indonesian Society for Social Transformation), yang berbasis di Jogyakarta, Indonesia.
·         2000 - 2003: Koordinator Daerah SEACA (South Komite Asia Timur untuk Advokasi), yang berbasis di Bangkok, Thailand.
·         1984: "Penggunaan Standar Bahasa dan Pengembangan Logic", kertas memenangkan hadiah pertama Lomba Karya Tulis Nasional, Departemen Pendidikan, Jakarta (dalam bahasa Indonesia).
·         1985: "Penerapan Teknologi Tepat Guna untuk Industri di Pedesaan: Kasus di Industri Kecil Complex, Magetan, Jawa Timur", makalah penelitian memenangkan hadiah pertama dari Penulisan Ilmiah Nasional Lomba, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, dan The Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Jakarta (dalam bahasa Indonesia).
·         1990: "teknokrat dan Politik di Rezim Otoriter: Orde Baru Indonesia dan Filipina 'New Society", Doctorandus tesis, Jurusan Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta (dalam Bahasa Indonesia).
·         1990 (dengan Gerard Fitzgerald, MA dan Dr Penelope Schoeffel): "Flores Mini Proyek Tenaga Panas Bumi, Tahap II: Pengkajian Dampak Sosial", Departemen Hubungan Eksternal dan Perdagangan, dan Departemen Penelitian Ilmiah dan Industri (DSIR) Ilmu Sosial, New Zealand. (dalam bahasa Inggris).
·         1994: "Sasi untuk Sustainable Livelihood Rakyat di Maluku", kertas disiapkan untuk Konferensi Para Kolektif Internasional Mendukung Fishworkers, Cebu, Filipina. (dalam bahasa Inggris).
·         1994: "Melindungi Alam Berarti Melindungi Diri Kita", artikel di SAMUDRA, diterbitkan oleh Kolektif Internasional Mendukung Fishworkers, Madras, India (dalam bahasa Inggris); dan diterbitkan di FAO Roma Bulletin.
·         1994 (dengan Dr Mansour Fakih): "Belajar dari Mitra: Oxfam bekerja untuk sebuah Adil Dunia di Indonesia", makalah yang disajikan di Badan Nasional Perencanaan (Bappenas), Jakarta (dalam bahasa Inggris).
·         1995: "Mengintegrasikan Perspektif Gender Revitalisasi Adat Hukum, Pengalaman dari Maluku", kertas untuk masukan untuk kertas kebijakan bekerja dengan masyarakat adat (dalam bahasa Inggris).
·         1996: "Oxfam Bekerja untuk Dunia yang Lebih Baik untuk Anak", makalah yang disampaikan dalam Seminar dan Pelatihan bagi animator dan fasilitator dari LSM yang bekerja dengan anak-anak di Indonesia, yang dilakukan oleh Yayasan Puspa Indah, Jakarta (dalam bahasa Indonesia).
·         1997: "Revitalisasi Pengetahuan Komunal: Dasar Pembangunan Berkelanjutan", makalah yang disampaikan dalam Konferensi Nasional Pembangunan Berkelanjutan: Agenda untuk Tahun 2000, yang dilakukan oleh KONPHALINDO dan Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia, Jakarta (dalam bahasa Indonesia) .
·         1998: "Ekonomi Politik Umum Resources Properti: Pantai Umum Perikanan di Maluku, Indonesia", M.Phil. Skripsi Studi Pembangunan, Universitas Cambridge, Inggris Raya. (dalam bahasa Inggris).
·         1999: "Komunal Hak Kekayaan dan Manajemen Sumber Daya Alam: Politik Ekonomi Perspektif", artikel di Semai (majalah Agribisnis), Jakarta (Edisi Maret).
·         1999: "Good Governance dan Pemberdayaan Masyarakat terhadap Pengembangan Sistem Integritas Nasional", makalah yang disampaikan dalam Diskusi Meja Bundar yang diselenggarakan oleh Biro Nasional Administrasi Negara (LAN), Jakarta (dalam bahasa Indonesia).
·         1999: "Dimensi Desentralisasi: Ekonomi Politik Perspektif", makalah yang disampaikan dalam seminar yang diselenggarakan oleh Universitas Merdeka, Malang (dalam Bahasa Indonesia).
·         1999: "Pengembangan Kelembagaan dan Desentralisasi", makalah yang disampaikan dalam seminar di Universitas Katolik Widya Mandala, Surabaya (dalam Bahasa Indonesia).
·         1999: "Perjanjian tentang Pertanian di WTO dan Its Implikasi untuk Pembangunan Pertanian dan Petani di Indonesia", makalah yang disampaikan dalam Seminar dan Workshop Petani Organisasi, IFOAM Yogyakarta, April 1999 (dalam Bahasa Indonesia).
·         1999: "Pemberdayaan Individu Harus untuk Demokratisasi", artikel yang diterbitkan di Jakarta Post, 13 September 1999 (dalam bahasa Inggris).
·         1999: "Krisis Kelembagaan dan Konflik Sosial di Indonesia: Membangun dari Broken Pieces", makalah yang disampaikan dalam diskusi dengan anggota Himpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), Jakarta (dalam bahasa Indonesia).
·         2000: "Modal Sosial dan Pembangunan Ekonomi Berbasis Masyarakat", makalah yang disajikan dalam Rapat LSM yang diselenggarakan oleh Yayasan Bina Swadaya, Jakarta (dalam bahasa Indonesia).
·         2000: "Hak Kekayaan Intelektual dan Globalisasi: Peluang dan Tantangan untuk Profesional Indonesia", makalah yang disampaikan dalam Diskusi dengan Asosiasi Profesional di Jakarta, yang diselenggarakan oleh Masyarakat profesional untuk Demokrasi (dalam Bahasa Indonesia).
·         2000: "Memperkuat Institusi Lokal dan Desentralisasi", Pasal diterbitkan dalam Journal Wacana, INSIST, Yogyakarta.
·         2000: Kontributor untuk Mengubah Kebijakan Publik: Panduan Advokasi (Yogyakarta, INSIST Press), sebuah buku yang ditulis bersama-sama dengan tim di Institut for Social Transformation (INSIST) dalam Bahasa Indonesia.
·         2000: "Mempromosikan Perdamaian dengan Memberdayakan Manusia: Penguatan Masyarakat Sipil", artikel yang diterbitkan di CIIR News, London.
·         2001: "Pengentasan Kemiskinan: Peran Masyarakat Sipil", makalah yang disampaikan dalam Konferensi Internasional Dignity International, Bangkok, Thailand.
·         2002: "Hak Asasi Manusia dan Pembangunan: siapa Resources, siapa Kekayaan - Kemampuan Pendekatan", kertas pengantar disajikan dalam Konferensi Asia Pacific Youth Jaringan Pendidikan Hak Asasi Manusia, UNESCO, Bangkok, Thailand.
·         2003: "Kemampuan Pendekatan dan Penanggulangan Kemiskinan", Concept Paper untuk REMDEC, Co Jakarta.
·         2004: "Sasi dan Petuanan: Hak Milik Dan Manajemen Sumberdaya Alam di Maluku", sebuah artikel di PM Laksono dan Roem Topatimasang, eds, Ken Sa Fak:. Pengalaman Rekonsiliasi I Kepulauan Kei, Insist Press, Yogyakarta.
·         2005: "Pemetaan Konflik Sosial di Indonesia", kuliah umum di Sekolah Pascasarjana Ilmu Sosial, Universitas McGill, Montreal, Kanada.
·         2005: "Globalisasi dan Konflik antara Masyarakat Miskin di Indonesia", paper keynote speech di Konferensi Para GroenLinks Partij, Groningen, Belanda.
·         2005: Partisipatif Penelitian Tindakan: Penelitian Pemberdayaan (Yogyakarta, Insist Press).
·         2005: "Jaringan Bangunan untuk Konsolidasi Demokrasi di Indonesia", Kuliah di Demokrasi, Pusat Studi Asia Tenggara, Universitas Gadjah Mada.
·         2006: "Hutang Sah dan Pembangunan di Indonesia", presentasi di Asia-Eropa Peoples 'Forum, Helsinki, Finlandia.
·         2007: "Pemerintah, LSM lokal dan Lembaga Kepemilikan Demokrat di Indonesia", makalah yang disampaikan dalam acara workshop Ahli tentang Kepemilikan dalam Praktek, OECD, Paris.
·         2008: "Bantuan adalah Power: Tantangan bagi OMS dan Kepemilikan Demokrat", makalah yang diterbitkan dalam Realitas Aid 2008, Manila, Filipina.
·         2008: "Kepemilikan Demokrat dan Peran OMS dalam Efektivitas Bantuan", makalah yang disajikan di Utara - Selatan Hubungan OMS, Ottawa, Kanada.
·         2008: "Fiskalisme Militer di Indonesia: Bahasa Dari Otoritarianisme Ke neoliberalisme" (Militer Fiscalism di Indonesia: dari otoriter ke Neoliberalisme), makalah yang disampaikan dalam konferensi ELSAM di "The Tyranny of Capital", Jakarta.
·         2009: "Krisis Ekonomi Global dan Respon Global OMS", keynote speech di LSM Jaringan Eropa untuk Utang dan Pembangunan (Eurodad), Barcelona.
·         2011: "Menuju Inklusif Pertumbuhan dan Kesetaraan", presentasi dalam pembukaan Debat Sidang CONCORD Conference (European Regional LSM ​​Platform), Brussels, Belgia.
·         2011: "Peningkatan Kapasitas LSM di Mengubah Konteks Global", Makalah disampaikan dalam Seminar "Global Governance dan Kaitan Isu Transnasional: Advokasi, Kemitraan dan Aliansi Global"; Dewan Urusan Kebudayaan, Lembaga Studi Nasional, Republik Cina (Taiwan) Centenary Foundation dan Institut China dan Studi Asia-Pasifik (NSYSU), Taipei
·         2011: "Pengembangan Kapasitas untuk Efektivitas Pembangunan: Belajar dari Masa Lalu untuk Masa Depan yang Lebih Baik di Kerjasama Pembangunan", makalah yang disajikan di Asia Pasifik Lokakarya Pengembangan Kapasitas untuk Efektivitas Pembangunan, UNDP & Asian Development Bank dan OECD-DAC, Bangkok, Thailand, Agustus 2011.
·         2011: "Bisakah Indonesia Lakukan Tanpa Bantuan Asing?" Jakarta Post, 1 Desember 2011.
·          2011: Dapatkah Indonesia Keluar dari Bantuan ?, buku yang diterbitkan oleh INFID, didistribusikan di Forum Tingkat Tinggi di Bantuan untuk Efektivitas Pembangunan, OECD-DAC, Busan, Korea.
·         2011: "Pengembangan Kapasitas dan Efektivitas Pembangunan: OMS Perspektif", disajikan dalam Lokakarya Tematik Pengembangan Kapasitas di Keempat High Level Forum on Aid for Development Effectiveness, membahas makalah yang disampaikan oleh Co-Chair dari 4 Forum Tingkat Tinggi, OECD -DAC, Busan, Korea.

Pelatihan Spesialis :
·           1991: Participatory Rural Appraisal, Madurai, Tamil nadhu, India.
·           1992: Workshop dan Pelatihan Masyarakat Penanggulangan Bencana Berbasis, New Delhi, India.
·           1993: Training of Trainers di Marine Manajemen Sumber Daya, Kepulauan Kei, Maluku.
·           1994: Pelatihan Gender, Hanoi, Vietnam.
·           1996: Dive Training, Ambon.
·           1996: Pesisir Pelatihan Manajemen Sumber Daya, The Summer Institute Manajemen Pesisir, University of Rhode Island, Amerika Serikat.
·           1996: Workshop Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat, Phnom Penh, Kamboja.
·           1996: Intensif Kursus Bahasa Inggris untuk Keperluan Akademik, The British Council, Jakarta.
·           2000: Membangun Konsensus Pelatihan, Ateneo de Manila University, Manila, Filipina.

Referensi :

b.        Drs. Makmur Keliat, Ph.D
Reperensi :

c.         Dr. Raden Mohmmad Marty Muliana Natalegawa, M.Phil, B.Sc
Raden Mohammad Marty Muliana Natalegawa, lahir di Bandung, 22 Maret 1963. Hobby main Golf, kewarganegaraan Indonesia.
Marty menikah dengan wanita asal Thailand bernama Sranya Bamrungphong, dikaruniai tiga orang anak : Raden Siti Annisa Nadia Natalegawa, Raden Mohammad Anantha Prasetya Natalegawa, Raden Mohammad Andreyka Ariif Natalegawa
biografi
·           Dr. Raden Mohammad Marty Muliana Natalegawa, M.Phil, B.Sc biasa dipanggil dengan sebutan Marty, salah satu tokoh indonesia yang berkecimpung di bidang politik luar negeri.
·           Marty saat ini menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Republik Indonesia yang ke 17. Marty dilahirkan di Bandung, Jawa Barat pada tanggal 22 Maret 1963.
·           Sejak kecil Marty menempuh pendidikannya di luar negeri mulai dari SMP hingga mendapatkan gelar doktornya.
·           Dari latar belakang pendidikan yang keseluruhan dari luar negeri dan pengetahuan dia dalam mengenal dunia International sejak usia 9 tahun  menghantarkan Marty untuk menjabat sebagai Duta Besar Luar Negeri dan di Kementrian Luar Negeri.
·           Marty mengawali karirnya di Departemen Luar Negeri sejak tahun 1986, beliau pernah menduduki jabatan sebagai Wakil Tetap Republik Indonesia untuk Inggris dan Irlandia di tahun 2005-2007. lalu untuk PBB di Amerika mulai dari tahun 2007-2009.
·           Marty menjabat dan dilantik sebagai Menteri Luar Negeri pada Kabinet Indonesia Bersatu II sejak tanggal 22 Oktober 2009

Pendidikan
·         Doctor oh Philosophy in International Relations, Australian National  University, 1993.
·         Master of Philosophy in International Relations, Corpus Christi  College, Cambridge University, 1985.
·         BSc, Homour, in International Relations, London School of Economics  and Political Science, University of London, 1984.
·         SMA, Concord College, Inggris, 1981.
·         SMP, Ellesmere College, Inggris, 1978.
·         SMP, Singapore International School, Singapura, 1974.
·         SD, Kris Jakarta, 1974.
Karier
·           Menteri Luar Negeri RI (2009-2014)
·           Wakil Tetap RI untuk PBB, sejak 2007
·           Duta Besar RI untuk Inggris, 2005-2007
·           Ketua Komite Khusus PBB untuk Dekolonisasi periode 2008
·           Wakil Tetap Republik Indonesia (RI) untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa  (PBB) sejak 2007
·           Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Indonesia untuk Inggris,  2005-2007
·           Direktur Jenderal Kerjasama ASEAN/Juru Bicara Deplu, 2003-2005
·           Kepala Biro Administrasi/Juru Bicara Deplu, 2002-2004
·           Direktur Organisasi Internasional, Deplu, 2001-2002
·           Kepala Subdirektorat Organisasi Internasional, 2000-2001
·           Kepala Bidang Politik II, Perwakilan Tetap RI pada PBB, New York,  1997-1999
·           Staf/Kasubbid Politik II PTRI New York, 1994-1997
·           Staf Badan Litbang, 1986-1990
Referensi:

6. Menteri Pertahanan
a.        Andi Widjajanto, S.Sos., M.Sc
Dari wajahnya, Andi Widjajanto, masih nampak muda. Kemungkinan masih 40-an tahun. Tidak satupun media yang menulis tentang profilnya, khususnya yang terkait dengan data pribadi. Mungkin karena latar-belakangnya yang merupakan pakar/ahli Kajian Strategis Intelijen dari Universitas Indonesia, sehingga pria yang nota-bene putra dari (Alm) Mayjen TNI Theo Syafei ini tidak banyak mengumbar biodata.

Penampilannya kalem, tidak meledak-ledak, dan perawakannya sedang. Tapi bobot pembicaraannya tidak berukuran sedang. Setiap berbicara, pria berkacamata ini selalu berkualitas dan berisi. Struktur bahasanya tertata rapi meski dalam spontanitas yang tinggi, kajiannya begitu mendalam – tentang apapun, meski basic keilmuannya adalah Strategic Studies – khususnya terkait dunia intelejen dan pertahanan.

Andi Widjajanto, S.Sos., M.Sc Dosen tetap pada FISIP di Universitas Indonesia itu memiliki hubungan sangat dekat dengan PDIP, sedekat hubungan ayahnya (Theo Syafei) dengan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri. Andi, demikian biasa dipanggil, juga memiliki pengaruh kuat di lingkungan internal partai pengusung pasangan capres Joko Widodo – Jusuf Kalla. Bahkan Marcus Mietzner, peneliti tentang Indonesia dari Australian National University (ANU) menyebut Andi Widjajanto sebagai salah satu figur dan pemikir penting ( di hadapan Megawati) pada pemenangan Jokowi – JK. Banyak konsep kampanye hingga debat capres Jokowi yang merupakan pemikiran orisinil Andi Widjajanto. Kapasitas Andi jauh berlipat-lipat melebihi kapasitas capres yang didukungnya.

Andi Widjajanto memiliki latar-belakang pendidikan yang luas, mulai dari FISIP jurusan HI di Universitas Indonesia lulus 1996, kemudian juga mendapat gelar sarjana dari School of Oriental dan African Studies Universy of London. Mendapatkan Master of Sciences dari London School of Economics, sekaligus juga dapat master of sciences dari Industrial College of Armed Forces, Washington DC – USA pada 2003. Begitu piawainya Andi Widjajanto dalam berdiskusi tentang pertahanan terkait programe capres Jokowi, sampai-sampai Tantowi Yahya (jubir pemenangan pasangan capres Prabowo – Hatta) – pada sesi debat tim sukses capres di TV One-, menyebut Andi layak masuk kabinet Prabowo – Hatta, karena dinilai memiliki kapasitas yang mumpuni. “Kabinet Prabowo – Hatta akan diisi oleh orang-orang berkualitas tanpa melihat latar-belakakng politiknya. Bahkan orang sekapasitas Andi Wijayanto bisa saja diangkat menjadi menterinya pak Prabowo, sepanjang maksudnya untuk kekuatan pemerintahan dan kebaikan Indonesia ke depan,” kata Tantowi. Pernyataan Tantowi ini seolah menunjukkan kedewasaannya dalam berpolitik. membuktikan bahwa Tim Prabowo tidak su’udhzon dalam melihat lawan politik, fair dalam menilai, dan tidak segan mengakui bagian mana yang benar dari lawan politik, bahkan berulang-kali mengakui - beberapa hal yang telah dijalani secara tepat dan benar oleh Pemerintahan SBY.

Meski Andi Widjajanto nampak lebih memahami secara lebih detil pengetahuan tentang wawasan pertahanan – pada sesi debat tim sukses di TV One, namun Tantowi Yahya terkesan lebih matang dan bijak, meski juga cukup menguasai materi diskusi dan strategi berkomunikasi. Andi Widjajanto adalah ‘darah segar’ bagi PDIP ke depan. Tidak banyak figur di partai bergambar moncong putih sapi itu - yang memiliki kapasitas selevel Andi. Dia cerdas, spontan, komunikatif, dan berbobot dalam setiap tampil sebagai juru bicara tim pemenangan pasangan capres Jokowi – JK, khususnya terkait pertahanan dan alutsista. Maka itu wajar saja jika pada rumor drfat kabinet Jokowi – JK nama Andi dimasukkan sebagai pejabat Menhan.

Kepiawaian Andi bukan hanya menunjukkan background akademisnya yang bagus, tapi juga mengindikasikan memiliki pengalaman yang luas di bidang terkait ilmu yang ditekuninya. Misalnya Andi pernah tercatat sebagai Koordinator di Gerakan Non Blok Study Center. Juga aktif sebgai peneliti di jurusan HI – FISIP UI. Andi juga tercatat sebagai Dewan Editor pada jurnal politik internasional Global. Pernah juga bekerja sebagai Managing Director di PACIVIS, Center for Global Civil Society Studies Universitas Indonesia hingga jabatan Direktur Eksekutif pada PACIVIS dan Direktur Ekonomi Pertahanan di Institut Pertahanan dan Studi Keamanan - UI.

Widjajanto juga memiliki beberapa keterlibatan komunitas epistemik, misalnya pada 2000 lalu Andi adalah anggota Delegasi Indonesia dalam "ASEAN plus Three Forum Pemimpin Muda '" untuk menyajikan sebuah makalah akademis "The Positif Perdamaian untuk Asia Timur". Pada tahun 2001 ia menjadi anggota Delegasi Indonesia dalam "1st Majelis Rakyat ASEAN" untuk menciptakan jaringan antar organisasi masyarakat sipil ASEAN. Pada 2001 juga menjadi anggota Delegasi Indonesia dalam "4th ASEAN University Jaringan Forum" untuk menyajikan sebuah makalah akademis "Pembentukan Komunitas Keamanan ASEAN". Pada tahun 2002 ia menjadi anggota dari Task Force, yang diselenggarakan oleh Science Institute (LIPI) Indonesia, di bawah kerjasama dengan Military College of Indonesia (SESKO TNI) untuk meninjau Doctrin Militer Indonesia.

Andi juga menjadi anggota Task Force yang diselenggarakan oleh Studi Pemerintah Daerah (LOGOS), di bawah kerjasama dengan Angkatan Bersenjata Teritorial Kepala Staf (Kaster TNI) untuk memodifikasi Komando Teritorial di Indonesia selama tahun 2001-2002. Andi juga tercatat sebagai anggota National Security Task Force, yang diselenggarakan oleh Pro Patria untuk merumuskan Polri Bill, Bill Pertahanan, Angkatan Bersenjata Bill, dan Strategic Defense Review selama 2001-2002. Selama tahun-tahun itu juga, Widjajanto menjadi seorang peneliti di Institut Penelitian Untuk Demokrasi dan Perdamaian (RIDEP) guna menganalisis dan publisharticles pada dinamika keamanan saat ini di Asia Tenggara. Andi kemudian kembali menjadi anggota dari Kelompok Kerja Indonesia untuk Reformasi Sektor Keamanan, yang diselenggarakan oleh Pro Patria untuk meninjau Strategi Keamanan Nasional Indonesia tahun 2003-2006. Selama 2005-2006 ia menjadi anggota pada Kelompok Kerja Indonesia di Militer Restrukturisasi Bisnis, diselenggarakan oleh Indonesia Institute. untuk merumuskan rekomendasi kebijakan untuk restrukturisasi bisnis militer di Indonesia.

Andi juga menjadi Koordinator proyek dan Fasilitator Kelompok Kerja Indonesia untuk Reformasi Intelijen, yang diselenggarakan oleh PACIVIS selama 2005-2006 terkait rumusan RUU Intelijen Nasional. Pernah juga menjadi dosen di SESKO TNI (Staf Militer dan Komando Tinggi) untuk melakukan postur pertahanan dan Strategis Kepemimpinan Modul. Pada tahun 2006, Mr Widjajanto menjadi anggota Tim Penelitian "Sistem Pertahanan Nasional Project" yang diselenggarakan oleh Badan Pembinaan Hukum Nasional, DEPARTEMEN Hukum Dan Perundang-Undangan untuk meninjau Sistem Pertahanan Nasional Indonesia. Pada tahun itu juga, ia menjadi anggota Delegasi Indonesia dalam "ke-3 Malaysia-Indonesia Colluqioum", yang diselenggarakan oleh ISIS-Malaysia dan CSIS-Jakarta, Kuala Lumpur, Malaysia, 17-20 Juli 2006. Juga merumuskan rekomendasi kebijakan pada peningkatan Indonesia- hubungan bilateral Malaysia.

Andi menjadi anggota Kelompok Kerja Indonesia untuk Reformasi Sektor Keamanan, yang diselenggarakan oleh Pro Patria untuk merumuskan RUU Keamanan Nasional selama 2006-2007. Selama tahun-tahun ia menjadi anggota dari DoD Task Force for Strategic Defense Review 2006-2007 untuk merumuskan Strategic Defense Review 2007. Pada tahun 2007 ia menjadi anggota dari Tim Penelitian "Politik Kebijakan Keamanan Nasional" yang diselenggarakan oleh Badan Pembinaan Hukum Nasional, DEPARTEMEN Hukum Dan Perundang-Undangan untuk merumuskan rekomendasi kebijakan untuk membangun sistem keamanan nasional Indonesia; dosen di Sekolah Strategi Perang Semesta, SESKOAD (Angkatan Darat Sekolah Staf dan Komando) untuk mengkoordinasikan aa kuliah tentang Modul postur pertahanan Indonesia; dan anggota DoD Task Force for Defense White Paper 2007 untuk merumuskan Defense White Paper di Indonesia 2007. Pada 2008 Andi menjadi anggota pada Kelompok Kerja Indonesia di Militer Restrukturisasi Bisnis, diselenggarakan oleh Indonesia Institute untuk merumuskan rekomendasi kebijakan untuk restrukturisasi bisnis militer di Indonesia; dan kemudi panitia Seminar Nasional Sistem Pertahanan Nasional Abad 21, yang diselenggarakan oleh SESKOAD, TNI-AD untuk merumuskan rekomendasi kebijakan sistem pertahanan nasional untuk abad ke-21. Purnawirawan Jenderal Kudeta SBY Gunakan DRI? DRI = Dewan Revolusi Islam Purnawirawan Jenderal Kudeta SBY Gunakan DRI? Isu penggulingan pemerintahan SBY sebenarnya berpusat dari penyataan terbuka mantan KSAD Jenderal TNI Purn Tyasno Sudarto. Dia kecewa terhadap performa SBY yang sudah keluar dari sapta marga, sumpah prajurit, membuka faham neoliberal masuk, hingga membiarkan tindakan kekerasan terhadap Ahmadiyah. Tyasno juga dituding ada di balik layar kasus kekerasan yang dilakukan kelompok Islam garis keras, dan merestui lahirnya Dewan Revolusi Islam (DRI) seperti dirilis media Aljazeera.

Namun sejauh ini, belum ada bantahan dari Tyasno terkait tudingan-tudingan tersebut. Pengamat intelijen Andi Wijayanto mengatakan ada tiga skenario untuk melengserkan SBY. Pertama, kudeta militer. Namun isu purnawirawan jenderal akan melakukan kudeta terhadap pemerintahan SBY-Boediono sangat kecil kemungkinan terjadi. "Untuk melakukan kudeta harus dibutuhkan pasukan setingkat batalion yang dipimpin oleh kolonel. Dalam hal ini tidak ada purnawirawan jenderal yang memiliki akses untuk menggerakkan pasukan aktif. Saat ini Indonesia tidak seperti Libya yang terjadi pecah kekuatan di militer antara yang pro dan kontra-Khadafi," jelasnya kepada okezone, Kamis (24/3/2011). Selain itu, kata Andi, SBY cukup berhasil membangun soliditas di kalangan militer karena selektif dalam melakukan konsolidasi. Kedua, kudeta politik. Yakni, melalui proses pemakzulan atau impeachment melalui lembaga legislator. cara ini lagi-lagi para purnawirawan jenderal yang kecewa terhadap SBY tidak punya akses ke politik formal. Ketiga, upaya impeachment sistematis dengan cara menimbulkan ketidakpercayaan publik terhadap pemerintah. Hal itu dilakukan dengan menunjukkan ketidakmampuan pemerintah dalam menangani konflik komunal, teror bom, dan lainnya. "Saat ini memang terjadi upaya untuk menimbulkan ketidakpercayaan terhadap pemerintah. Tapi saya tidak melihat ada upaya sistematis di sini. Baru secara beruntun yang melemahkan pemerintah. Ada rusuh Cikeusik, Temanggung, heboh Wikileaks, sampai, teror bom buku," papar Andi. Dia menambahkan, gerakan pelemahan ini masih bersifat sporadis. Belum tampak ada individu atau kelompok yang mendalangi semua peristiwa tersebut. Mengenai dugaan para purnawirawan jenderal berada di balik pendirian DRI yang siap menggantikan pemerintahan SBY-Boediono, Andi juga melihat masih terlalu jauh. "Kalau mereka tetap memegang sumpah prajurit, sapta marga, maka kecil kemungkinannya lakukan kudeta. Militer akan mempertahankan Indonesia tetap dalam bingkai NKRI dan Pancasila," imbuhnya. Terkait isu kudeta ini, Menko Polhukam Djoko Suyanto pun menanggapinya datar. "Ya, aya aya wae lah, kita kan sudah mengembangkan demokrasi. Tahapan demokrasi sudah ditentukan dan itu diatur oleh undang-undang, kesepakatan kita dalam meneruskan tahapan demokrasi dengan DPR melalui platform politik." Senada disampaikan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro.“Tidak pernah ada laporan yang masuk bahwa ada perencanaan kudeta,” katanya. Purnomo juga membantah adanya anggapan bahwa Presiden SBY terlalu lemah dan terlalu reformis sehingga layak dikudeta. “Itu tidak betul. Karena dalam menghadapi proses demokratisasi seperti ini ‘kan harus melihat jernih semua permasalahan. Tidak bisa digegabah begitu saja,” katanya. Anggota Komisi Pertahanan DPR, Salim Mengga juga meragukan kabar rencana penggulingan SBY oleh sejumlah purnawirawan TNI. Purnawirawan berpangkat Mayjen ini bahkan menyebut penggulingan SBY hanya dongeng belaka. "Saya pikir di zaman sekarang ini purnawirawan lakukan kudeta hanya dongeng," ujar Salim. (ram) Adu Argumen Tantowi Yahya vs Andi Widjajanto Bicara Debat Capres Isu Politik Internasional

Referensi :

b.        Mayor Jendral (Purn) TB Hasanuddin
Sebagai anggota DPR dari partai oposisi PDIP, Mayjen purn TB Hasanuddin dikenal kritis, terutama dalam isu-isu militer. Dia memang lama berkecimpung di TNI dengan berbagai macam posisi penting. Kritiknya tak segan menyinggung lingkaran dekat kekuasaan. Seperti pada isu Mayor (Inf) Agus Harimurti Yudhoyono yang makin sering tampil di hadapan publik, kritik muncul dari TB Hasanuddin. Dia mempertanyakan apakah izin untuk bicara ke publik oleh para atasannya sesuai aturan di lingkungan TNI? Atau hanya khusus untuk Agus saja izin itu?. Kritik lain dia sampaikan dalam beberapa kesempatan terpisah.
Banyak yang mengenal TB Hasanuddin sebagai mantan Sekmil pada era Presiden Megawati Soekarnoputri, meski sesungguhnya dia pernah menjadi Ajudan Presiden BJ Habibie.

Referensi :

c.         Jendral TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu
Jenderal TNI (Purn.) Ryamizard Ryacudu lahir di Palembang, Sumatera Selatan, 21 April 1950, adalah mantan perwira tinggi militer TNI AD yang pernah menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat dari tahun 2002 hingga 2005. Ryamizard adalah menantu dari mantan Wakil Presiden, Try Sutrisno, ia dikenal sebagai jenderal lurus dan tegas. Kariernya mulai cemerlang setelah dia memangku jabatan Pangdam V Brawijaya, yang kemudian diteruskan menjadi Pangdam Jaya.
Kemampuannya merangkul semua unsur TNI saat apel siaga di Lapangan Monas yang melibatkan unsur TNI AL dan TNI AU Juli 2001 menarik KSAD untuk menunjuknya sebagai Wakil KSAD dan kemudian mengantikan Endriartono Sutarto sebagai KSAD.

 

Karier militer

·           Komandan Peleton Kodam XII/Tanjung Pura (15 November 1976)
·           Komandan Kompi Pelajar, Komando Pendidikan (Dodik), Kodam XII/Tanjung Pura
·           Komandan Kompi Secaba, Dodik, Kodam XII/Tanjungpura (28 Desember 1977)
·           Komandan Batalyon infanteri 641 dan 642, Kodam XII/Tanjungpura (22 Juli 1980)
·           Kepala Seksi-2/Operasi Yonif 641 (18 Januari 1982)
·           Kepala Seksi Operasi Brigif Linud 17 Kujang I (1 Januari 1987)
·           Wakil Komandan Yonif Linud 305/Tengkorak (1 Juli 1988)
·           Komandan Yonif Linud 305/Tengkorak (1 Juni 1990)
·           Kepala Staf Brigif Linud 17/Kujang I Kostrad
·           Komandan Brigif Linud 17/Kujang I Kostrad (1 Juni 1994)
·           Asisten Operasi Kodam VII/Wirabuana (1 April 1995)
·           Komandan Kontingen Garuda XII-B ke Kamboja (1992)
·           Komandan Sektor 5 Barat, dipercaya oleh pasukan PBB di Kamboja (UNTAC)
·           Komandan Komando resort militer 044/Garuda Dempo, Kodam II/Sriwijaya (1 September 1995)
·           Kepala Staf Divif 2/Kostrad (1 Agustus 1996)
·           Kepala Staf Kodam II/Sriwijaya, merangkap sebagai Wakil Ketua Tim Pengamanan Hutan Terpadu (15 Juli 1997)
·           Panglima Divif 2/Kostrad (15 Maret 1998)
·           Kepala Staf Kostrad (15 Juni 1998)
·           Pangdam V/Brawijaya (14 Januari 1999–4 November 1999)
·           Pangdam Jaya/Jayakarta (4 November 1999–1 Agustus 2000)
·           Pangkostrad (1 Agustus 2000–4 Juni 2002)
·           Kepala Staf Angkatan Darat (4 Juni 2002–5 Februari 2005)

 

Referensi :

Bersambung ke sesi 3 : Kabinet Jokowi-JK usulan Rakyat (2014-2019)
7.      Menteri Hukum dan HAM
8.      Menteri Keuangan
9.      Menteri ESDM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar